Part 10

677 41 0
                                    

happy reading guys! ^^

smoga pada suka #ngarep --"

***

Ellensya POV

Setelah tertangkap basah yang sedang menguping pembicaraan mereka sebagai hukumannya aku tidak boleh pergi kemanapun selain ke kampus dan ke kantor ayah. Menyebalkan. Sekarang aku harus memasang tampang masamku di kampusku. Sejak tadi Nico dan Arinna sibuk berbincang yang tidak aku mengerti. Jadi aku lebih baik diam dan mendengarkan apa yang mereka bicarakan.

Aku melirik ke setiap sudut daerah kantin yang tidak begitu ramai ini. Tak ada sesuatu yang mencolok dan mencurigakan. Halah! Lagian apa sih yang harus aku curigai. Aku hanya mencari sosok.. ehmm.. siapa ya namanya kemarin. Itu loh yang anaknya Rayina model yang super cantik itu loh. Key.. ken.. ah! Kyllen. Wanita yang satu kampus denganku sekaligus yang merebut pacarku. Hueks.

Aku pamit ke Arinna dan Nico ingin ke toilet sebentar. Mereka hanya mengiyakan dan tidak mengatakan apapun. Aku menelunsuri lorong kampusku yang tampak sedikit gelap dan sepi. Toilet yang paling dekat dengan kantin memang sidikit jauh dari keramaian dan harus melewati lorong yang katanya sedikir angker. Makannya lorong ini jarang dilewati banya orang.

Dari kejauhan aku melihat 2 orang yang aku kenal mereka tampak sedang berdebat. Aku tidak ingin mengganggu jadi lebih baik aku mengumpat pada dinding pembatas. Setidaknya ini tidak seperti kemarin yang ketahuan ayah lalu membatasi jam ku.

"Kyllen aku mohon. Aku udah ngelakuin apa yang kamu mau." Suara Nathan yang tampak terdengar menyedihkan. Kenapa tuh? Mau diputusin wanita itu? Makan tuh karma. "Aku mohon jangan lakuin apapun lagi."

Kyllen malah tertawa yang nadanya seperti psikopat. Ck. "Lo gak ngerti Nath! Semuanya begitu menyakitkan. Lo gak ngerasain apa yang selama ini gue rasain? Lo gak tau itu! Dan sekaranglah saatnya." Suara Kyllen mulai meninggi. Untunglah disini tak ada orang selain aku. Hehe.

"Kamu gak harus ngelakuin ini! Kamu bisa ngebahayain diri kamu sendiri!" Suara Nathan yang mulai meninggi tidak mau kalah.

Sebenarnya mereka kenapa? Apa yang mereka bicara kan?

"Aku tidak peduli Nath! Semuanya akan dimulai!" Suara Kyllen semakin tinggi sambil menghentakkan kakinya yang super ramping. Cantik sih! Tapi gila. Hehe. Kyllen pergi sambil menghentakan kakinya meninggalkan Nathan yang masih berdiri.

Setelah wanita itu pergi dan menghilang dibalik tembok aku berjalan menghampiri Nathan. Dia tampak kaget melihat keberadaanku saat ini. Entah apa yang ada dipikiranku, aku malah tetap berjalan kearahnya. Nathan menatapku kebingungan.

"Ellen? Sejak kapan kau disini?" Tanyanya dengan raut wajah tidak percaya.

"Ehm.. aku baru datang kok." Balasku acuh tak acuh. Aku tak ingin berlama dan melihat tampangnya yang begitu menyebalkan. Aku berjalan melewatinya namun sebuah tangan yang besar menahan bahkan menarikku kedalam pelukannya. Pelukan Nathan! Apa yang dilakukannya?

"Ellen, aku minta maaf." Apa? Apa aku tidak salah dengar dengan apa yang diucapkannya barusan. Namun disaat begini aku sangat susah mengeluarkan suara.

Aku tidak ingin munafik. Aku memang merinduhkan pelukannya. Aku merinduhkan aroma tubuhnya yang seperti sekarang. Aku benar-benar merinduhkan dirinya yang telah menyakiti hatiku. Aku tak bisa lagi menahan cairan bening yang akan keluar dari mataku.

"Le..phaskan g..gue Nath!" Aku mencoba melepaskan tubuhku dari dekapannya namun ia malah memelukku semakin erat.

"Aku rindu padamu Len. Mengertilah aku." Aku menghentakan tubuhku dan berhasil lepas dari dekapannya. Aku tak tau keberanian ini datang dari mana. Tanganku sontak menampar pipinya dan meninggalkan bekas merah.

MR. ITCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang