4. You Suck!

24 3 0
                                    

Seakan alam ikut bersedih, langit yang semula cerah kini mendadak mendung dan hujan langsung turun deras membasahi area pemakaman umum dan Lyora yang engga berteduh membuat sekujur tubuhnya basah kuyup.

"Lyo gamau pergi, mama papa kehujanan berarti Lyo ikut hujan-hujanan juga" Isak Lyora

Selang 5 menit ia merasa teduh dan rintik air tak lagi membasahinya membuat Lyora kebingungan, saat menoleh keatas ada payung hitam melindunginya.

Arsen datang dengan raut wajah sedihnya memandangi Lyora yang sehancur ini, meskipun hubungan backstreet keduanya belum usai namun tidak bisa Arsen pungkiri ia saat ini begitu sakit melihat gadisnya sehancur ini.

"Pulang sayang, masih ada aku yang sayang sama kamu" Ucap Arsen pelan

Arsen ikut berjongkok dan langsung dihadiahi pelukan erat oleh Lyora yang basah kuyup membuat bajunya ikut basah, namun dengan begitu Arsen tetap membalas pelukannya.

"Mereka jahat, mereka gatau kalo aku gak punya siapapun lagi selain kamu tapi mereka terus jahatin aku! Aku salah apa"

Ucap Lyora meraung raung disertai sesegukan membuat Arsen ikut menangis tanpa suara sambil mengelus surai panjang Lyora.

"Mereka udah bunuh 2 pelita Lyora dan sekarang matiin mata pencaharian kedua pelita Lyora! Lyora hancur!!"

Arsen yang sudah ikut menangis sesegukan itu hanya diam mendengarkan semua curhatan Lyora tanpa ada niatan membalasnya supaya Lyora bisa puas mengeluarkan unek-uneknya.

"Udah puas, hm?"

Arsen melepas pelukannya dan beralih menangkup wajah tirus Lyora dengan tatapan sendu dan suara yang sedikit bergetar namun berusaha tetap tersenyum untuk Lyora.

"Udah, tapi aku gamau pulang ke rumah mertua dulu" Pinta Lyora dan diangguki Arsen

Akhirnya Arsen membawa Lyora ke mes kantor polisinya untuk meredakan dan menenangkan suasana hati Lyora.

Tak lupa Arsen menyiapkan air hangat untuk Lyora mandi, piyama tidur dan semangkuk bubur serta segelas teh manis hangat semua Arsen siapkan sendiri untuk gadisnya.

"Mau mandi dulu apa makan dulu?" Tanya Arsen lembut

"Mandi dulu" Jawab Lyora pelan

Arsen datang dengan handuk kimono dan mempersilahkan Lyora untuk membersihkan badannya supaya tidak masuk angin.

"Kalo udah beres panggil aku ya, aku nunggu diluar"

Setelahnya Arsen berjalan keluar untuk menunggu Lyora namun ia sudah disuguhkan Ashraf yang berdiri diteras sambil menenteng payung basah disertai wajah yang tak bersahabat.

"Mana istri gua?" Tanya Ashraf to the point

"Mandi, dapet izin dari mana lo sampe bisa ke mes kita?" Cegah Arsen menghalangi pintu

"Gua suami sah nya, gausah nyegah" Bantah Ashraf namun dihadiahi dorongan keras dari  Arsen

"Suami gila mana yang tega nyakitin hati istrinya berkali-kali hah? Gue selama ngebackstreet sama dia gak pernah nyakitin dia sampe segitunya" Sarkas Arsen

Arsen hanya menghela nafas panjang menahan sebisa mungkin agar emosinya tidak meledak, tak berselang lama pintu terbuka menampilkan Lyora yang sudah memakai baju piyama dan handuk dililitkan dikepalanya sambil mengunyah biskuit.

"Lyo??"Ujarnya dengan mata yang berbinar

Namun tak disangka Lyora yang mendekat itu malah memberikan sebuah tamparan keras sampai wajah Ashraf tertoleh kesamping.

"You suck!! Gak punya hati!! Bajingan!!!" Umpat Lyora sambil menunjuk wajah Ashraf

Dengan cepat Arsen menarik Lyora menjauh dari Ashraf khawatir gadisnya akan melampiaskan emosinya lebih jauh pada sang suami.

"Maaf" Singkat Ashraf

"Maaf lo gaada guna! Pergi lo dari sini!!! Jangan temui gue sampe beberapa hari kedepan sebelum gue sendiri yang samperin lo!!!" Bentak Lyora tak tanggung-tanggung

"Oke gua bakal pergi, takecare yourself my wifey"

Setelahnya Ashraf membuka payungnya dan berjalan meninggalkan mes Lyora menembus derasnya hujan sore ini yang belum kunjung reda sejak tadi siang.

Sebenarnya hati Lyora tak tega mengusir Ashraf sang suami begitu kasarnya seperti demikian, tapi rasa sakit dan kecewanya terlalu mendominan membuat Lyora berani mengusir Ashraf secara kasar.

Mata Lyora belum lepas memandangi punggung Ashraf dengan payung navy nya itu perlahan menjauh meninggalkan area asrama anggota kepolisian menuju area parkiran kantor polisi.

Arsen belum melepaskan rangkulannya pada bahu Lyora namun otaknya masih terngiang-ngiang ucapan pamit Ashraf tadi membuat ia tak bisa bohong bahwa itu sangatlah menyakitkan.

"Wifey? He say wifey to her in front of me?? Seriously??"


TBC.

Worst MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang