Hari ini adalah hari di mana Arjuna resmi menjadi bagian dari SMA PRAMBODYA.
Di hari pertamanya pindah dia datang bersama Nakula dengan mengendarai motor masing-masing.
Saat ingin berjalan ke ruang Guru, dia dan Nakula melewati sebuah ruangan yang di atas pintunya terpampang tulisan ‘Ruang Tari’.
Ada beberapa anak yang sedang menari tradisional dengan alunan musik daerah. Dia melihat dari jendela, pandangannya sama sekali tak teralihkan memandang gadis berkulit putih, cantik dengan rambutnya yang terurai dan poni di dahinya yang sedang menari dengan gerakan yang sangat luwes.
Nakula yang terus berjalan pun tiba-tiba menyadari bahwa saudaranya itu tidak ada di sampingnya, seketika Nakula menoleh ke belakang dan melihat Arjuna yang sedang melihat dari jendela beberapa siswi yang sedang menari itu,
Nakula pun mengahampiri saudaranya itu.
‘’Lihat apa sampai nggak kedip tu mata’’ tanya Nakula pada saudaranya itu.
‘’Gadis yang menari paling depan ’’ ucap Arjuna tidak sadar.
Mendengar ucapan Arjuna, Nakula langsung menoleh dari arah jendela melihat gadis yang disebutkan Arjuna itu.
"Andina’’
‘’Andina?’’ ucap Arjuna yang masih saja memandang dengan lekat Andina dari kaca jendela.
‘’Andina Helianthus Gainsha, orang bilang dia pilar di SMA ini’’ Jawab Nakula
‘’Gadis yang cantik’’ ucap Arjuna sambil tersenyum.
‘’Ayo kita harus ke ruang Guru sekarang’’ ucap Nakula sambil menarik tangan Arjuna.
‘’Lepasin sekarang nggak’’ jawab Arjuna berusaha melepaskan tangan Nakula yang menariknya tadi.
Setelah dari ruang Guru, Arjuna datang ke kelasnya bersama Pak Selamet, dia memasuki kelasnya dan Pak Selamet berkata.
‘’Selamat pagi anak-anak’’ ucap Pak Selamet menyapa anak-anak yang ada di kelas tersebut.
‘’Memangnya ini masih pagi Pak?’’ jawab Arjuna yang berdiri disamping Pak Selamet dengan cengengesan.
Mendengar itu pun teman-temannya pun juga tertawa dan membuat suasana bising di kelas tersebut.
‘’Sudah-sudah diam kalian semua, hari ini kita kedatangan teman baru dari Bandung, ayo perkenalkan dirimu’’ ucap Pak Selamet sambil menoleh ke arah Arjuna dengan pakaian yang masih berantakan seperti saat dia masih sekolah di Bandung.
‘’Halo teman-teman baru, saya Arjuna murid pindahan dari Bandung semoga kita bisa akur ya’’ sapa Arjuna dengan keramahannya.
‘’Halo Arjuna’’
‘’Dia ganteng ya’’
‘’Kenapa dia pindah saat kelas dua belas, apa dia siswa yang bermasalah?’’
Seperti itu lah ocehan teman-temannya di kelas itu saat pertama kali melihat laki-laki yang memiliki rahang tegas dengan belahan di dagunya itu.
‘’Kamu duduk di bangku kosong itu dan jangan lupa rapikan bajumu itu’’ ucap Pak Selamet sambil menunjuk ke arah tempat duduk yang berada di pojok belakang.
‘’Baik Pak’’ jawab Arjuna sambil berjalan menuju tempat duduknya.
Saat Arjuna izin untuk ke toilet sekolah, dia dari kejahuan melihat Andina yang kesusahan membawa tumpukan buku di tangannya, lalu Arjuna menghampirinya dan mengambil setengah buku dari tumpukan buku di tangan Andina, seketika wajah Andina yang sebelumnya tertutup tumpukan buku tersebut terkejut melihat Arjuna yang tiba-tiba ada di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELIANTHUS
Teen FictionSepenggal kisah dari dua insan remaja yang memulai cerita cinta mereka di bangku SMA. Kisah tentang Arjuna Xaduan Elgard seorang murid baru yang awalnya adalah ketua anggota geng motor yang sedang mengejar gadis yang membuatnya jatuh cinta pada pand...