Part 4

740 40 0
                                    

Ellensya POV

Mobil mewah om Dellen memasuki pekarangan rumahku yang luas. Dia memparkirkannya tepat di depan pintu masuk rumahku. Aku dan om Dellen memasuki rumahku bersama dan kami duduk diruang tamu. Aku lebih memilih duduk diseberang om Dellen.

Aku menyuruh bi Inah untuk membuatkan minuman untuk kami berdua. Aku melihat om Dellen yang tertangkap basah sedang mengamatiku tanpa berkedip.

Ada apa sih dengan pria ini? Mungkin hobby barunya sekarang adalah mengamatiku. Aku mulai berpikir gila. Aku malah terkekeh sendiri mengingat pikiranku yang konyol.

"Kau gila." Ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya dariku.

"Apa aku terlihat begitu cantik sampe membuat om tak hentinya memandangiku?" Balasku tanpa dosa.

"Kalian memang mirip."

Aku memiringkan kepala tidak mengerti yang ia ucapkan. Sekarang siapa yang gila? Dia berbicara sendiri. Mungkin imajenasinya memang sangat tinggi. Siapa juga yang peduli dengan imajenasinya.

Aku hampir saja lupa akan hal tadi. Mawar. Aku langsung meraih tasku yang masih menempel pada punggungku. Aku membuka resletingnya dan mengeluarkan bunga mawar merah tersebut dari tasku.

Om Dellen langsung menganggkat sebelah alisnya. "Apa itu?"

"Ini bunga lah om. Masa sekop." Balasku asal membuat dia semakin dingin.

Entah setan apa aku malah mendekatinya dan duduk disebelah om Dellen. Seperti biasa om Dellen mencoba untuk menjauh. Dia berusaha menggeser tubuhnya. Aku terkekeh melihat tingkahnya.

"Bisa kah kau tidak memanggil saya dengan sebutan om? Saya merasa sangat tua dengan sebutan itu."

"Trus apa dong? Aa?" Tanpa sadar aku malah tertawa mengingat panggilan itu. Aku memang sudah gila. Ada apa dengan diriku?

Om Dellen malah menatapku dengan tajam. "Panggil saja nama saya. Lagian saya masih berumur 25 tahun. Saya masih muda."

"Tetap saja om.. eehh kau lebih tua dariku." Balaski cuek yang disambut dengan geramannya.

Bergeram lah sesuka hatimu lagian aku juga tidak takut padamu. Hehe. Aku malah lebih berani jika melawanmu. Tinggal sentuh saja Dellen langsung ngacir.

"Bunga itu diberikan oleh pacarmu?"

"Yaelah. Om.. eh kau kan tau aku baru putus dari pacarku. Apa kau mencoba untuk menyindirku?"

Dellen terkekeh mendengar ucapanku. Tuh kan sekarang dia ktawa ktiwi sendiri padahal tidak ada yang lucu. Sudah jelas dia lah yang gila. "Lalu dari siapa?"

"Entahlah sudah ada di mejaku tadi." Ucapku sambil membolak balik bunga yang sudah bengkok itu.

"Coba periksa didalamnya biasanya ada pesan kecil." Benar juga kata om ini. Aku langsung saja memeriksa bunga tersebut. Dan alhasil aku menemukan kertas memo kecil bewarna merah. Pantas sana tidak terlihat.

'Hallo little sister'

Tiba-tiba saja Dellen menyambar kertas itu begitu saja. Mulai kan tinglah menyebalkannya. Aku yang mendapat bunga dia yang emosi. Sebenarnya dia kenapa?

"Eh maen nyambar aja. Om mau aku cium lagi ya?" Aku mengerucutkan bibirku sambil berdecak pinggang.

Dellen langsung merobek kertas itu tanpa alasan. Aku tanya kenapa dia sama sekali tidak mengubrisku. Menyebalkan. Aku tau. Aku memang patung. Jadi tak perlu susah payah untuk kau jawab. Cih! Menyebalkan.

"Jangan pernah berpikir seperti itu lagi."

Bi inah tiba-tiba saja datang sambil membawa nampan berisi dua gelas teh. Ia meletakannya di meja. Setelah itu ia pamit dan kembali ke dapur.

MR. ITCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang