Kalala marah besar begitu mengetahui bahwa Raisa yang akan menikah dengan Nayaka. Ia menatap kecewa kedua orang tuanya yang sedang duduk berdampingan di sofa ruang tamu, sementara Raisa lesehan di bawah karena tadi sedang mengajari Sabrina matematika."Nayaka biar sama aku aja, Ma. Perjodohan ini diperuntukkan untuk siapa aja asal keturunan Sasongko, kan?" kata Kalala setelah emosinya reda. Dia ini tipikal perempuan kuat yang seemosi apapun, setersakiti sampai gimanapun, tidak pernah yang namanya menangis.
"Kakak, untuk perjodohan kali ini cuma dikhususkan buat Raisa," jawab Ela dengan sendu.
Kalala tersenyum sinis. "Nayaka buat Raisa, bahkan karier di Perfilman Negara juga? Aku kebagian apa, Ma, Pa? Padahal aku anak pertama loh."
"Kamu menggantikan Papa untuk mengelola restaurant," jawab Handi. "Skill kamu, kan, ada dimakanan."
"Nggak," tolak Kalala dengan nada tenang. "Aku pegang karier perfilman, atau aku yang nikah sama Nayaka. Papa pilih mana?"
"Kalala, please dengerin Papa," kata Handi dengan nada melembut.
Ini yang membuat Raisa iri. Ketika bersama Kalala, Handi selalu melembut, melunak, seolah-olah Kalala adalah barang paling berharga. Sementara kalau dengan Raisa, Handi memperlihatkan sisi lainnya yang kasar. Handi suka menekan, mengekang dan memaksa. Dan itulah kenapa Raisa jarang mengemukakan pendapatnya, karena Handi selalu menyetopnya seolah-olah ungkapannya adalah hal yang tak berharga.
"Aku kurang ngalah apalagi, sih, Pa?" tanya Kalala dengan menepuk pelan dadanya. "Dari awal aku udah cerita ke Mama kalo aku suka Nayaka. Dan Mama bilang bakalan usahain biar Nayaka mau dijodohin sama aku. Tapi apa? Raisa lagi Raisa lagi."
Raisa menunduk. Ia tak menjawab karena jika di posisi Kalala, ia juga pasti akan protes sedemikian rupa.
"Oke fine, kamu ambil Perfilman Negara," putus Handi membuat Ela menatapnya tajam.
"Mas!" Ela menegur. "Jangan ambil keputusan sepihak, ini di luar konteks pembicaraan kita asal kamu tau!"
"Ini yang terbaik untuk kedamaian anak-anak kita, Ela," jawab Handi.
"Tapi kesepakatan awal itu ngga gini, Mas. Kamu juga harus mikir gimana kedepannya," kata Ela yang kini khawatir bukan main.
"Nanti bisa aku diskusikan lagi, La. Kamu tenang aja." Handi menatap Kalala. "Sudah, deal? Kamu dapat karier, Raisa dapat Nayaka. Bisa?"
"Satu lagi," kata Kalala. "Cucu pertama keluarga Sasongko harus dari aku."
"Iya," jawab Raisa.
*****
Raisa duduk di sebelah Argani, sementara Nayaka di sofa single. Nayaka sejujurnya kesal saat istrinya lebih memilih duduk di samping adiknya. Tapi apalah daya dirinya yang masih dibenci habis-habisan oleh Raisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nayaka
General FictionAwalnya, yang paling tidak minat dengan seks adalah Raisa. Tetapi, begitu tahu nikmatnya berhubungan ranjang, gejala hypernya mendadak muncul. Hingga menyebabkan seorang Nayaka, sang pejabat negara, dengan sukarela mengikuti alur yang dijalankan ole...