Chapter 49

229 22 0
                                    

Vanitas pergi mengikuti kelas sejarah yang dilakukan di sore hari untuk menemui seseorang.

"Kenapa kita ada disini? Aku benci kelas sejarah."

Henry juga ada disini mengikuti kelas bersama vanitas. Padahal vanitas tidak meminta dia untuk mengikuti. Tapi dia yang ikut dan mengeluh sendiri.

Selama jam pelajaran Vanitas terus memperhatikan seorang pria yang selalu aktif dalam kelas. Menjawab setiap pertanyaan dan banyak bertanya saat kelas berlangsung.

Saat kelas sudah berakhir. Vanitas membangunkan Hanry yang sejak tadi tertidur di sampingnya.

"Bangun."

"Sudah selesai?"

Hanry menguap sembari mengusap matanya Saat dia terbangun. Dan melihat kelas sudah berakhir.

Vanitas berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri pria yang bernama Fenrir itu.

"Permisi,tuan Fenrir. Bisakah kita bicara sebentar?"

"Ya? Apakah ada yang bisa saya bantu?"

Pria bernama Fenrir itu terlihat bingung saat Vanitas tiba-tiba mengajaknya bicara. Vanitas dengan sopan mengajak Fenrir itu untuk berbicara dan ikut dengannya tanpa menimbulkan kecurigaan.

Akting yang sempurna untuk seorang aktor.

"Saya ingin membicarakan tentang pelajaran hari ini. Anda sangat aktif saat dikelas tadi. Jadi saya pikir Anda mungkin bisa membantu saya."

"Oh. Begitukah."

Fenrir malu-malu saat Vanitas berpura-pura memujinya itu. Dan kemudian fenrir mengikuti Vanitas ke taman belakang akademi. Dengan Hanry juga.

Selama ini dia terus menjadi pengamat dan memperhatikan apa yang akan vanitas lakukan.

Beberapa saat yang lalu vanitas mengintruksikan kepadanya.

"Jika dia tidak mau menjawab jujur. Apakah kau bisa menggunakan sihir cuci otak?"

"Tentu itu sangat mudah bagiku. Tapi risikonya itu tinggi jadi dia mungkin bisa kehilangan pikirannya."

"......"

Hanry mengatakan itu dengan santainya. Padahal jika dia sampai kehilangan akalanya itu artinya dia menjadi gila.

"Kalau begitu jangan lakukan"

Rencana itu tidak berhasil. Jadi satu-satunya cara adalah membuat dia mengakui segalanya.

Vanitas akan berusaha berbicara dengan baik-baik. Karena komunikasi itu penting.

Saat mereka sudah sampai di taman belakang akademi. Fenrir terlihat memperlihatkan wajah bingung.

"Kenapa kita pergi kesini?"

Vanitas dan Henry berdiri berhadap-Hadapan dengan Fanrir. Vanitas kemudian membuka pembicaraan.

"Ada yang ingin saya bicarakan."

Vanitas berbicara sembari mengeluarkan anting Realina dari sakunya.

"Apakah anda tahu apa ini?"

"Ya? Apa maksud anda?"

Fenrir terlihat bingung. Mungkin dia lupa. Vanitas kemudian menanyakan kepadannya perilal anting Realina. Tentang bagaimana dia masuk ke asramanya dan menggeledah barang-barangnya.

Fenrir terlihat bingung dan panik.

"Sa-saya tidak mengerti apa yang anda bicarakan. Saya tidak tahu apa-apa tentang itu."

Retired to isekai [BL] S2 (Drop)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang