01

2.7K 170 145
                                    

"Rileks, April."

"Hnn.. ini aku rileks kok.."

"Yaa, tapi gak keliatan begitu."

April terkekeh, namun ternyata kekehannya malah membuat rasa yang mengisi liang senggamanya makin nyata. Napasnya dicoba lebih teratur lagi, lebih rileks lagi seperti yang dititahkan.

Peluh membasahi kening, pelipis sampai rambut April. Diusapnya rambut April ke belakang, memperlihatkan wajah April yang berusaha tenang dengan keadaan sekarang. Melihat April membuka sedikit matanya, ia lekas mengembangkan senyuman lebar, seakan sedang meyakinkan April kalau semuanya baik dan aman.

Satu kecupan mendarat di kening April, disusul di pelipis, merambat ke mata lalu hidung, pipi dan berakhir di bibir. April terkekeh lagi, namun lagi-lagi kekehan April selalu bisa membuat liang senggamanya terasa semakin penuh.

"Geli.."

"Oh ya?"

"Hm.." April buka lagi matanya, perlahan sampai pandangannya bertaut pada mata sang lawan. "Kamu keringetan.."

"Kamu juga, rambut kamu sampe basah."

"Padahal tadi kita abis mandi."

Senyumnya kembali melebar, "Yaa nanti jadi mandi lagi deh." dan tertawa pelan.

Namun ya tadi, kalau tertawa, penyatuan mereka juga makin terasa. April sampai meremat lengan lawan senggamanya ini, saking nyatanya, saking terasa penuhnya dan saking terasa nikmatnya.

Rematan tangan April berubah jadi pelukan, saat tubuh ia membungkuk rendah, mendekap April dengan aman, saat melanjutkan senggama yang sempat terjeda untuk sesaat.

"R-rio.. Mario.." tangan April mencoba meraih apapun di punggung Mario, namun tidak ada apa-apa, hanya punggung lebar Mario. Bahkan April tidak bisa meraih tangannya sendiri di punggumg Mario. "Ngh-"

Mario tidak menggubris panggilan April, ia malah makin mendekap tubuh April dan memperdalam kejantanannya di liang senggama April. Seraya sesekali Mario kecupi kepala April dengan sayang, seakan-akan Mario memang ingin menyampaikan kalau ia sebegitu sayangnya dengan April.

Benar.

Mario memang sudah lama menyayangi April. Dari yang awalnya hanya sayang sebagai teman, sampai kini sayang sebagai kekasih. Mario ingin terus menyayangi April, membahagiakan April, ya tentu bersama dengannya. Mario ingin bahagia sama-sama dengan April.

Rasanya ingin selalu memeluk April seperti malam ini, tidak mau Mario lepas. Mario tidak mau menjadi seperti orang-orang yang dulu menyia-nyiakan April. Ini terlalu menyesakan untuk jadi isi part satu.

Mario punya April, kini, dan bisa Mario pastikan kalau ia juga masih akan terus bersama April esok dan seterusnya. Ia tidak perlu memikirkan apapun lagi, yang ada di dekapannya kini adalah April, Mario cukup memikirkan April saja. Bukan yang lain.

"Rio.."

"Hmm?"

"Rio.. dalem.. ngh.. banget Rio.."

"Hm." Mario menyahut pelan, seraya ia agak bangkit membuat jarak antara dirinya dan April. Dikecup lagi bibir April, yang tidak terkatup karena harus mengatur napasnya. "Kamu gak papa?"

"Hmm.. cuma rasanya.. nnh rasanya aneh banget. Kamu dalam banget tau Rio."

"Maaf deh."

"Gak. Maaf kamu cuma omdo."

Mario terkekeh pelan, "Aku serius loh. Lagian, kamu cuma ngerasa aneh aja kan? Bukan yang gimana-gimana?"

"Iya.."

Avenoir (BL19+) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang