Tandai typo✓
Happy reading
______________________Helaan nafas terdengar berat, dan itu entah sudah berapa kali keluar dari mulut Rana yang kini menatap malas pada gerombolan pria di depannya.
"Telur dulu baru ayam anjir!"
"Heh bego! Dimana mana itu ayam dulu baru telur! Ya kali ada telur tanpa ayam!"
Perdebatan konyol itu sudah berlangsung sejak 20 menit yang lalu, tepatnya sejak Egi membawanya ke ruang ketua Osis.
Dengan geram, Skala memiting kepala Egi hingga sang empu berteriak kesal.
"Udah udah! Dari pada gelud, mending main tebak-tebakan aja" celetuk Satya lalu menarik tengkuk Skala dari belakang hingga membuat sang empu tercekik.
Satya hanya menyengir saat Skala mendelik tajam padanya.
"Tebak-tebakan apa?" Tanya Egi ketus. Sepertinya pemuda itu masih menahan kesal.
Cengiran Satya semakin lebar. Dia menunjukkan seekor cicak yang sempat dia tangkap tadi kepada Egi yang kini beringsut jijik.
"Lo gak ada mainan lain selain itu, bangSat?" Celetuk Skala tidak habis pikir pada Satya yang begitu unik.
Satya langsung meraup wajah Skala saat mendengar namanya disingkat oleh pemuda gila itu.
"Bau azab anjir!" Seru Skala kesal, namun tidak dihiraukan oleh Satya.
"Ini cicak kalo gue lempar ke Ares, jadi apa?" Tanya pemuda itu yang membuat Egi, Rana hingga Skala terdiam bingung.
"Ya jadi cicak" jawab Egi heran.
"Salah"
"Jadi pak Tarno?" Sahut Rana yang membuat Liam mengapit kedua pipinya antara gemas dan geram.
"Bego banget sih lo" maki Liam santai yang membuat Rana mendelik tajam.
Dia menepis tangan Liam dari pipinya lalu memberikan satu pukulan pada lengan pemuda itu.
Skala yang melihat kedekatan mereka hanya bisa diam, menahan sesuatu. Seperti berak
"Ya kali pak Tarno anjir lo Ran" Satya menatap sinis pada Rana yang kini menyengir tidak bersalah.
"Terus apa?" Tanya Egi penasaran yang malah membuat Satya tersenyum lebar.
"Ni Cicak kalo gue lempar ke Ares, jadi-
Bug
"ANJING!!"
"Nah itu dia jawabannya" ujar Satya santai yang membuat semua orang tercengang.
Dengan santainya, Satya melempar Cicak itu ke arah Ares yang sedang rebahan sembari memainkan ponselnya.
Seakan sadar, Ares langsung berdiri dan berlari ke arah Satya yang kini bergidik ngeri.
"LO NYARI MATI HAH?!"
"AAAAA!! AMPUN RES! GUE BERJANDA!!"
"SIALAN LO SATYA! SINI LO ANJING!!"
Rana memijat pelipisnya, menatap malas pada Ares dan Satya yang berlarian.
Egi yang melihat itu langsung tertawa.
Melihat wajah Satya yang ketakutan, membuatnya puas.
Siapa suruh menganggu Ares? Sudah tau pria itu emosian.
"Hukuman gue apaan?" Tanya Rana yang membuat Egi menghentikan tawanya.
"Hukum? Mana berani gue ngehukum lo kak. Lo gak liat disamping lo siapa? Bisa habis gue sama dia" jawab Egi dengan tubuh yang seketika merinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH TANPA ENDING ✓
Teen Fiction"Gila... Ini gila" "G-gue transmigrasi? Sial!" "Gue bakal menjauh dari mereka semua, gue gak mau mati sia sia" -Ranaya *** "Selagi lo hidup, lo gak bakal bisa ngejauh dari gue Ranaya. Dan jangan pernah berpikir untuk mati demi bisa ngejauh dari gue"...