Sesampainya di rumah, terlihat Ayah Andina yang sedang berkebun di halaman seperti biasa, Andina langsung menghampiri Ayahnya dan berkata.
''Ayah'' ucap Andina dari arah kejahuan dan langsung berlari menuju Ayahnya.
''Tuan Putri Ayah sudah pulang, bagaimana apakah menyenangkan menginap di rumah Hanrita?'' tanya sang Ayah sambil memeluk Tuan Putrinya itu.
''Andina senang Yah di sana, seperti biasa Bunda Hanrita masakin banyak makanan enak buat Andina'' jawab Andina sambil melepaskan pelukan Ayahnya.
''Benarkah?''
Andina mengangguk, lalu Andina menunjukkan apa yang sudah dibelinya tadi sebelum pulang ke rumah.
''Tebak apa yang Andina bawa'' ucapnya sambil menunjukkan sesuatu yang ada di tangannya.
''Hmmm haruskah Ayah menebaknya''
''Harus''
''Ayah menyerah saja, sekarang kamu harus cepat memberitahu Ayah''
''Ayah nggak seru'' ucap Andina dengan mengerutkan bibirnya.
''Baiklah Ayah akan mencoba menebaknya'' ucap Ayahnya sambil memegang kedua pundak Putrinya itu untuk meyakinkannya.
''Jadi apa tebakan Ayah?''
''Nasi padang'' tebakan pertama Ayahnya.
''Ih bukan, coba tebak lagi''
''Mie ayam kesukaan mu mungkin'' tebakan kedua Ayahnya.
''Bukan Yah, ini bukan makanan''
''Lalu apa, Ayah sudah tidak bisa menebaknya lagi''
''Oke Andina bakal ngasih tau''
"Cepat buka, Ayah tidak sabar melihatnya'' Ucap Ayahnya dengan penasaran.
''Tadaaaaaaa, biji bunga matahari, Andina membelinya spesial untuk Ayah''
''Wahhh, mari kita taburkan saja biji itu bersama'' jawab Surya Atmojo.
Lalu mereka menabur-naburkan biji itu di kebun kecil mereka yang ada di halaman rumahnya, ada berbagai jenis bunga yang ada di kebun kecil tersebut, karena Ayah Andina yang sangat suka menanam bunga. Dan itu juga membuat Andina mempunyai hobi yang sama yaitu menanam bunga.
''Tumbuh dengan indah ya kalian'' ucap gadis berponi itu.
''Biji bunga matahari ini mengigatkan Ayah kepada mendiang Ibumu, Ibumu sangat menyukai bunga matahari, karena bentuknya bak matahari asli yang selalu menerangi bumi, dia memberitahui Ayah jika kelak dia mempunyai seorang Putri dia ingin Putrinya tumbuh seperti bunga matahari, yang mempunyai seribu manfaat untuk semua orang dan selalu menerangi siapapun yang membutuhkan sinarnya maka dari itu kami menyematkan Helianthus dalam namamu, Helianthus nama latin dari bunga matahari''
Tetesan air mata hampir keluar dari mata Andina setelah mendengar ucapan Ayahnya.
Tetapi setelah melirik ke arah Ayahnya yang terdiam dan melamun setelah mengucapkan kata-kata tersebut membuat Andina langsung mengusap matanya dia sangat khawatir dan mencoba menghibur Ayahnya.
''Benar Ibu bilang seperti itu Yah?'' tanya Andina dengan senyuman yang seakan menunjukkan dia baik-baik saja.
Ayahnya tetap terdiam di tempat seperti tidak mendengarkan apa yang Andina ucapkan, sampai Andina menepuk dengan halus punggung Ayahnya sambil menatap dengan tatapan paling dalam ke Ayahnya, baru Ayahnya sadar setelah ditepuk halus punggungnya oleh Putrinya itu.
''Maaf Ayah jadi melamun'' ucap Ayahnya sambil membalas tatapan dalam Putrinya itu.
''Ayah baik-baik aja?'' tanya Andina
''Ya Ayah baik-baik saja'' jawab Ayahnya sambil memegang punggung tangan Andina.
Lalu Andina juga meletakkan tangannya di atas tangan Ayahnya, seperti mengisyaratkan bahwa semua akan baik-baik saja.
Setelah mereka menyelesaikan menaburkan biji matahari itu, mereka langsung masuk ke dalam rumahnya.
*Thanks For Reading guys💖
Maaf jika masih ada salah-salah kata dan tanda baca dalam penulisan
Tunggu bab selanjutnya ya!
Love
Eti @septiaa.faja🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
HELIANTHUS
Fiksi RemajaSepenggal kisah dari dua insan remaja yang memulai cerita cinta mereka di bangku SMA. Kisah tentang Arjuna Xaduan Elgard seorang murid baru yang awalnya adalah ketua anggota geng motor yang sedang mengejar gadis yang membuatnya jatuh cinta pada pand...