08

7.1K 527 22
                                    

Tandai typo✓
Happy reading~
_____________________

Bagaimana ini?

Dia harus mengumpat dengan gaya apalagi?

Sudah 15 menit dia duduk di depan komputer yang saat ini tengah menampilkan angka-angka aneh.

Jangan lupakan inti Avegas yang sedari tadi mengawasinya di belakang. Dan hal itu mampu membuatnya berkeringat dingin.

Hey! Dia ini Rana, gadis biasa yang menginginkan kebebasan! Bukan Ranaya yang cerdas dalam semua bidang.

Dia tidak bisa hacker.

Dia tidak bisa menyadap apapun!

Lalu sekarang bagaimana?

Rana menelan ludahnya susah payah.

Dia tidak mungkin mengaku jika dirinya tidak bisa melakukan tugas ini yang jelas-jelas adalah kelebihan Ranaya asli.

Mereka yang melihat keterdiaman Rana pun sontak mengernyit heran.

"Lo lagi cosplay jadi batu batangkup?" Ceplos Satya, menatap heran pada Rana yang kini menatapnya kesal.

Ada saja ulah Satya yang membuatnya darah tinggi.

"Batu batangkup bisa ngomong tau bang" sahut Egi yang diangguki Satya.

"Iya juga ya" Satya menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Ares melipat kedua tangannya dan menatap lekat Rana.

Entah apa yang pemuda itu pikirkan.

"Mau sampe kapan lo diem?" Semua mata sontak mengarah pada Liam yang baru saja berucap dengan nada dinginnya.

Rana menyengir kaku.

"Gue sakit perut" ujarnya malu yang membuat Satya berdecak kesal.

Ternyata sejak 15 menit yang lalu, mereka tengah menunggu Rana yang menahan sakit perut?

Dia kira gadis itu sedang memikirkan cara baru untuk menyadap perusahaan tersebut.

"Mau ke toilet dulu?" Tanya Darren yang langsung membuat Rana mengangguk.

Gadis itu kemudian pergi terburu-buru tanpa memperdulikan sepasang mata yang menatapnya rumit.

****

"Mampus lo Ran! Mampus!"

"Ini gimana?"

"Gue gak bisa ngehack"

Rana menggigit jarinya sembari berjalan mondar-mandir.

Terhitung sudah 5 menit dia melakukan hal itu, namun tak kunjung menemukan cara untuk dirinya mengelak dari tugas sialan ini.

"Tau gini gue langsung pulang aja tadi! Ngapain sok-sok an ngikut Liam ke markas!" Rutuknya lalu terdiam.

Rana menatap pantulan dirinya di cermin.

"Apa gue kabur aja ya?" Gumam nya ragu.

Gadis itu beralih menggigit bibirnya.

"Malam ini aja"

"Cuma malam ini, gue pengen ngehindar dari mereka. Dari tadi jantung gue pargoy mulu, berasa lagi diawasin sama Martin" ujarnya guna meyakinkan dirinya yang takut dengan resikonya nanti.

KISAH TANPA ENDING ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang