"Halo?? Kenapa, San?""Ya Allah, Mba! Makasih, ya, udah rekomendasiin gue ke perfilman negara! Gue sayang banget sama lo, Mbak! Muach muach!"
Raisa bergidik saat mendengar ucapan Sanu dari telepon. Ia yang kini duduk di teras sambil makan buah anggur hijau pun menjawab, "Najis, San."
"Ngga masalah, Mba. Lo najis-najisin gue tuh ngga bikin gue benci sama lo. Yang ada malah makin sayang!" Sanu tertawa senang. "Kan gue sayang banget sama lo, nih, Mba. Kenalin gue ke temen lo dong!"
"Temen gue siapa?" Raisa bertanya dengan mata memandang Nayaka yang sedang menyiram bunga.
"Yang rambutnya pendek itu loh, Mba."
"ANJIR???" Raisa memekik membuat Nayaka yang hendak sedang mematikan kran pun langsung menoleh.
"Raisa, kenapa?" tanya Nayaka dari kejauhan.
Raisa menggeleng dengan tangan melambai-lambai, mengisyaratkan bahwa tidak ada apa-apa. Usia kandungannya yang memasuki bulan ketujuh mampu membuat Nayaka over protective terhadapnya, bahkan pria itu sampai 80% melaksanakan kerjaannya di rumah.
"San, kok bisa lo suka Adel?" tanya Raisa.
"Ya soalnya dia cakep, Mba."
Raisa berpikir sebentar. "Duh gimana, ya, San."
"Gimana apanya, Mba?"
"Adel ngga suka berondong," jawab Raisa. "Bukannya mematahkan semangat lo, tapi ini gue kasih tau dulu supaya lo ngga begitu berharap."
"Emang lo kira gue peduli, Mba? Selama janur kuning belum melengkung, gue masih bebas nyrepet dia, Mba."
"Lo nekat juga."
"Tapi dia seagama sama gue, kan, Mba?"
"Nggak. Dia islam."
"Gue juga islam, Mba!"
"Lah, iya kah? Kirain kristen."
"Ya Allah, Mba. Gue tiap hari nyebut Allah Allah mulu, masa lo bilang kristen?"
Raisa mendecih tak terima. "Dulu lo pas masih kerja sama gue ngga kayak gitu ya! Lebih banyak misuhnya! Ngga mencerminkan muslim sama sekali!"
"Lagian muka lo juga muka-muka orang kristen."
"Nenek gue cina, Mba."
"Pantesan mata lo sipit! Saking sipitnya malah naksir mba-mba yang usianya tiga tahun di atas lo!"
"Ngga ada hubungannya antara sipit sama naksir Adel, Mba."
"Ck udah sono lo! Kalo mau PDKT ke Adel, ntar gue kasih kontaknya. Tipes gue lama-lama ngobrol sama brondong!" Raisa marah-marah lalu memutus sambungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nayaka
General FictionAwalnya, yang paling tidak minat dengan seks adalah Raisa. Tetapi, begitu tahu nikmatnya berhubungan ranjang, gejala hypernya mendadak muncul. Hingga menyebabkan seorang Nayaka, sang pejabat negara, dengan sukarela mengikuti alur yang dijalankan ole...