8. Hampir Saja!

15 3 0
                                    

Sebuah langkah lebar memasuki kawasan mansion megah milik Ashraf dengan menyeret satu koper besar disertai senyuman miring penuh makna dan sorot mata tertuju pada Lyora.

"Akhirnya sampe juga"

Istri Ashraf yang sedang menyiram tanaman hias milik Ashraf hanya meliriknya dengan satu halis yang diangkat tanpa berniat membuka pembicaraan sedikitpun.

"Eh ini menantu ayah ya?"

Barulah Lyora tersenyum manis seraya menaruh selang dan menyalami kepala keluarga Sagara.

"Iya yah, aku Lyora" Balas Lyora berusaha se ramah mungkin

"Gue ngerasa gaenak banget sama mertua gue yang ini"

Namun genggaman tangan Lyora pada ayah Sagara dilepaskan begitu saja secara kasar oleh Ashraf yang datang dari dalam dengan apron penuh noda tepung.

"Gausah pegang istri Ashraf"

Ashraf langsung menarik Lyora ke belakangnya dengan tatapan penuh emosi tak peduli dengan penampilannya yang acak-acakan karena belum selesai dengan urusan dapur.

"Kok didapur? Istri kamu malah nyiram? Kebalik dong, harusnya menantu ayah yang masak dan kamu yang nyiram jadi ayah disambut didalem tanpa harus panas-panasan gini"

"Cerewet" Ketus Ashraf menarik Lyora pergi ke dalam

"Keterlaluan! Orangtua belum beres ngomong malah pergi!!" Bentak Ayah Sagara

"Tuh sadar! Udah tua diem!! Gausah banyak tingkah!!" Bentak Ashraf tak kalah keras dari dalam

Ashraf membawa Lyora ke kamar dan tak lupa menguncinya dari dalam lalu menuntun Lyora duduk dikasur sedangkan Ashraf berjongkok dihadapan Lyora.

"Otak dia tetep miring, dia dalang dan otak dari semua masalah keluarga kamu dan kamu gaboleh deket-deket sama dia" Jelas Ashraf to the point

Lyora sangat kaget mendengar ucapan Ashraf yang terkesan seperti rapp namun masih bisa ia pahami, jadi yang dikatakan suaminya dulu bahwa ia tak bersalah memang benar adanya.

"Dia dari dulu emang gasuka sama keluarga Abigail, makanya liat kamu tuh dia nafsu pengen bikin kamu senasib sama keluarga Abigail kamu yang lain" Jelas Ashraf lagi

"Jadi ini kamu adu cekcok sama bunda kemarin pagi??" Shock Lyora dan dibalas anggukan Ashraf

"Iya sayang, jadi aku minta kamu tetep deket aku terus ya? Aku gamau kamu kenapa-napa"

Lyora hanya tersenyum miring sambil mengelus pipi kanan Ashraf membuat sang suami kebingungan.

"Urusan ayah kamu gampang sayang, aku bisa jaga diri lagian cuma ngurusin satu orang kan?"

Ashraf sedikit speechless mendengar tanggapan sang istri namun dengan begitu ia sadar bahwa Lyora adalah polisi intel yang sudah biasa berhadapan dengan senjata, darah, dan perkelahian.

"Serahin semua ke aku ya"

Lyora mengecup sekilas bibir Ashraf lalu bangkit berjalan ke kamar mandi, sedangkan Ashraf sendiri masih jongkok dengan wajah yang tak percaya.

"Sayang! Aku siapin air hangat ya buat kamu" Ujar Lyora dari kamar mandi

Ashraf tersenyum menahan salting diikuti pipi dan telinganya yang mulai memerah seraya melihat kearah kamar mandi.

"Iya cantikku"

☆☆☆☆☆

Menantu dari putra bungsu Sagara terlihat menuruni tangga dengan hoodie putih miliknya dipadu trainning abu-abu dan slipper 2 warna pakaiannya membuat atensi Ayah Sagara diruang tamu beralih padanya.

Dipertengahan tangga, Lyora sadar tengah diperhatikan hanya melirik kearah ruang tamu seraya smirk tipis.

"Got that, akhirnya masuk jebakan"

Lyora hanya berjalan kearah dapur dan membuka kulkas seraya mengambil beberapa bahan makanan, ia akan memasak untuk makan malam.

Ayah Sagara datang menghampirinya dan berdiri disamping kanan Lyora sembari memperhatikan setiap jari lentiknya memasak berbagai jenis makanan.

"Bisa masak juga ya ternyata"

Paham bahwa itu bukanlah pujian, Lyora hanya terkekeh sinis membuat Ayah Sagara kebingungan.

"Iyalah harus, biar kerjaannya gak cuma nindas yang lebih lemah"

Lyora berkata demikian sambil menatap mata sang mertua dengan tatapan dingin dan senyuman miring tipis membuat Ayah Sagara terlihat menahan kesal.

"Ternyata kamu gak sepolos yang saya kira, tapi ingat bahwa dihadapan kamu sekarang ini bukanlah mertua kamu! Tapi penjahat utama dari kisah kelam keluargamu!" Ujar Ayah Sagara menekan setiap kata

"Dan perlu anda ingat tuan, anda tengah berhadapan dengan polisi intel yang paling ditakuti yang kapan saja mendapatkan semua data pribadi anda sampai ke akarnya! Bukan lagi seorang menantu yang bisa ditindas"

SYANG!

Lyora yang tengah memotong umbi-umbian itu langsung menancapkan sebilah pisau dapur berukuran besar yang tengah ia pakai langsung ia tancapkan ke tengah talenan kayu sampai membentuk belahan lurus sempurna.

Ayah Sagara yang melihat itu terlihat merinding namun dengan sekejap ia rubah menjadi sok dingin dan terlihat berwibawa dihadapan Lyora.

Tak disadari, rupanya mata Lyora mengamati setiap inci terkecil dari atas sampai bawah penampilan sang mertua berharap ia mendapatkan sebuah petunjuk.

"Let's see, seberapa jauh anda bisa mengimbangi permainan ini"

Dengan sekali sambar, nampan yang sudah terbagi dua secara rapi itu ia lempar dan tepat memasuki tong sampah yang jaraknya 7 langkah dari titik Lyora berdiri saat ini.

Rupanya tak kalah pintar, Ayah Sagara sudah memegang pisau daging yang ukurannya sangat besar dan ia ayunkan kearah punggung Lyora.

DUGH

BRUAGH

Tanpa menoleh, Lyora langsung menghindar dan tebasan pisau daging ukuran besar itu langsung menancap kearah rak bumbu yang ditempel di dinding.

Akibatnya Ayah Sagara terhuyung ke depan dan hidungnya terkena benturan sudut meja kitchen set sampai hidungnya mengalami luka robek yang parah.

"Sakit ya?" Tanya Lyora dingin dan lagi-lagi disertai kekehan sinis

Disambil dengan perkelahian kecil, rupanya 4 menu makanan sudah tersaji dan siap dihidangkan.

Bertepatan Lyora yang menyajikan makanan dimeja, Ashraf datang sambil mengusak rambutnya yang basah menggunakan handuk kecil.

"Suamiku baru mandi, sini aku bantuin"

Lyora sengaja mengalihkan perhatian Ashraf dengan cara memberinya kecupan singkat pada saat sang suami mendekatinya dan kedua tangan Lyora yang tak berhenti mengusak rambut Ashraf secara lembut.

"Kenapa ini sayang??"

Bingung Ashraf melihat kitchen set berantakan dan sang ayah yang masih tergeletak setengah sadar dilantai.

"Pemanasan kecil kok sama ayah sambil masak"

Lagi lagi Lyora mengecup Ahsraf tapi kali ini mengecup pipi kanannya saat Ashraf duduk, setelah menyiapkan porsian makan malam untuk Ashraf barulah gilirannya.

Lyora yang sengaja membiarkan mertua tergeletak dilantai itu merasa was-was takut sang suami menegurnya karena tidak sopan, rupanya Ashraf anaknya sendiri benar-benar mengabaikannya.

Seolah tak ada siapapun didapur!

"Istri gua dilawan, resiko sih itu mah" 

TBC.

Worst MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang