22. Sama-sama Menerima

8.8K 383 3
                                    

Permintaan Kalala sebelum ia benar-benar di penjara adalah memohon kepada Handi dan Ela untuk menganggap anaknya nanti sebagai cucu pertama Keluarga Sasongko

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Permintaan Kalala sebelum ia benar-benar di penjara adalah memohon kepada Handi dan Ela untuk menganggap anaknya nanti sebagai cucu pertama Keluarga Sasongko. Handi mengiakan dan mengajukan keringanan untuk putrinya agar menjalani hukuman paling tidak satu bulan setelah melahirkan. Keringanan pun disetujui oleh badan hukum.

Handi juga meminta maaf kepada Nayaka sebagai rekan kerja, bukan mertua, terkait dengan ia yang ingkar janji. Sekujur tubuhnya berhasil dibuat merinding oleh pembalasan Nayaka yang benar-benar cara Dierja sekali, sangat sadis!

Nayaka dengan senang hati memaafkan. Ia bahkan mengajak Raisa untuk berkunjung dan menyapa Kalala yang saat ini sedang berjemur di halaman belakang, ditemani oleh Sabrina. Berbicara soal Kalala, suami wanita itu yang sekarang menjadi mantan suami sudah anteng di dalam penjara sejak satu minggu yang lalu, padahal kandungan sang buah hati mereka sudah memasuki bulan keenam. Berbeda dengan Raisa yang baru memasuki bulan kelima.

Raisa dan Kalala hanya berbicara seadanya saja, selepas berbicara pun Kalala langsung masuk, meninggalkan Raisa yang sekarang sedang ditemani Sabrina karena Nayaka sedang bicara empat mata dengan Handi di ruang kerja.

"Enak ngga, Kak?" tanya Sabrina kepada Raisa yang sedang duduk di hadapannya.

Raisa mengernyit. "Apanya yang enak?"

"Itu, hamil."

"Nggak," jawab Raisa apa adanya.

"Terus kenapa mau dihamilin kalo ngga enak?" Sabrina kebingungan.

"Orang-orang bilangnya sih ini kodrat perempuan." Raisa mengunyah anggur hijau yang memang disediakan Ela.

"Kalo aku ngga mau hamil, berarti ngga boleh, ya?"

Raisa diam sebentar. Tidak mungkin ia tidak tahu apa penderitaan Sabrina dari kecil sampai sekarang. Tidak jauh-jauh dari korban patriarki, persis sepertinya.

"Boleh." Raisa menjawab santai.

Sabrina membinarkan mata. "Serius, Kak???"

"Iya, serius. Lagian keluarga Sasongko punya dua cucu udah cukup."

"Tapi nanti dimarahin Ayah nggak?" tanya Sabrina dengan raut berubah masam.

"Dimarahin doang ngga bikin mati," cetus Raisa lalu memasukkan anggur ke mulut Sabrina. "Nih, anggur."

Sabrina menerimanya lalu tertawa. "Kakak semenjak hamil kok jadi kelihatan makin berandal, ya?"

Raisa mengelus pelan perutnya. "Kayaknya keponakanmu ini calon berandal deh, Dek."

"Heh, ngomongnya!" Sabrina berseru kaget membuat Raisa tertawa renyah. "Cucu pertama Keluarga Dierja masa berandal, sih, Kak?"

"Kenapa enggak?" Raisa menautkan alis. "Biar ada variasi gitu loh."

NayakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang