maaf ya kalo part ini gaje banget. ck ck ck.
happy reading guys***
Ellensya POV
Seperti biasa hal yang selalu ku lakukan setelah pulang kuliah yaitu berkunjung ke kantor ayah. Aku menolak tawaran ayah untuk dijemput supir pribadinya. Bahkan kami sampai berdebat tadi di telepon. Akhirnya aku menang dan pergi ke kantornya memakai kendaraan umum.
Sekarang aku diruangan ayah hanya melihat kemesraan ayah dengan komputernya. Lagi-lagi aku dicuekin. Sesekali ayah berdeham membuatku mendongkak kearahnya. Aku kira beliau akan memulai pembicaraan ternyata hanya menghilangkan rasa gatal yang ada tenggorokannya. Mungkin.
Entahlah sudah berapa lama aku menunggu ayah yang lengket dengan komputernya. Waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya datang. Ayah mengangkat pantatnya dan berjalan memdekat kearahku. Ayah duduk disebelahku.
"Ellen kau tak apa? Wajahmu tampak kusut?" Tanya ayah sambil mengotak-ngatik tabnya.
Setelah bercinta dengan komputer sekarang berselingkuh dengan tabnya. Haduh. Apa sih yang kau pikirkan Ellen.
"Aku bosan menunggu ayah." Aku mengerucutkan bibirku.
"Lalu kau mau apa Ellen?"
"Ehm.. om Dellen apakah dia sedang sibuk?"
Aku melihat senyumnya yang mengembang di wajahnya yang tak lagi muda. Senyuman itu berubah menjadi tawa yang menggema diruangan ayah yang mewah bernuansa klasik. Kau pasti salah bicara lagi Ellen!
"Berhentilah tertawa ayah!" Ucapku disusul dengan cubitan yang mendarat diperut ayah. Ayah hanya mendesis lalu melanjutkan tawanya. "Aku cuma nanya doang."
"Cari saja ke kantornya." Balas aja sambil memcubit pipiku yang chubi. Lalu kembali sibuk dengan tabnya.
Seorang wanita cantik memasuki ruangan ayah. Ayah langsung mendongkak kearah wanita tersebut. Tante luna membawa beberapa map yang ada ditangannya. Tante luna tersenyum kearahku dan aku pun membalas senyumannya.
"Maaf mengganggu pak. Ini berkas yang bapak minta. Sudah saya siapkan untuk meeting nanti."
Ayah hanya mengangguk dan menyuruh tante Luna menaruh map tersebut diatas meja. Tante Luna pun pamit dan meninggalkan kami.
"Hmm.. ayah.. apa ayah merasa tidak kesepian?" Ayah langsung menatapku dengan tajam membuat nyaliku menciut.
"Apa maksudmu?"
"Hmm.. apa ayah tidak berencana untuk.. hmm.. menikah lagi?" Tanyaku ragu.
Tanpa menjawab ayah langsung berdiri dann berjalan memdekati pintu lalu membuka pintu tersebut. Ayah mencoba mengusirku?
Ayah memang selalu sensitif dengan urusan pernikahannya. Mungkin pernikahan ayah yang dulu masih berbekas didalam hati kecilnya. Aku mencoba menatap matanya penuh tanya. Tatapan ayah begitu dingin membuatku sulit mengartikan pandangan itu.
"Sebentar lagi ayah meeting. Pergilah ke kantor Dellen. Parto akan mengantarmu."
Aku hanya mengangguk pasrah dan menganggkat pantatku dari sofa mahal milik ayah. Aku berjalan kearah pintu dan mulai melangkahkan kaki keluar. "Maaf ayah." Ayah tak menjawab dan langsung menutup pintu besar miliknya. Membuat hatiku merasa nyeri.
Aku melihat tante Luna yang tengah duduk dimejanya sambil menatapku bingung. Aku hanya bisa mengerucutkan bibirku yang mungil. Aku berjalan mendekat kearah meja milik tante Luna.
"Ada apa sweety?" Tanyanya lembut membuat hatiku sedikit tenang.
"Tidak ada. Ehmm.. tante tau Dellen gak?" Tanyaku ceria mencoba untuk menyembunyikan perihnya hatiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MR. ITCH
RomanceAku tak bisa percaya. Aku bisa dekat bahkan menyukai pria aneh seperti dia. Dia yang memiliki kelainan. Bahkan aku sulit mempercayai hal itu. Tapi dia cukup menghiburku dari kegalauan yang sedang ku rasakan akhir-akhir ini. Belum lagi wanita gila ya...