26

6.4K 603 127
                                    

Gk kepagian kan gw up🤭

Tandai typo✓
Happy reading~
______________________

Ceklek

"Nah ini orangnya" ujar Satya saat melihat kedatangan Egi dan Rana yang saat ini mengenakan jaket kebanggaan Avegas.

Mereka yang sedari tadi menunggu itupun, langsung menghampiri Egi dan menariknya duduk.

Skala mulai mempersiapkan alat make-up yang ia curi dari kamar mommy nya.

Sedangkan Satya dan Ares sudah siap dengan masing-masing brush yang mereka anggap kuas.

Dan untuk Darren serta Liam, kedua pemuda itu menjadi juri dan akan menilai hasil kerja keras mereka.

Rana hanya melongo, menatap ngeri pada Satya, Skala dan Ares yang terlihat begitu semangat.

Egi selaku korban, hanya bisa diam dan pasrah.

Liam menoleh pada Rana yang sedari tadi diam dengan wajah cengo nya.

Terkekeh sejenak, kemudian pemuda itu menarik Rana untuk duduk di sisinya, menikmati pemandangan di depan mereka.

"Itu gak papa...?" Tanya Rana, menatap horor pada Satya yang kini mulai memakaikan bedak tabur pada wajah Egi.

"Gak bakal mati, tenang aja" sahut Liam santai seraya merengkuh pinggang gadisnya.

"Eh, foundation dulu!" Tegur Rana seakan sadar.

"Oh iyakah? Oke" balas Satya lalu mengambil sebuah benda yang menurutnya foundation.

Garis bawahi... Menurutnya.

"Uhuk uhuk hachim! JAUHIN KUAS INI DARI HIDUNG GUE SIALAN!!" Teriak Egi yang kesal bukan main dengan Ares yang seenaknya menyapu lobang hidungnya dengan brush.

Darren yang melihat itu tidak bisa menahan tawanya, begitupun dengan Rana yang kini terbengek bengek.

"Biasa aja ketawanya, udah kayak mau sakaratul maut" tegur Liam sinis seraya menepuk nepuk dada gadis itu guna menenangkannya.

Rana tidak menghiraukan Liam. Gadis itu tengah berusaha meredakan gelak tawanya.

"Ran! Yang item item panjang diujung mata namanya apaan?" Tanya Satya pada Rana yang kini berhasil meredakan tawanya.

"Eyeliner"

"Ska ambilin Eyeliner, cepetan!" Titahnya pada Skala yang langsung memberikan benda tersebut.

"Eh itu spidol anjir bukan eyeliner!" Rana mendelik pada Satya yang baru saja membuka tutup spidol dengan wajah bingung.

"Gak ada lagi, adanya cuma itu" ujar Skala saat Ares menatapnya seakan meminta benda aslinya.

"Yaudah yang ada aja" ujar Ares santai yang membuat Egi mendelik tajam.

"Hehe" Satya terkekeh yang membuat Egi merinding seketika.

"Mari kita berkreasi~"

"AAAAAAA TOLONG!!"

Ares dan Skala sontak beralih memegang tubuh Egi yang kini tengah berontak dibawah Satya.

Lumayan sulit membuat garis hitam diujung mata Egi lantaran pria itu yang terus saja bergerak, menghindari spidol yang tiba-tiba saja merangkap menjadi eyeliner.

"Akhirnya selesai!" Seru Satya, tersenyum bangga pada hasil karya nya yang sangat bagus.

Sedangkan Egi, pemuda itu hanya diam dengan tatapan kosongnya.

Dia sudah seperti korban pelecehan.

Ares mulai memakaikan Wig pada Egi, tanpa menghiraukan sang empu.

KISAH TANPA ENDING ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang