Sandyaka Bratasena Dierja, anak dari Nayaka dan Raisa.
Bayi yang sudah bisa membawa kepalanya sendiri itu melawan kericuhan Maminya yang heboh perkara photo studio yang dipotret langsung oleh Sanu.
"Pak Beni ketawa-ketawa dong biar anak saya juga ketawa!" kata Raisa kepada Beni yang duduk di sofa studio.
Nayaka keluar dari ruang ganti dengan memakai setelan kantoran, sementara Raisa mengenakan long dress merah, lalu Sandya dipakaian kaos merah dengan celana pendek hitam yang mana terlihat gemas.
"Pokoknya kamu senyumnya yang ikhlas, ya, Nay," kata Raisa kepada Nayaka yang kini berdiri di sebelahnya.
"Saya mama pernah ngga ikhlas kalau sama kamu, Rai?" tanya Nayaka.
"Iya tapi ini harus lebih ikhlas lagi," jawab Raisa kemudian menatap Beni. "Pak Beni ketawa dong, Pak! Biar Sandya juga ketawa!"
"Ketawa, Pak. Nurut noh sama ndoro ayu," sahut Sanu sembari menata kamera.
Mau tak mau, Pak Beni ketawa-ketawa di sebelah Sanu membuat Sandya ikut tertawa. Saat itu juga Nayaka merangkul pinggang istrinya dan tersenyum ke arah kamera, begitu juga dengan Raisa yang sedang menggendong Sandya di depan.
"Lagi, San, lagi!" seru Raisa.
"Iya, Mba. Gue ngga bakal berhenti kalo belum lo suruh," jawab Sanu.
Atas arahan Raisa, Nayaka berdiri di belakangnya dengan kedua tangan yang memeluk lehernya dari belakang dengan dagunya yang bersandar di atas kepalanya.
"Pak Beni tolong, ya," kata Nayaka membuat Pak Beni seketika ketawa-ketawa lagi agar Sandya tertawa.
Pose ketiga adalah candid. Di mana Sandya dijunjung tinggi oleh Nayaka dengan Raisa yang tertawa memerhatikan.
Kemudian Nayaka memeluk Raisa menggunakan satu tangan, sementara Sandya disangga menggunakan satu tangannya yang lain.
"Pak Beni, tolong pangku Sandya sebentar," kata Raisa dengan mendudukkan Sandya di pangkuan Pak Beni lalu kembali kepada Nayaka yang masih menunggunya untuk melakukan sesi foto selanjutnya.
"Ini kok kayak foto prewedding, ya?" ujar Sanu ketika Nayaka dan Raisa saling hadap dengan Nayaka yang memeluk pinggang Raisa, kemudian Raisa memegang dada bidang pria itu.
Lalu pose kedua adalah Nayaka yang menggendong Raisa ala brydal.
Dan yang ketiga, yang paling hot adalah mereka berciuman membuat Pak Beni menutupi mata Sandya dan Sanu yang memotret sambil misuh-misuh.
"Ciuman yang bagus, Raisa," bisik Nayaka begitu selesai difoto. "Kelihatannya di rumah nanti dilanjut juga ngga masalah, kan?"
"Bego!" sebal Raisa dengan menabok pelan bahu pria itu.
"Apa salahnya? Saya sudah KB," balas Nayaka.
"Bacot, Nay. Pokoknya kamu KB selamanya. Aku ngga mau punya anak lagi karena tujuanku adalah menjadikan Sandya putra tunggal kaya raya," jawab Raisa membuat Nayaka langsung mengecup pelan pipinya.
"Edan!" umpat Sanu karena terlalu iri dengan kemesraan mereka.
*****
Bagi saya, mengikuti alur yang dibuat oleh istri sangatlah menyenangkan. Dengan menurutinya, saya bisa mengetahui bagaimana jalan pikirannya dan kenapa dia memilih alur yang sedemikian rupa.
Kepada Raisa, terima kasih sudah berusaha untuk menerima saya.
Kepada Sandya, selamat datang di keluarga kecilmu ini, Nak.
Tertanda,
Kepala KeluargaNayaka Ashkara Dierja
__________
SELESAI
________
Hai, Guys!
Cerita ini cuma sampai segini, ya! Karena menurutku ini udah lebih dari cukup untuk Nayaka dan Raisa.Terima kasih kepada kalian yang sudah membaca dan meramaikan. Sampai ketemu lagi di cerita Nagata!
Bakalan aku kabarin tentang kisah cinta Nagata yang sudah di spill tipis-tipis di cerita ini.
See you!
KAMU SEDANG MEMBACA
Nayaka
General FictionAwalnya, yang paling tidak minat dengan seks adalah Raisa. Tetapi, begitu tahu nikmatnya berhubungan ranjang, gejala hypernya mendadak muncul. Hingga menyebabkan seorang Nayaka, sang pejabat negara, dengan sukarela mengikuti alur yang dijalankan ole...