Part 7

705 45 7
                                    

happy reading guys :*

smoga ada yang suka dengan part ini^^

---

Ellensya POV

Sudah 30 menit aku dan sekertaris Dellen yang bernama Venny menunggunya yang dari tadi belum sadarkan diri. Aku dan Venny mengobrol sambil sesekali melihat kearah Dellen.

Sudah ku bilang pada Venny untuk membawa Dellen ke rumah sakit. Tapi Venny menolak keras. Dia bilang Dellen bisa mengamuk jika membawanya ke rumah sakit. Ya sudah dari pada terjadi hal yang tidak diinginkan lebih baik aku mengikuti kata-kata sekertarisnya.

Aku beberapa kali melirik arloji bermerkku sambil mengeluarkan nafas panjang. Ini orang pingsan apa tepar lama bener.

"Ven, lo tau banyak tentang Dellen?" Sejak awal aku memanggilnya kaka tapi ternyata dia risih dengan panggilan itu. Jadi dia menyuruhku untuk memanggil namanya. Walaupun umurnya hampil 25 tahun tapi tetap saja Venny bilang jiwanya masih jiwa abege.

"Tidak terlalu. Pak Dellen sangat tertutup. Yang gue tau cuma ngobatin alerginya aja sih. Kayak tadi. Kalau alerginya muncul harus segera di lap dengan air." Aku mengkerutkan kedu alisku. Aku semakin tidak mengerti dengan keadaan Dellen. Tapi setidaknya aku bisa tau apa yang harus aku lakukan jika nanti Dellen mengeluarkan bentolnya lagi. Semuanya memang rumit.

Aku hanya menggangguk sambil tersenyum simpul kearah Venny.

"Oh iya. Lo siapanya Pak Dellen?"

"Gue bukan siapa-siapa sih. Ayah mengenalin gue ke dia." Jelasku yang membuat dia hanya mengangguk. "Ehm.. wanita wortel.. eh.. wanita yang berambut orange itu siapa sih?"

Venny menyipitkan kedua matanya. "Clara maksud lo? Ah dia cewek gak waras. Sering sekali mengganggu pak Dellen. Padahal dia tau kondisi pak Dellen bagaimana. Tapi dia selalu saja mengejar dan mencoba menyentuh Dellen. Seperti sekarang yang terjadi. Mungkin yang diotaknya hanya ada perbuatan mesum."

Aku dan Venny terkekeh bersama. Tidak bisa membayangkan bagaimana perbuatan mesum yang dilakukan Clara. "Bagaimana sikap Dellen dikantor? Saat bersamaku dia benar-benar menyebalkan. Mungkin wajahnya minta ditendang pake kaki gue yang imut ini." Venny hanya tertawa lepas.

Sebelum venny menjawab, Dellen sudah membuka wata dan mencoba bangkit dari posisi tidurnya. Aku dan Venny langsung menghampiri Dellen.

"Emphhh.. "

"Biar saja bantu pak." Venny mencoba menahan tubuhnya yang kokoh dan disambut dengan tangkisan dari Dellen.

"Saya bisa sendiri. Kau boleh keluar." Venny hanya mengangguk dan berpamitkan kepada Dellen lalu keluar dari ruangan.

Sedangkan aku hanya berdiri mematung memperhatikan Dellen yang sudah duduk dimeja kerjanya yang terkesan mewah. Sekarang Dellen memberika sorot tajam yang membuatku sedikit kikuk. Aduh.. ini jantung mulai rempong.

"Ada apa?" Tanya dingin membuatku bergidik ngeri. Auranya yang keluar sangat dingin membuatku sedikit tidak nyaman.

"Kau tak apa?"

"Ya." What? Cuma kata itu yang ia keluarkan dari mulutnya yang sexy? Lalu apa gunanya aku yang mengkhawatirkan dan menunggunya dari tadi. Dasar menyebalkan.

"Heh om! Tidakkah kau berterimakasih kepadaku karna sudah menolongmu. Sekarang kau malah bersikap dingin padaku. Kalau tidak ada aku tadi mungkin om sudah diperkosa oleh wanita wortel tadi." Ucapku ketus menahan emosi yang akan meledak didalam dadaku.

