°°°Hari telah berganti. Pagi-pagi buta adara sudah berada di halaman rumah milik arhan. ia langsung turun dari mobil lalu melangkah menuju teras rumah. ia pun menekan bel, lalu tidak lama kemudian pintu terbuka.
"Eh, ada non adara. Pagi-pagi amat kesininya, non?" Ucap pembantunya arhan.
"Em, bik. Bang deril belom berangkat kan?" Tanya adara.
"Oh, den deril mah udah berangkat dari subuh tadi, non."
"Hah?! Serius bik?"
"Iya, non."
Adara langsung menghela nafas berat. "Kok gak bilang sih kalo mau berangkat subuh-subuh."
"Yaudah, non. Saya ke dapur dulu ya, mau bikin sarapan buat den arhan."
"Iya, bik."
Pembantu tersebut langsung pergi. Adara pun langsung mencoba menghubungi deril, tidak lama kemudian panggilan terhubung.
📞: "bang! Kok gak bilang sih kalo mau berangkat subuh-subuh!" Ucap adara kesal.
📞: "maaf, ra. Tadi buru-buru, jadi gak sempet ngabarin kamu."
📞: "ih, dasar!"
📞: "soalnya kalo berangkatnya siang biasanya jalannya tambah macet, makanya abang berangkatnya subuh-subuh." jelas deril.
📞: "hm, yaudah deh. Abang hati-hati di jalan."
📞: "iya, ra. Kamu juga jaga diri baik-baik ya di sana, kalo ada apa-apa langsung telfon arhan."
📞: "iya, bang."
📞: "yaudah ya, ra. Abang tutup dulu telfonnya."
📞: "iya, bang."
Tut Tut Tut (panggilan berakhir)
Setelah itu adara pun langsung masuk lalu menghampiri sang kekasih di kamar.
°°°
Sesampainya di kamar arhan, adara menggeleng ketika melihat sang kekasih masih tidur. Adara pun duduk di tepi ranjang, setelah itu ia langsung membangunkan sang kekasih.
"Yang, bangun."
Arhan langsung menggercapkan matanya, pandangannya langsung tertuju pada adara. "Sayang?"
Arhan pun langsung bangun sembari mengucek matanya. "Tumben pagi-pagi ke sini?"
"Tadi niatnya mau nemuin bang deril, tapi abang malah udah berangkat."
Arhan langsung cemberut. "Jadi kamu kesini cuma mau nemuin bang deril."
"Ya sama mau nemuin kamu juga." Saut adara.
"Ini kamu mau berangkat ke kampus?" Tanya arhan.
"Ya iya dong."
"Yaudah biar aku anter, aku masuk kampusnya sore soalnya."
"Ga usah deh, Aku mau berangkat sekarang soalnya."
"ih! Aku aja yang nganter!"
Adara menghela nafasnya. "Kalo kamu yang nganter tuh kelamaan, pasti kamu harus mandi dulu."
"Yaudah aku gak usah mandi." Saut arhan.
"Jorok!"
Adara langsung beranjak dari tempat duduknya.
"Yangggg." Rengek arhan.
Adara langsung mencium singkat pipi arhan. "Emhh, bau. Udah buruan sana mandi. Aku berangkat dulu ya, sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
[POSESIF BROTHER]
Teen Fictionpengen ga sih punya kakak kaya deril? Atau malah sebaliknya? Risih karna selalu ngelarang-ngelarang & ngatur-ngatur?🚷🚻