20

6.4K 542 38
                                    

Tandai typo✓
Happy reading~
______________________

"Ck" Rana berdecak kesal, menatap tajam pada gerbang sekolahnya yang kini sudah tertutup rapat.

Dia menatap jam di ponselnya yang saat ini telah menunjukkan pukul 8 lewat 12 menit.

Sudah jelas dia telat.

Mau bolos pun sama siapa? Ya kali sendiri.

Mau pulang lagi, pasti diceramahin si Danu.

Rana mengalihkan perhatiannya pada beberapa murid laki-laki yang saat ini sedang memanjat tembok samping sekolah.

Tanpa berpikir panjang, dia pun pergi kesana dan terdiam. Sekarang hanya dirinya saja, yang lainnya sudah berhasil melewati tembok tinggi ini.

Rana mendongak, menatap miris pada tembok yang menjulang tinggi. Kali ini dia harus mengumpati tinggi badannya yang terbilang jauh dari kata tinggi.

Rana menunduk pasrah. Namun disaat putus asa, dia melihat sepasang kaki yang dibaluti dengan celana dasar.

Rana mendongak lalu mengerutkan dahinya.

"Butuh bantuan?" Suara Maskulin itu membuat Rana terdiam.

Dia menatap wajah tampan yang saat ini tersenyum manis padanya.

"Gue mau masuk tapi gak bisa manjat" ujar Rana menunjuk tembok tinggi di sampingnya.

Pria itu terlihat menganggukkan pelan, kemudian berlutut membelakangi Rana yang kini menatapnya bingung.

"Naik, biar saya bantu" ujar pria tersebut sembari menepuk bahunya, mengisyaratkan Rana untuk duduk disana.

"Eh? Beneran? Tapi gue berat, takutnya lo gak kuat" sahut Rana tidak enak.

Pria itu terkekeh sejenak, lalu menoleh ke arah Rana.

"Saya gak selemah itu. Ayo, sebelum kamu ketahuan" ujarnya yang membuat Rana terdiam.

Benar juga.

Tanpa membuang waktu lagi, Rana pun duduk di bahu pria itu.

"Nunduk, jangan ngintip" ujar Rana memberi peringatan saat pria tersebut beranjak berdiri dan mendekati tembok sekolah.

"Siap laksanakan" sahut pria itu yang membuat Rana tersenyum tanpa sadar.

Membutuhkan sedikit usaha untuk Rana bisa sampai diatas tembok.

"Kamu bisa turun? Apa perlu saya ikut naik dan membantumu turun?" Tanya pria itu, menatap Rana yang kini duduk diatas pembatas tembok.

Rana menoleh ke belakangnya lalu menggeleng.

Untungnya disana terdapat sebuah pohon untuk membantunya turun.

"Gak usah, gue bisa turun" ujarnya kemudian kembali menatap pria yang masih menatapnya dari bawah.

"Makasih...

"Vincent" pria itu tersenyum manis pada Rana.

"Oke, makasih Vincent. Gue turun dulu kalo gitu, see you!"

Rana melompat ke pohon setelah memberi salam perpisahan pada Vincent dan membalas senyuman pria tampan itu.

Vincent yang ditinggal tanpa bisa menjawab itupun hanya bisa terkekeh geli.

"See you too, Ranaya" gumam nya.

****

Saat ini Rana tengah berjalan di koridor sekolah dengan sedikit mengendap-endap.

KISAH TANPA ENDING ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang