Sempat pulang ke apartemen dulu untuk ambil tas berisi pakaian dan keperluan selama Dinas Luar. Semuanya sudah disiapkan semalam, jadi saat pulang juga tidak lama-lama karena travelnya berangkat jam delapan. Sekiranya jam tujuh sudah harus berangkat lagi ke pool travel, jadi tidak sempat bercumbu mesra dengan April dulu.
"Cuma semalem aja, besok juga kamu udah pulang lagi."
"Tetep aja, malem ini aku tidur sendirian."
"Nanti sambil telponan deh."
Mario tidak menjawab apa-apa, responnya sekadar mendadak agak sebal melihat April mengembang senyum seraya tetap fokus mengemudi. Tadinya memang Mario mau berangkat sendiri, pikirnya kan April pasti lelah juga baru pulang kerja tapi harus mengantar Mario, jadi mau naik ojek online saja. Cuma April menyanggupi, mengantar Mario sampai pool travel.
April sebenarnya bisa bawa mobil, motor pun bisa. Cuma kalau kerja lebih suka naik transportasi umum atau ya ojek online. April cuma bisa mengendarai, tapi kalau untuk yang sat-set-sat-set salip sana-sini, April tidak mahir. Yang ada malah senggol sana-sini. Kalau untuk berkendara santai saja ya April bisa. Malah dulu April lebih cepat bisa mengendarai mobil dibanding motor.
Ah.. Mario jadi ingat kenangan lama, saat April belajar sepeda. Itu juga tidak langsung bisa. Lama. Mana sempat mogok belajar karena menyerah duluan. Untung ada teman segabut Mario yang setia mengajari April mengendarai sepeda. Iya, pas itu Mario selalu dapat ejekan gabut dari April, bukannya mengerjakan skripsi malah melatih sepeda. Padahal mah biar April tidak latihan saja.
"Kamu pulangnya hati-hati, kabarin aku terus."
"Ada juga kamu yang kabarin aku terus."
"Hmm bakal aku spam chat nanti, tiap saat."
"Kamu kan harus kerja, gimana sih?" April tertawa, ia baru melepas sabuk pengamannya, ingin ikut Mario turun mengantar sampai Mario berangkat.
Masih ada lima belas menit lagi, tas bawaan Mario sudah dimasukan ke bagasi mobil. Sambil menunggu, sambil lanjut mengobrol dengan April seraya memperhatikan orang-orang yang baru berdatangan, termasuk karyawan sedivisi Mario yang juga baru datang.
April sekadar menyapa dengan senyuman, tidak ada obrolan basa-basi, malah lanjut mengobrol dengan Mario asik sendiri. Bukan maksud mengabaikan, cuma ya April tidak kenal, Mario juga tidak mengajak karwayan itu mengobrol, jadi ya sudah.
Jadinya, tetap dengan Ranti, bawahan Mario yang katanya super pick me itu. Mario sudah menolak, bahkan mengajukan diri untuk tugasnya diberikan pada yang lain saja. Tapi tidak bisa, sudah titah dari atas. Dwi selaku atasannya Mario juga tidak bisa apa-apa, ya Mario yang bawahan Dwi ini juga makin tidak bisa apa-apa lagi. Akhirnya hanya bisa pasrah, tugas ke luar kota kali ini harus dengan perempuan yang Mario yakini, kalau
perempuan ini yang sempat berkata tidak baik soal pernikahannya dengan April.Mungkin April tidak sadar, Mario juga tidak mau April kenal. April terlalu baik untuk sekadar kenal dengan perempuan yang bahkan tidak bisa menjaga kata-katanya. Mario tidak sudi.
Ah sudah lah tidak mau bahas. Malas. Di sana nanti biar masing-masing saja, selain saat meeting, sebaiknya tidak ada pertemuan lain. Malas.
Di kamar, saat April siap tertidur, handphonenya berdering tanda panggilan masuk, ia kira hanya telpon biasanya, namun ternyata sebuah video call dari Mario yang begitu dijawab, paras tidak enaknya langsung terlihat.
"Udah di hotel?"
"Udah, udah mau rebahan juga. Sepi banget gak ada yang bisa dipeluk."
"Malem ini doang Yo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Avenoir (BL19+) [COMPLETE]
Random❝𝑺𝒐𝒎𝒆𝒕𝒊𝒎𝒆𝒔, 𝒉𝒂𝒑𝒑𝒚 𝒎𝒆𝒎𝒐𝒓𝒊𝒆𝒔 𝒉𝒖𝒓𝒕 𝒕𝒉𝒆 𝒎𝒐𝒔𝒕.❞ Harusnya yang lalu, biar saja jadi masa lalu. Orang-orang dan kenangan di masa lalu, harusnya tetap di masa lalu. ❀ 𝕆ℝ𝕀𝔾𝕀ℕ𝔸𝕃 ℂℍ𝔸ℝ𝔸ℂ𝕋𝔼ℝ ❀ Ada beberapa part bersifat...