01

8.9K 580 5
                                    

Tandai typo✓
Happy reading~
______________________

BRAK!

"Ranaya!!" Seruan murka itu berasal dari seorang pemuda yang sempat mendobrak pintu kelas.

Semua penghuni kelas sontak menatap takut pada rombongannya, oh kecuali seorang gadis yang kini tengah terlelap di bangkunya.

Pemuda itu menghampiri gadis tersebut, dan diikuti oleh teman temannya.

Brak!

"Bangun" desis nya setelah menggebrak meja.

Ranaya, gadis yang terlelap itu terlihat sedikit terganggu. Dia menutup mulutnya yang menguap lebar lalu kembali tertidur, tanpa tau jika malaikat mautnya seakan menunggunya bangun.

"RANAYA STEFANY DANUARTA!!"

"Apaan sih?!" Bentak Rana kaget dan kesal bersamaan.

Percayalah, bentakan Rana sukses membuat suasana disana menjadi hening. Semua orang memandang ke arahnya dengan tatapan tidak percaya.

Nafas Rana sedikit memburu. Dia menatap ke sekitarnya. Banyak orang asing yang kini tengah memandangnya dengan raut terkejut.

Dia dimana?

"Lo gak ada kapok kapok nya ya?"

Rana beralih menatap pemuda yang sempat membentaknya tadi. Dibelakangnya terdapat 3 pemuda yang kini menatapnya kaget.

Entah apa yang membuat mereka terkejut, tapi yang jelas... Dia ada dimana sekarang?

Dia tidak kenal dengan mereka.

Ini bukan kelas nya.

Ini bukan seragam sekolahnya.

Bukan kah tadi dia sedang tidur di kamar? Lalu kenapa dia bisa ada di kelas asing ini?

"Ikut gue!"

Rana tersentak kaget saat pemuda tadi menarik tangannya dengan kasar, bahkan dia ditarik begitu saja.

Dia berusaha melepaskan cekalan itu dengan sekuat tenaganya.

"Lepas" desisnya menahan sakit.

Namun sepertinya pemuda itu tidak mendengar desisan nya, terbukti dengan dia yang masih ditarik kasar.

"GUE BILANG LEPAS!!" Bentak Rana sembari menghempaskan tangan pemuda itu.

Bentakan Rana, lagi lagi menciptakan suasana hening. Namun kali ini disertai dengan aura mencekam.

Pemuda itu berbalik, kemudian sedikit membungkuk guna menyamakan posisinya dengan Rana yang kini menatapnya tajam.

Tatapan tajam itu mampu membuatnya tertegun sejenak, namun langsung ia tepis.

"2 kali. Lo ngebentak gue 2 kali, Rana. Keberanian dari mana ini?" Ujarnya pelan lalu meraih dagu Rana yang langsung ditepis oleh sang empu.

"Lo siapa?"

Deg

2 kata yang sukses membuat tubuhnya menegang. Tiba tiba perasaannya menjadi kalut.

Dia menatap mata Rana dengan lekat guna mencari kebohongan yang sialnya tidak ada disana.

Raut wajah penasaran gadis itu, membuktikan jika dia tidak sedang berbohong.

"Lo kenapa?" Bukannya menjawab, dia berbalik bertanya.

Rana memutar bola matanya malas. Dia kira pemuda ini akan menjawab pertanyaannya.

"Gak penting" ujarnya lalu pergi dari sana, meninggalkan pemuda itu yang kini terdiam kaku ditempatnya.

KISAH TANPA ENDING ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang