Kini Lyora bersiap menuju kediaman Ashraf atas permintaan Bunda Ashraf langsung, sebenarnya sangat malas untuk datang tapi mau tidak mau kan?
Saat ini Lyora hanya duduk manis disofa ruang tamu sembari memantau grup chat kantornya yang dipenuhi percakapan antar beberapa anggota yang membahas hal random.
Soal pekerjaan Lyora sebagai polisi intel hingga saat ini belum diketahui sang Bunda karena Ashraf yang menuruti permintaannya agar menyembunyikannya dari orangtua Ashraf.
"Lyora sayang" Panggil Bunda seraya menghampirinya dan duduk didepannya
Tanpa menjawab Lyora hanya tersenyum tipis seraya mematikan ponsel dan menaruhnya dimeja tak lupa menegapkan posisi duduknya menjadi lebih anggun.
"Soal malam itu Bunda beneran gatau kalau bunda main nikahin kalian tanpa persetujuan kamu terutama bunda minta maaf banget soal tidak kesengajaan Ashraf ngebunuh orangtua kamu dulu" Ucap Bunda Ashraf sangat merasa bersalah
Lyora sangat menunggu mertuanya ini mengucapkan maaf atas kesalahannya meruntuhkan perusahaan yang seharusnya menjadi miliknya, namun perkataan itu tidak kunjung keluar dari mulutnya.
"Iya Bun gapapa, udah terjadi juga ya mau gimana lagi? Nasi udah jadi bubur, Lyo sekarang udah resmi punya mas Ashraf kalo diakhirin yaa status kita berdua bakal dipandang rendah sama orang"
Lyora berucap sesopan dan se anggun mungkin, bertepatan Lyora berucap demikian tak berselang lama Ashraf baru pulang dan tak sengaja mendengar perkataan Lyora dengan sang bunda.
"Eh, mas baru pulang? Sini duduk dulu"
Ashraf sangat terkesiap mengetahui perubahan Lyora 180 derajat didepan sang Bunda, bahkan Lyora menghampirinya seraya membantunya membuka jas dan membawakan tasnya.
"Bun, Lyo buatin minum bentar ya buat mas sama bunda" Ucap Lyora berjalan kearah dapur
"Yaampun mantu kesayangan bunda"
Ashraf tahu bahwa itu taktiknya agar tak terlihat membencinya dihadapan sang Bunda, meskipun itu akting semata namun Ashraf sangat menyukainya saat ia dipanggil 'mas' oleh Lyora.
Ashraf duduk tepat disebelah posisi Lyora duduk sebelumnya dan pastinya melihat ponsel milik Lyora yang tergeletak diatas meja dan memutuskan untuk scrolling sosmed sejenak.
Namun tak berselang lama, ponsel milik Lyora kedapatan telepon dari kontak yang diberi nama 'Komandan' alhasil Ashraf langsung memanggil Lyora.
"Sayang! Telepon kamu bunyi dari komandan kamu!" Ucap Ashraf tak sadar
Lyora disisi lain sangat panik dan terkejut sedangkan sang Bunda memgernyit bingung atas ucapan Ashraf yang tak disengaja.
"Komandan?? Loh, emang mantu Bunda profesinya apa kok pake ditelpon komandan??"
Saat Bunda Ashraf bertanya demikian, Lyora datang dengan wajah paniknya menyambar ponselnya dari tangan Ashraf dan tersenyum kikuk.
"Lyo udah 9 tahun lebih mengabdi jadi polisi intel Bun, itu cita-cita Lyo dari kecil" Jujur Lyora sedikit panik
Bukannya senang, Bunda Ashraf terlihat sangat terkejut mendengar ucapan Lyora membuat sepasang pasutri muda itu kebingungan.
"Kamu anaknya Pak Matthew Magdalena Agaskar??? Yang dari kecil selalu seneng dihadiahin baju polisi???" Tebak sang Bunda dan Lyora mengangguk cepat
"Maaf bun Lyora gabisa lama soalnya ada panggilan misi ngedadak, mas aku pergi dulu ya? Kalo kelamaan tunggu aja di mes aku"
Setelahnya Lyora langsung berlari ke kamar miliknya dilantai dua dan tak asa semenit Lyora turun dengan seragam atribut lengkap tak lupa memakai sepatu pantofel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Worst Marriage
Fanfic[On Going] "Dari awal gua emang salah, jadi gua harus terima kalau lo gabisa bales perasaan gua sampai detik ini"