93

371 29 0
                                    


°°°

Kini arhan dan adara sudah duduk di kursi yang ada di sana. Adara langsung menyodorkan minum untuk arhan.

"Nih sayang, Minum dulu."

"Ga usah." Saut arhan datar.

"Minum dulu, sayang. Biar tenang."

"Tadi kenapa sih kamu malah diem aja pas cowok tadi ngelap sisi mulut kamu!"

"Jadi kamu masih marah gara-gara masalah tadi?"

"Ya iya lah! Aku ga suka!"

"Maaf, sayang. Soalnya gak enak kalo tadi aku langsung marahin dia, banyak orang yang liatin."

Arhan membuang nafas kasar.

"Yang?" Panggil adara.

"..."

"Maaf, sayang."

"..."

"Sayangg kuu."

"..."

"Jadi Calon suami aku beneran ngambek nih?"

Arhan hanya tetap diam saja. Adara menghela nafas berat. Akhirnya ia pun langsung memeluk arhan.

"Maafin aku, sayang. Aku janji kalo ada cowok yang berani nyentuh aku, aku bakal langsung marahin dia, aku janji." Ucap adara.

"Awas aja sampe boong." Saut arhan.

Adara mendongakkan kepalanya menatap sang kekasih. "Iya sayang, aku janji, sekarang kamu jangan ngambek lagi ya, maafin aku."

Arhan mengangguk, ia pun langsung mencium kening adara cukup lama. Setelah itu adara pun melepas pelukannya.

"Sayang, kamu tunggu sini dulu ya, aku mau ke toilet bentar." Ucap adara.

Arhan mengangguk. "Jangan lama-lama."

"Iya, sayang."

Adara pun berdiri, setelah itu ia langsung pergi.

°°°

Adara terlihat baru keluar dari toilet, saat adara ingin kembali menghampiri arhan, tiba-tiba langkahnya terhenti karna ada seseorang yang menghalanginya. Adara langsung menatap seseorang tersebut.

"Andrew?!" Gumamnya.

Adara langsung menoleh ke arah sekitar, ia takut jika tiba-tiba arhan ataupun fara datang dan melihatnya.

"Minggir!" Sentak adara.

Andrew malah tersenyum. "Marah-marah mulu, jadi makin gemes."

Adara menatap tajam andrew. "Lo tuh udah punya pacar! Hargain prasaan fara, dia tu bener-bener tulus sayang sama lo!"

"Kan gue udah pernah bilang kalo gue gak suka sama dia. Gue jadiin dia sebagai pacar cuma karna gue lagi butuh dia. Dan nanti setelah gue udah gak butuh Dia, gue bakal langsung tinggalin dia dan lo yang akan jadi pacar gue."

Nafas adara menjadi naik turun tidak teratur. "Bener-bener Ga punya otak lo!"

"SAYANG! KAMU DI MANAA?!" suara fara terdengar.

Adara terlihat panik, ia langsung ingin segera pergi, Namun Andrew langsung memegang pergelangan tangan adara.

"Ck, lepasin! Ntar kalo fara ngeliat lo lagi sama gue yang ada dia makin curiga!" Pekik adara.

Andrew tidak memperdulikan ucapan adara tersebut. Andrew malah menarik tangan adara dengan kuat, Hingga akhirnya mereka berdua jatuh ke lantai dengan posisi adara menindihi tubuh andrew.

[POSESIF BROTHER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang