Part 14

587 37 1
                                    

Sorry ya aku kelamaan ngepost.. aku benar2 sibuk di dunia nyata. So maklumin aja ya.

Maaf bila cerita ini semakin gaje.

Happy reading guys^^

***

Ellensya POV

"Kyllen." Gumamku pelan. Detak jantungku mulai tidak karuan. Mataku mulai memanas menahan air mata yang akan keluar. Seketika seluruh tubuhku melemas. Sepertinya saat ini aku tak lagi mampu berjalan.

Sebuah tangan melingkar di pinggangku. Aku menoleh cepat, melihat Nico yang sudah berdiri di sampingku menatap lurus tanpa ada ekspresi. Jantungku semakin berdebar kencang.

Perlahan wajah Nico mendekat ke telingaku dan membisikkan sesuatu. "Ayo kita pergi dari sini." Bisiknya lembut. Aku langsung mengangguk setuju dengan pendapatnya.

Sebelum aku melangkah keluar, aku sedikit melirik ke arah Lennio. Curi-curi pandang sedikit gak apa-apa lah. Keningnya mengkerut. Sepertinya dia penasaran apa yang dibisikan oleh Nico.

Saat sudah seperti ini aku benar-benar menyesal telah datang ke kantornya. Seharusnya tadi aku mengikuti ajakan Nico saja mungkin itu lebih menyenangkan.

Aku kira Lennio menyukai ku, sama seperti aku menyukainya. Ugh! Dasar bodoh. Memang sejak kapan aku mulai berpikir bahwa aku menyukainya. Lagian Lennio juga tidak pernah menyatakan perasaannya padaku. Ellen kau benar-benar bodoh! Perasaan itu semakin menimbulkan sakit yang mendalam.

Nico terus menuntunku hingga kami tiba di depan motornya. Nico memberikan helm padaku. Aku meraihnya.

Dengan lembut Nico mengelus pundakku. "Hey, sudahlah jangan di pikirkan lagi. Ada aku di sini. Sekarang kau ingin pergi kemana? Biar aku yang mentraktirmu." Nico mengedipkan sebelah matanya membuatku mau tak mau tersenyum padanya.

Aku berpikir keras ingin pergi kemana. Mungkin di saat seperti ini aku ingin sekali pergi ke tempat yang sangat tenang. Nico mengiyakan keinginanku.

Selama di perjalanan aku dan Nico saling membisu. Aku yang dari tadi sibuk memikirkan apa yang sebenarnya Kyllen lakukan dengan Lennio. Pikiran negatif terus bermunculan di kepalaku. Bagaimana jika mereka melakukan hal yang tidak-tidak? Bagaimana jika mereka berhubungan intim? Bagaimana jika..... Argh! STOP IT ELLEN!

"Ellen, pengangan ke pingganku. Nanti kau jatuh! Aku akan sedikit mengebut."

Tanpa membalas ucapannya aku langsung memeluk pinggangnya dan motornya melaju dengan pesat. Jujur saja aku takut.

Entah sekarang ada dimana, aku merasakan dinginnya udara di sini sedikit menusuk kulitku. Mungkin Nico membawaku ke puncak. Aku turun dari motornya dan menghirup dalam udara di sini. Benar-benar sejuk.

Nico kembali menggenggam tanganku dan mulai mengajakku jalan-jalan. Aku hanya mengikuti kemana ia pergi.

Nico memasukan kedua tangannya ke dalam saku celananya. "Kau tahu Ellen, saat pikiranku sedang kacau aku selalu pergi ke sini. Udara di sini membuat hatiku lebih tenang."

Kami terus berjalan hingga pandanganku terkunci ke sebuah pemandangan yang benar-benar indah. Saat beberapa detik aku tidak bisa mengalihkan pandanganku. Aku benar-benar takjub melihat pemandangin ini. "WOWW!"

"Ellen, apa hatimu sedang kacau?" Pertanyaan itu membuyarkan lamunanku. Aku menoleh ke arah Nico yang dari tadi sudah memperhatikanku.

"Gue gak tau. Saat lihat kejadian seperti tadi, entahlah.. hati kayak di tusuk-tusuk pake apa gituuuu.." Jelasku yang pasti membuat Nico bingung.

MR. ITCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang