KABAR DARI JAKARTA

82 45 8
                                        

Sudah berjalan dua bulan untuk laki-laki berahang tegas itu memimpin kegiatan bela diri di sekolahnya, semua berjalan dengan lancar sampai hari tragedi itu pun tiba.


Saat Arjuna masih ada di dalam kelasnya, teman sekelasnya yang dari luar pun memberi tahunya bahwa ada panggilan dari kantor Guru untuknya.

Arjuna pun dengan santai berjalan menuju ruangan Guru tersebut. Sesampainya di sana ada panggilan telepon untuknya.

‘’Ada panggilan telepon untukmu’’ ucap Bu Jeklin yang memegang telepon tersebut.

‘’Baik Bu’’ jawab Arjuna sembari merima telepon yang diberikan Bu Jeklin.

‘’Halo Nak, ini Ibumu’’ terdengar suara dari sambungan telepon tersebut.

‘’Kenapa Ibu menelpon pihak sekolah?’’

‘’Kakek mu’’ ucap Ibunya dengan suara lirih.

‘’Kakek?’’ tanya Arjuna sekali lagi pada Ibunya.

‘’Kakek mu sudah meninggal, Ibu baru saja mendapat telepon dari Bibi mu yang ada di Jakarta’’

Setelah mendengar ucapan Ibunya itu Arjuna berdiri diam membisu bak seorang patung dangan raut wajah yang terkejut dan marah menjadi satu. Dia melepaskan telepon tersebut yang semula ada di telingannya.

Lalu dia berlari dengan terburu-buru ke luar dari ruangan tersebut.

Sambungan telepon yang masih terdengar suara, membuat Bu Jeklin mengambil telepon tersebut.

‘’Halo’’ ucap Bu Jeklin

‘’Halo Bu, di mana Arjuna mengapa tidak ada suaranya’’ tanya Ibunya yang masih ada di sambungan telepon.

‘’Anak itu baru saja berlari keluar dari ruangan ini Bu, apakah ada masalah?’’ tanya Bu Jeklin untuk memastikan.

‘’Kami baru mendapat kabar, Kakek Arjuna yang berada di Jakarta hari ini meninggal, jika Arjuna ingin kembali pulang ke rumah mohon untuk memberinya izin Bu’’ jawab Ibu Arjuna

‘’Kami dari pihak sekolah turut berduka cita atas meninggalnya Kakek Arjuna Bu, kami akan memberi izin Arjuna untuk kembali ke rumah lebih awal hari ini’’

‘’Baik Bu, terima kasih untuk semuanya saya akan menutup teleponnya’’

‘’Iya Bu’’ ucap Bu Jeklin sambil menutup telepon dan meletakkan telepon tersebut pada tempat seperti semula.

‘’Siapa yang menelpon?’’

‘’Apakah ada masalah?’’

‘’Mengapa Arjuna tadi langsung berlari keluar’’

Seperti itu lah pertanyaan beberapa Guru yang ada di ruangan itu.

‘’Kakeknya yang berada di Jakarta meninggal, itu sebabnya dia langsung berlari seperti tadi’’ ucap Bu Jeklin

‘’Wah benarkah, kasihan sekali’’ sambung Guru yang ada di sebelahnya.

Arjuna langsung bergegas keluar setelah mendapat kabar bahwa Ayah kandung Ibunya yaitu Kakek kesayangannya itu telah meninggal dunia, Dia langsung mengambil motornya yang ada di parkiran sekolah dan segera pulang ke rumah.

Lalu bel ganti jam pelajaran telah berbunyi, dan Bu Jeklin memasuki ruangan kelas Arjuna.

‘’Siang anak-anak, Ibu baru saja mendapatkan kabar bahwa Kakek Arjuna yang berada di Jakarta telah meninggal dunia, kami dari pihak sekolah turut berduka cita’’

‘’Kasihan sekali’’

‘’Kami semua juga turut berduka cita’’ Ucap teman-teman Arjuna.

‘’Di mana Arjuna sekarang Bu?’’ tanya Abim

‘’Saat mendapat kabar tadi, dia memutuskan untuk pulang ke rumah lebih awal, tolong nanti kamu bawakan tas Arjuna, dia tidak sempat membawanya tadi karena terburu-buru’’ tutur Bu Jeklin

‘’Bu Jeklin tenang saja’’ jawab Abim

Saat sampai di rumah Arjuna langsung membuka pintu dan memanggil Ibunya.

‘’Bu…Bu… Ibu di mana?’’

Ibunya yang mendengar suara Arjuna dari dalam kamarnya pun menjawab.

‘’Ibu di sini Nak’’ ucapnya sambil berkemas memasukan beberapa barang ke dalam tas.

‘’Ibu sudah berkemas?’’ tanya Arjuna sambil memegang tangan dan menatap kedua bola mata Ibunya dengan tatapan yang sangat dalam.

‘’Iya, kamu segera berkemaslah, kita berangkat ke Jakarta sekarang’’ jawab Ibunya sambil mengusap air matanya yang baru saja jatuh membasahi pipinya.

‘’Ibu baik-baik saja?’’ tanya Arjuna sambil mengusap air mata Ibunya yang terus menetes tanpa henti.

‘’Iya, Ibu baik-baik saja’’ jawab Ibunya sambil memegang kembali tangan Putranya itu untuk meyakinkan bahwa dia benar baik-baik saja.

‘’Ibu tenang saja, ada Arjuna di sini yang selalu ada untuk Ibu’’ tutur Arjuna sambil memeluk Ibunya dengan dekapan hangat.

‘’Sudahlah ayo cepat berkemaslah, sudah banyak saudara yang menunggu kita’’ jawab Ibunya membalas pelukan Putranya tersebut.

Lalu Arjuna pergi dan segera berkemas di kamarnya, setelah selesai berkemas, taksi yang sudah dipesan Ibunya sudah ada di depan rumahnya untuk mengantarkannya ke stasiun Kereta Api.

Arjuna dan Ibunya berjalan menuju taksi tersebut dan membuka pintu mobil taksi itu.

‘’Benar dengan Ibu Wulan Sari?’’ tanya supir taksi tersebut.

‘’Benar Pak, saya sendiri’’ jawab Ibu Arjuna sambil memasuki taksi tersebut dan duduk di kursi belakang bersama Arjuna.

‘’Baik saya akan antarkan ke tempat tujuan’’

‘’Tolong sedikit lebih cepat Pak, tapi hati- hati juga’’ sahut Arjuna

‘’Baik’’ jawab supir taksi tersebut.

Sesampainya di stasiun, mereka langsung bergegas untuk masuk ke dalam gerbong kereta yang sudah dipesan Ibunya lewat online tadi.

Mereka duduk di kursi sesuai pesanan mereka. Saat kereta sudah berangkat dan melaju sesuai kecepatan tak lama kemudian Arjuna mulai mengantuk dan tertidur.

Sekitar tiga puluh menit mereka sudah sampai di Jakarta dan Ibunya membangunkan Arjuna yang masih tertidur pulas.

‘’Hei Nak, kita sudah sampai’’ ucap Ibunya sambil memegang pundak Putranya itu.

Arjuna langsung membuka matanya dan mereka bergegas turun. Sudah ada saudaranya yang menjemput di stasiun.

Lalu mereka segera menuju ke rumah duka. Sesampainya di rumah duka beberapa kerabat menyambut Arjuna dan Ibunya dengan raut wajah yang terlihat kesedihan yang mendalam, mata mereka sangat sembab karena tangisan.

Arjuna dan Ibunya langsung menghampiri Neneknya yang menangis di sebelah jenazah Kakeknya. Setelah kedatangan Arjuna dan Ibunya itu mereka semua langsung segera menyiapkan proses pemakaman dan mengantarkan Kakeknya ke tempat peristirahatan terakhirnya.

Setelah semua sudah selesai mereka kembali ke rumah Neneknya, dan beristirahat.

Sebenarnya ada Tante Ayu Maulida dan Putranya yang tinggal Bersama Kakek dan Nenek Arjuna selama ini. Tante Ayu adalah Adik dari Ibu Arjuna.























*Thanks For Reading guys💗
Maaf ya jika masih ada salah-salah kata dan tanda baca di dalam penulisan.
Tungguin Bab selanjutnya ya!
See you
Love
Eti @septiaa.faja

HELIANTHUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang