Subuh itu akhirnya benar-benar Mario juga April habiskan dengan senggama. Sampai jam berapanya tidak ada yang memperhatikan, yang jelas, sekali senggamanya dimulai keduanya jadi sama-sama tidak bisa berhenti.
Karena, jujur... senggama tanpa kondom yang jadi pengalaman pertama bagi keduanyan ini ternyata lebih adiktif. Entah bedanya gimana, mungkin karena bersentuhan langsung? Bisa jadi. Hanya Mario dan April yang merasakan, sampai sulit dideskripsikan.
April juga tidak ingat ia klimaks berapa kali, mungkin sampai squirt juga? April rasanya hilang kewarasan di pertengahan senggama, di kepalanya bersisa ingatan Mario yang tidak lelah dan malah lagi-lagi minta tambah. Dan gilanya, April juga merasa demikian.
"Kamu bilang stop tapi ini kamu masih ngejepit aku Pril."
"R-rio, jangan ngomong nghh gitu-"
Tapi Mario mana peduli? Mau April minta sudah berkali-kali pun, ia masih semangat menghujam liang senggama April dengan penisnya. Menekan intinya berkali-kali tanpa henti. Telinga Mario sampai penuh dengan desahan April, bukan yang lain.
"Kita harus sering-sering ngeseks bagini." senyum Mario melebar, masih menahan tubuh April agar tidak terjatuh, "Kamu sebenernya suka juga kan seks gak pake kondom begini?"
"Ngh.." sama sekali tidak menjawab, April masih berusaha tetap waras namun rasanya tidak bisa. Tiap kali penis Mario menekan intinya, rasanya kadar kewarasan April langsung berkurang banyak.
Terlebih dengan posisi seperti ini, April yang menduduki penis Mario begini. Penis Mario terasa masuk lebih dalam dibanding dari posisi biasanya. Pun, April juga tidak bisa menyangkal, tanpa kondom ternyata lebih menyenangkan.
Mario kecupi leher dan pundak April, seraya jemarinya terus memilin-milin kedua puting April. Merah dan sudah amat-amat keras. Bisa ia lihat juga kalau penis April yang sudah mengeluarkan banyak cairan itu masih bisa ereksi dengan sempurna.
"Aku.. nnhh mau keluar- angh Rio-"
"Lagi?"
"Ngghh-" April gelisah, ia makin mendongak, sampai kepalanya merebah di pundak Mario. Matanya terpejam erat, merasakan penis Mario yang memenuhi liang senggamanya, menyentak intinya keras sampai buat April seketika membelalakan mata seraya pelepasannya yang luar biasa.
Mario turut menganga melihat pelepasan April, bukan yang pertama kali tapi rasanya baru malam ini ia lihat April squirting sebegitu banyaknya.
Sudah ukan cairan putih kental lagi, yang keluar benar-benar serupa air seni.
"U-udah Rio.. aku gak sanggup.."
"H-hah?"
"R-rio.."
Udah? Yang bener aja? Mario malah makin terangsang melihat April yang baru saja squirt. Cepat ia merebahkan April lagi, melepas penyatuan mereka untuk sementara.
Yang April pikir, kalau senggama mereka ya sudah selesai. Tapi tidak. Mario malah mengangkat pinggul April sampai pangkal paha April tepat di depan wajah Mario.
"R-rio!"
Masa bodo. Mario tidak peduli. Ia mengabaikan April dan malah mengulum penis April dengan rakusnya. Mengecupi sampai menggigit paha April sampai meninggalkan banyak tanda. Terakhir, yang benar-benar buat April mengerang keras karena nikmat adalah saat Mario menyapukan lidahnya di liang senggama April yang tidak berhenti berkedut.
"Aanggh- Rio- nghh nggh aah-"
Masih, belum mau berhenti. Mario malah makin rakus seakan liang anus April bisa ia makan saat itu juga. Pun, desahan-deahan April juga buat Mario turut kehilangan kewarasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Avenoir (BL19+) [COMPLETE]
Random❝𝑺𝒐𝒎𝒆𝒕𝒊𝒎𝒆𝒔, 𝒉𝒂𝒑𝒑𝒚 𝒎𝒆𝒎𝒐𝒓𝒊𝒆𝒔 𝒉𝒖𝒓𝒕 𝒕𝒉𝒆 𝒎𝒐𝒔𝒕.❞ Harusnya yang lalu, biar saja jadi masa lalu. Orang-orang dan kenangan di masa lalu, harusnya tetap di masa lalu. ❀ 𝕆ℝ𝕀𝔾𝕀ℕ𝔸𝕃 ℂℍ𝔸ℝ𝔸ℂ𝕋𝔼ℝ ❀ Ada beberapa part bersifat...