Julukan yang tepat Raisa malam ini adalah wanita yang maunya mendominasi. Setelah pulang dari kediaman Sasongko, mereka benar-benar bercinta dengan Raisa yang kekeuh ingin posisi di atas. Ia dengan perut buncit itu menusuk-nusukkan miliknya ke milik Nayaka yang sedang bersandar pada tumpukan bantal."Pelan-pelan, Raisa. Dinikmati sensasinya, jangan asal gerak aja," kata Nayaka disela-sela erangannya.
Raisa menarik salah satu tangan Nayaka agar meremas dadanya bersamaan dengan dirinya yang masih bergerak maju mundur. Dari awal Nayaka sudah menawarkan agar dirinya saja yang di atas. Ia berjanji akan main pelan. Tetapi Raisa menolak. Wanita itu ingin dirinya yang mendominasi, bukan didominasi.
Karena sudah lemas, Raisa melerai penyatuan lalu terduduk membuat Nayaka menegakkan tubuh dan menyunggar rambut istrinya yang lepek di area pelipis.
"Sudah, ya?" tanya Nayaka.
Raisa yang keras kepala pun menggeleng. "Ngga mau! Sekarang aku maunya kamu yang di atas!"
"Nanti kamu capek, sayang," jawab Nayaka dengan raut khawatir. "Kasihan adek bayinya."
"Ngga! Aku sama adek bayi engga apa-apa. Udah ayo!"
Raisa pun berbaring telentang dengan paha terbuka, mempersilahkan Nayaka untuk kembali melakukan penyatuan dengannya. Karena terbawa suasana, Nayaka pun melumat bibir istrinya dengan di bawah sana yang masih dihentak. Tak mau tinggal diam, tangannya pun meremas pelan payudara Raisa. Merasa bahwa Raisa hendak melenguh, Nayaka pun melepas pagutan bibir mereka hingga desahan benar-benar lolos dari bibir istrinya.
Tak kehabisan akal, Raisa pun mengalungkan kakinya di pinggang Nayaka membuat Nayaka spontan berbaring miring dan memiringkan Raisa hingga membelakanginya dengan di bawah sana yang masih menyatu.
Posisi Nayaka saat ini ada di belakang Raisa, meski tubuhnya agak ke bawah guna penyatuannya agar tetap berjalan. Tangan Nayaka memegang paha Raisa dan menghentak-hentakkannya ke belakang agar penyatuan semakin kuat.
Raisa yang tak tahan pun menarik satu tangan Nayaka dan memaksanya untuk meremas dada membuat Nayaka langsung meremas kasar gundukan besar milik wanita itu. Ia bahkan memainkan putingnya, meski pada akhirnya kembali diremas dengan kuat.
Nayaka terkejut saat Raisa berubah posisi menjadi menungging. Ia yang tak mau penyatuannya terlepas pun bertekuk lutut di belakang pantat Raisa lalu menyodoknya dari belakang dengan kedua tangannya yang menahan pinggang wanita itu. Tetapi posisi ini tak bertahan lama karena Raisa sudah tak bertenaga. Wanita itu berbaring miring membuat Nayaka menatapnya tak tega.
"Sudah, ya, sayang?" tanya Nayaka. "Sebentar, saya pakai celana dulu."
Setelah memakai boxer, Nayaka mengurus Raisa. Ia membersihkan wanita itu dan menungguinya berendam dengan air hangat. Sehabis berendam pun Nayaka yang mengeringkan tubuhnya, rambutnya dan memakaikannya pakaian. Padahal Raisa bilang tidak usah, tapi Nayaka yang kekeuh. Pria itu tidak rela jika wanitanya kesakitan dan kesusahan sendirian, karena yang membuat kondisi Raisa menjadi seperti ini adalah dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nayaka
General FictionAwalnya, yang paling tidak minat dengan seks adalah Raisa. Tetapi, begitu tahu nikmatnya berhubungan ranjang, gejala hypernya mendadak muncul. Hingga menyebabkan seorang Nayaka, sang pejabat negara, dengan sukarela mengikuti alur yang dijalankan ole...