Pria tampan yang berada didepanku melipat tangannya dan menjadikan tangannya untuk menahan rahangnya yang kokoh. Matanya menyipit membuat tubuhku bergetar dasyat. Ah lebay!

"Kenapa kau melihatku seperti itu? Aku tahu aku cantik." Balasku acuh tak acuh.

"Ya. Saya mengerti. Jika tidak ada yang ingin dikatakan lagi kau boleh keluar." Jawabnya dingin sambil membuka laptop yang ada dihadapannya.

Nah! Inilah sikap dinginnya yang membuat ku gemas terhadapnya. Lebih baik aku pergi atau tetap disini ya? Ya tentu saja aku akan tetap disini. Dellen tidak bisa seenaknya dong mengusirku seenaknya.

Aku berjalan mendekat dan berakhir pas di samping Dellen. Jarak yang tidak begitu dekat saja bau maskulin yang melekat pada tubuh tegapnya menusuk hidungku tanpa ampun. Ya tentu saja hidungku menyambut bau itu dengan sesuka hati. Sepertinya aku menyukai aroma tubuhnya. Wangi. Benar-benar jantan. Ingin sekali aku menempelkan hidungku ditubuhnya yang dipenuhi otot.

"Apa jarakmu tidak terlalu dekat?huhh?"

Aku langsung membuka mataku dan melihat wajah Dellen yang tinggal beberapa centi dari wajahku. Sejak kapan aku menutup mataku. Ah sial! Aroma tubuhnya ternyata mampu menghipnotisku. Aku sudah tidak memikirkan rasa maluku lagi.

"ehmm.. itu loh om.. ehmm.. anu.. aku nyium bau sosis." Jawabku cepat dan jelas membuat Dellen kebingungan. Pernyataanku memang tidak pernah ada yang masuk akal.

Dellen memiringkan kepalanya sambil menatapku. Tatapannya tidak bisa ku baca.

"Oh.. sosis. Dimana ada sosis?"

Tanpa sadar aku malah melihat kearah celananya. Aihh! Ellen kau memalukan sekali. "Kau lihat apa??" Tanyanya cepat membuatku tertawa sendiri.

"Dasar wanita gila. Singkirkan pikiran mesum mu! Apa kau ingin seperti Clara?!"

Yaelah. Masa wanita baik-baik sepertiku disamain dengan wanita wortel seperti dia. Tiba-tiba saja ada pikiran jail dikepalaku. Aku pun menyeringai kearahnya.

"Apa om ingin aku perkosa? Hah?"

Dellen masih tetap menatapku dingin. Rupanya dia tidak takut dengan ancamanku yang memang main-main. Mana mungkin aku akan memperkosanya. Dimana harga dirimu nanti?

Aku pun maju satu langkah mendekat kearah Dellen, tapi Dellen masih tetap diam berdiri ditempatnya. Ternyata dia tidak takut dengan ancamanku. Aku kembali maju satu langkah mendekat kearahnya. Namun siapa duga Dellen malah menarik tanganku dengan cepat dan sesuatu yang lembab dan basah menyentuh bibirku.

Detak jantungku mulai tidak beraturan aku rasa aku akan mati dalam waktu dekat. Dellen masih tetap dengan posisinya. Bibirnya yang terasa manis mulai menjauh. Andai saja Dellen tidak memegangku dengan erat, mungkin aku sudah ambruk dihadapnnya. Aku menatap tidak percaya kearahnya. Bagaimana bisa dia melakukan hal ini?

"Bagaimana bisa kau lakukan ini?" Tanyaku tidak percaya menatap kearahnya.

tbc

gimana ceritanya? semakin membosankan kah? lebih pendek dari biasanya ya? hehee
sebenernya saya tidak terlalu pede dengan cerita yang saya buat. saya ngerasa ceritanya gak nyambung. haha. tapi gak apapalah bakalan saya lanjutin sampe beres. smoga aja banyak yang baca dan banyak suka. #ngarepbanget.

sekian dari cerita di part ini.
maaf bila banyak yg typo atau gak nyambung bahkan critanya aneh. *ngelapingus*

jangan lupa untuk vote+comment
see ya guys! ^^ :*

MR. ITCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang