WARNING 21+!!!
__________
Kedatangan Raisa benar-benar disambut hangat oleh keluarga besar Nayaka. Eyang Putri dan Eyang Kakung sampai terbangun dan menemui Raisa karena ini adalah kali pertama Raisa datang setelah menikah dengan Nayaka. Si mullet Nagata yang kebetulan ada di mansion pun ikut menyambut dengan riang.
"Tambah cantik aja kamu, Nduk," kata Eyang Putri setelah duduk di sebelah Raisa dan mengelus surai cucu menantunya itu. "Sama Mas Naya, bahagia, kan?"
"Bahagia, Eyang," jawab Raisa dengan menahan sesak. "Rai boleh peluk Eyang?"
Eyang Putri menatap keluarga besar yang masing-masing duduk di sofa. Ketika mendapat sinyal anggukan dari Nayaka, wanita sepuh itu membuka kedua tangan dan menyambut Raisa yang kemudian menangis tersedu-sedu di pelukannya.
Keluarga Dierja tidak mungkin tidak tahu skandal apa yang dialami Sasongko. Pradipta Dierja, Ayah Nayaka sudah menerima informasi terkait Kalala dari seluruh rekan dan orang-orang suruhannya. Belum lagi relasi Eyang Kakung yang masing-masing langsung melapor, apalagi si mullet Nagata yang tahu-tahu sudah diberi fakta oleh ajudannya.
"Mbak Raisa kalo begini kasihan juga, ya?" bisik Nagata kepada Nayaka yang duduk di sebelahnya. "Padahal waktu itu marahin aku."
"Kamu dimarahin?" Nayaka menautkan alis.
Dengan cepat, Nagata mengangguk. "Aku diteriakin, Mas. Dia jengkel pas tau aku mau manfaatin Agnia."
"Kamu juga salah," jawab Nayaka. "Harusnya sebelum ngasih tau konteks rencananya, kamu bilang kalo kamu udah ngincer Agni dari lama."
"Aku mau bilang sehabis nyeritain rencananya, Mas. Tapi keburu Mbak Raisa ngamuk," cetus Nagata. "Cuma dia yang berani ngamuk ke aku kayak gitu loh, Mas. Tapi ada Eyang Putri sama Mama yang juga suka ngamuk, sih."
"Tenang. Aku udah jelasin semuanya ke dia," kata Nayaka. "Awalnya sempet diem-dieman juga karena Rai ngiranya saya persis kamu, manfaatin pernikahan."
Nagata menahan tawa, nyaris nyemprot jika tidak melihat Arini yang memelototinya. "Mas, Mama melototin aku."
"Kamunya hadap depan," jawab Nayaka lalu memerhatikan Raisa yang pipinya diusap oleh Eyang Putri.
Mama Arini menatap Nayaka. "Mas Naya, ajak Raisa istirahat."
****
Jika kalian pikir begitu sampai kamar, Raisa istirahat, kalian salah besar. Faktanya, Raisa malah ciuman dengan Nayaka dengan posisinya duduk di atas meja, sementara Nayaka berdiri di hadapannya dengan tubuh yang sedikit membungkuk.
Merasa bahwa Raisa kehabisan napas, Nayaka melepas pagutannya. Ia menatap Raisa yang memeluk lehernya dengan kaki yang mengait di pinggangnya.
"Istirahat, sudah jam dua belas," kata Nayaka dengan menyunggar rambut Raisa. "Besok masih mau di sini aja? Nagata ada di rumah, jadi dia bisa nemenin kamu ngobrol. Iya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nayaka
General FictionAwalnya, yang paling tidak minat dengan seks adalah Raisa. Tetapi, begitu tahu nikmatnya berhubungan ranjang, gejala hypernya mendadak muncul. Hingga menyebabkan seorang Nayaka, sang pejabat negara, dengan sukarela mengikuti alur yang dijalankan ole...