Sempat jadi perdebatan panjang, soal pernikahan Mario dan April. Setelah hampir satu setengah tahun setelah pertemuan kedua orangtua masing-masing, akhirnya Mario dan April memutuskan untuk menikah. Ya, akhirnya. Namun yang sempat diperdepatkan ini tentang upacara pernikahaannya sendiri.
Setelah akhirnya Mario dan April mengiyakan keinginan orang tua untuk dibuat acara resepsi, perdebatan lainnya adalah dimana resepsinya akan dilaksanakan. Orangtua Mario minta di Tangerang, Mario dan April maunya ya di Jakarta saja, nah orangtua April maunya di Australia, tema garden party. Yang terakhir memang paling di luar akal sehat. Ya gimana? Jauh untuk sampai ke Australia, pun teman-teman Mario juga April banyaknya di Jakarta.
Setelah berunding panjang, enam pasang mata, akhirnya diputuskan untuk bersumpah pernikahan di Australia, cukup dengan keluarga inti saja. Resepsinya tetap di Jakarta, yang mengundang teman-teman, rekan, kolega, dan saudara.
Yang mau menikah memang Mario dan April, tapi yang sibuk dan heboh kedua orangtua mereka. Ya karena alasan Mario ini anak bungsu lah, karena April juga anak satu-satunya lah. Rencana nikah sederhana itu pun patah semua berakhir serba mewah.
Jarak dari nikah di Australia dan resepsi di Jakata itu juga lumayan jauh, sekitar tiga bulanan. Jadi begitu pulang dari Australia baru keduanya mengurus acara resepsi, dari gedung, WO, katering, undangan dan segala macamnya. Tidak ada masa bulan madu, boro-boro mikir kesana, keduanya keburu disibukan dengan persiapan acara resepsi mereka.
"Temen-temen kantor kamu tau?"
"Ya tau lah. Tante kamu yang tiap hari nanyain kapan resepsinya, jadi yang lain ikutan tau."
"Tapi emang diundang kan?"
"Ya iya, cuma yang divisi aku aja. Kamu gimana?"
"Aku juga yang deket-deket aja. Aku lagi bingung soal baju buat anak-anak. Yang cewek harus kebaya gitu? Gak dress aja?"
"Aku pengennya dress sih Yo, yang warnanya setema sama acaranya nanti. Cuma, keburu gak ya untuk jait dressnya? Cowok-cowok mah pake jas biasa kan?"
"Iya. Coba kamu tanya Sukma deh, dia ngerti begituan kan?"
"Aku coba deh, sekalian tanya Putri juga. Maura udah kamu pastiin kan bisa kesini?"
"Aman." Mario acungkan jempolnya. "Ini aku nanya si Rafka, ngundang dia sekalian juga. Dia bilang sih mungkin bisa pulang sekalian dia liburan kesini."
"Nah, ya udah. Ajak aja."
"Iya, cuma dia belum tau tanggal pastinya kapan dia balik. Takutnya ternyata baru bisa pas abis acara. Jadi kemeja sama jas dia juga belum aku siapin, belum aku masukin list."
"Hmm gitu?"
"Kamu mau undang Devan?"
April sontak menoleh. Heran. Kaget juga. Sudah lama ia tidak dengar nama tersebut, bahkan sudah hilang dari ingatannya pula sejak akhirnya Mario tau soal kondisi rahimnya.
"Aku cuma nanya. Waktu dia nikah, dia ngundang kamu kan? Ya mana tau kamu mau ngundang dia."
"Untuk apa?"
"Ya pamer lah. Pamerin suami kamu yang loyal dan royal ini."
"Rioooo!"
"Hahahahahahaha~!"
"Ih! Aku udah deg-degan tau gak? Aku udah gak pernah inget dia lagi, kamu tiba-tiba bahas dia. Aku kaget sendiri. Ternyata tujuan ngundang cuma buat itu?"
"Ya kenapa nggak? Apa salahnya?" Mario masih tertawa-tawa. "Aku cuma mau buktiin aja kok, kalo ada orang yang bisa terima kamu apa adanya. Maksudnya gak cuma aku loh, ada orangtua aku, sampe temen-temen kamu. Kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Avenoir (BL19+) [COMPLETE]
Random❝𝑺𝒐𝒎𝒆𝒕𝒊𝒎𝒆𝒔, 𝒉𝒂𝒑𝒑𝒚 𝒎𝒆𝒎𝒐𝒓𝒊𝒆𝒔 𝒉𝒖𝒓𝒕 𝒕𝒉𝒆 𝒎𝒐𝒔𝒕.❞ Harusnya yang lalu, biar saja jadi masa lalu. Orang-orang dan kenangan di masa lalu, harusnya tetap di masa lalu. ❀ 𝕆ℝ𝕀𝔾𝕀ℕ𝔸𝕃 ℂℍ𝔸ℝ𝔸ℂ𝕋𝔼ℝ ❀ Ada beberapa part bersifat...