18

6.2K 549 41
                                    

Tandai typo✓
Happy reading~
______________________

"Kenapa lo Ran? Cemberut aja" ujar Satya heran, setelah menyadari kehadiran Rana yang baru saja datang bersama Liam.

"Gak usah nanya nanya" ketus gadis itu lalu duduk di sofa yang berseberangan dengan Liam, pemuda yang kini tersenyum miring padanya.

Rana masih dilanda kesal karna Liam sempat menguncinya di dalam mobil setelah menembaknya.

Baru kali ini Rana melihat cara yang tidak tau diri seperti Liam ketika menembak seorang gadis.

Ares yang di sebelah kirinya hanya melirik singkat lalu mengabaikannya. Sedangkan Darren yang berada di sebelah kanan Rana, menunduk guna menatap wajah gadis itu sepenuhnya.

"Kenapa?" Tanya Darren lembut yang membuat Rana mendengus kesal.

"Tadi gue liat ada cowo aneh yang nembak cewe terus habis itu dikunciin dalem mobil" ujarnya ketus.

Liam hanya duduk santai, menikmati kekesalan Rana karna ulahnya. Sesekali dia menarik sudut bibirnya saat gadis itu menatapnya tajam.

"Terus mayatnya masih disana?" Tanya Skala polos yang membuat Rana mengerutkan dahinya bingung.

"Kenapa jadi ke mayat?"

"Tadi katanya tu cowo nembak cewe terus dikunciin dalem mobil, berarti mayatnya masih di mobil dong? Apa gak busuk-

Bugh!

"Ugh" Skala tersentak kaget saat tiba-tiba saja Rana melemparnya dengan bantal sofa hingga mendarat di wajahnya.

"Lo serakah banget ya Ska, udah tolol, bego, bodoh, semuanya lo embat. Sisain napa buat bangSat" ujar Egi menatap miris pada Skala yang malah membuat Satya memukul kepalanya.

"Nama gue gak usah disingkat sialan" desisnya kesal yang membuat Egi terkekeh.

Sedangkan Skala, cemberut kesal.

"Kenapa sih kak?" Tanya nya, menatap protes pada Rana yang kini menatapnya sinis.

"Lo tu kalo udah bego ya bego aja, jangan tolol juga lo embat" ujar Rana yang sukses membuat semua orang tertawa termasuk Ares yang kelepasan.

Liam hanya tersenyum kecil.

Skala mendengus kesal, dia beranjak dari duduknya dan pindah ke samping Rana setelah mendorong Darren yang kini menatapnya kesal.

"Tega banget lo sama gue, kak. Padahal gue anak imut kek gini, masih aja di sinisin" ujar Skala seraya memeluk lengan Rana, menatap gadis itu melas.

Namun entah kenapa tiba-tiba saja suasana disana menjadi hening dan sedikit mencekam.

Mereka semua sadar dengan hal itu tapi tidak tau dari mana asalnya.

Rana menatap Liam yang kini menatapnya tajam. Tanpa bisa dicegah, dia menelan ludahnya kasar.

Ada apa dengan pemuda itu?

Sejauh ini, dia tidak membuat masalah.

Atau karna Liam tersinggung dengan ucapannya tadi?

Gawat jika itu memang benar.

"Jauhin tangan lo"

Semua orang beralih menatap Liam yang baru saja mengeluarkan suara dinginnya.

Mereka saling pandang dengan kerutan dahi yang terlihat jelas, menandakan kebingungan.

"Siapa?" Tanya Satya bingung, mewakilkan semua orang.

KISAH TANPA ENDING ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang