"Gibraan.. Gibraaan.." panggil Adara.
"Apaa? Apaaa?" Tiru Gibran.
"Ayok kantin!" Adara menarik lengan Gibran. Namun Gibran tetap tak bangun.
"Ayook!" Adara kembali menarik tangan Gibran. Tapi Gibran tetap pada pendiriiannya.
"Gue masih ada tugas,"
"Udah nanti lanjutnya.. yang lain pasti udah ada di kantin. ayoook!" Adara tetap menarik tangan Gibran.
"Nggak Adara.."
"Aaa ayok!" Kesal Adara.
"Kan bisa sendiri. Udah hafal jalannya kan?"
"Iiihh gak mau.. Lo harus ikut!"
Adara kembali menarik lengan Gibran. Hingga akhirnya, Gibran pun pasrah. Memilih mengikuti kemauan Adara.
Adara menarik lengan Gibran menuju kantin. Sedangkan Gibran hanya pasrah.
Benar dugaan Adara. Teman - temannya sudah ada di kantin.
Ia menarik Gibran menuju teman - temannya.
Saat sampai, ia duduk dekat Naura. Sedangkan Gibran di dekatnya.
"Tumben lu gak jemput kita? Itu juga, kenapa Gibran ditarik?" Tanya Naura.
"Itu Adara pengen ke kantin. Tapi gue harus ikut." Jawab Gibran.
"Nggak ya! Gue gak pernah ya bilang gitu!" Ketus Adara.
"Terus kenapa lo tarik - tarik gue kalau bukan gue harus ikut?"
"Ya- kan gue sama siapa jadinya?" Gugup Adara.
"Udah - udah, kalian mau makan apa?" Tanya Vio.
"Mie ayam minumnya air putih dingin," jawab Adara.
"Kalau lo Gib?" Tanya Vio.
"Samain," jawab Adara.
*****
"ADARAA!"
"IYA MAA.."
"Udah siap?" Tanya Salma.
"Udah," jawab Adara.
"Cantik kamu!" Puji Salma.
"Maa, Adara ganti aja ya.." ucap Adara.
"Loh kenapa?" Tanya Salma.
"Dingin maa.."
"Yasudah sana.. tapi yang cantik 'ya?" Ucap Salma.
"Iya ma,"
*****
"Nah cantik.." puji Salma lagi.
"Udah ayo! Udah ditungguin!" Ucap Fatir.
"Iya,"
*****
Taman yang cantik, lengkap dengan lampu kelap - kelip. Di ujung sana, terdapat tempat duduk untuk 2 orang. Namun di sana tak ada lampu. Serta, tampak sepi."Dah sampe pa?" Tanya Adara. Ia melirik Fatir yang ada di depan.
"Udah. Sudah sana masuk duluan." Ucap Fatir.
"Tapi pa, takut.. gak ada orang di sana.." takut Adara.
"Udah sana!" Kesal Rasya. Ia membukakan adiknya itu pintu mobil.
"Iya - iya," Adara keluar, lalu menutup pintu mobil kembali. Adara melangkah dengan takut.
Saat sampai di ujung, Adara membalikkan tubuhnya ke kanan, dan ke kiri. Saat ia kembali menghadap depan, di sana terlihat seperti ada seseorang berjalan ke arahnya. Dengan sesuatu di tangannya, di atasnya, terdapat seperti sedikit cahaya, lebih tepatnya api.
Saat hampir dekat, Adara berjalan mundur. Ia takut dengan seseorang yang ada di depannya.
Tiba - tiba, lampu di sana menyala. Menampilkan seseorang yang ada di depannya.
"Happy Birthday Ara.." ucap Gibran. Seseorang tersebut adalah Gibran, dengan kue yang ia bawa.
"Aaa, makasih.."
"Tiup lilinnya dong.." ucap Rasya yang tiba - tiba sudah ada di belakangnya dengan orangtuanya.
Adara meniup lilin tersebut.
"Ada kejutan buat kamu.." ucap Fatir.
Gibran meletakkan kue tersebut di bangku taman.
"Gibran, atau lebih tepatnya, Gibran Gemaning, adalah sahabat kamu Giban, yang ada di bandung." Jelas Fatir.
"Hah?" Kaget Adara.
"Ini beneran?" Tanya Adara tak percaya.
Fatir mengangguk sebagai jawaban.
"AAA.." teriak Adara.
Adara memeluk Gibran dengan erat. Gibran pun membalasnya.
Setelahnya, Mila serta Miko datang dari belakang.
"Gue kangen..." lirih Adara.
Hiks.. hiks..
Terdengar isak tangis dari sana.
Rasya, Salma, Fatir, Mila dan Miko, yang mengerti pun meninggalkan mereka. Memilih menunggu agak jauh dari sana.
"Hey, kok nangis?" Gibran mengelus punggung Adara yang bergetar.
"Udah lama gak ketemu..." Adara semakin memper - erat pelukannya.
"Kok baru bilang sekarang?" Tanya Adara lirih.
"Aku juga baru tau Ara..."
Gibran melepaskan pelukan hangat tersebut. Dapat ia lihat, wajah cantik Adara dengan sisa air matanya.
"Kenapa jadi cengeng sih.." ia menghapus air mata Adara yang masih berjatuhan. Mengapa sekarang Adara menjadi cengeng?
Adara tak menjawab, ia kembali memeluk Gibran, erat.
"Udah ayo makan kuenya dong.." ucap Gibran. Adara memang manja padanya dari dulu.
"Iya.." Adara melepaskan pelukannya.
"Ayo makan kuenya dulu.." ucap Gibran.
Ia dan Adara duduk di bangku taman. Saling menyuapi kue ulang tahun Adara. Sesekali mereka bercanda.
Kalian mungkin bertanya, dimana orangtua mereka serta Rasya?
Mereka pergi ke cafe yang memang mereka rencanakan. Meninggalkan sepasang sahabat tersebut disana.
*****
Tok tok tok...
"Iya sebentar," ucap Salma.
"Eh Gibran.. cari Adara 'ya?" Tanya Salma.
"Iya, Adaranya udah siap?" Tanya Gibran.
"Udah, ayo masuk.."
"Nggak usah, Gibran tunggu sini aja.."
"Yasudah sebentar ya," Salma berlalu masuk.
Setelah beberapa menit, Adara pun keluar, disusul dengan Rasya di belakang.
"Pagi Giban.."
"Pagi Ara.."
"Ayo berangkat!" Ia menarik tangan Adara, meninggalkan Rasya di sana.
"Dah ketemu, gue nya gak di lirik sedikitpun.. dasar bucin!" Rasya menaiki motornya, lalu melesat ke sekolah.
***
Target 16 vote komen 4Sedikit pemberitahuan!
Kemungkinan, 2 hari ke depan tidak update.Jangan lupa vote dan komen!
Jangan jadi pembaca gelap ya!
Jangan lupa follow juga!
Sampai jumpa di bab selanjutnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Hate Relationship (GIDARA) [End]
Teen FictionAdara Putri Dirgantara, adik dari Rasya Putra Dirgantara. Sifatnya yang bar - bar kadang membuat abangnya kesal. "PAGI SEMUANYA!" Teriak Adara. "Dek, bisa gak sih jangan teriak sekali aja?" "Enggak" "Kalau kamu gini terus gimana bisa ada orang yang...