17. Sisi Posesif Ashraf

17 2 0
                                    

"Benar kan? Buat apa juga Bu Lyora kasian sama psikopat kaya Kaizo?"

Setelahnya polwan yang berjalan beriringan bersama Lyora dikoridor berpisah diperempatan jalan koridor, Lyora terdiam ditengah jalan sedangkan polwan tersebut berbelok kearah kanan.

Lyora menghela nafas gusar seraya menatap cincin pernikahannya yang masih setia melingkar dijari manis kanannya.

"Kata dia ada benernya juga, gue seharusnya bales kebaikan dia bukan mempertahanin orangnya dihidup gue"

Lyora bergumam sendiri seraya melihat isi grup chat tim kerjanya terkait kasus Kaizo yang masih saja dibahas, kemudian tangannya menarik ikat rambut membuat cepolan rapi nya terlepas begitu saja membuat surai hitam panjangnya bergerak bebas kesana kemari.

"Can i hear your story about today, darling?"

Pandangan Lyora yang semula tertunduk perlahan lurus kedepan dan mendapati Ashraf yang baru pulang bekerja kini ada dihadapannya dengan raut wajah lelahnya namun senyuman indahnya masih terlukis sempurna diwajah tampannya.

"Maaf" Gumam Lyora masih didengar Ashraf

"Don't say sorry to me darling, kamu gaada kesalahan apapun" Bantah Ashraf mendekati Lyora seraya memgelus surainya

"Aku udah egois, mentingin cita-cita aku aja tanpa mikirin hubungan kita" Keluh Lyora menunduk merasa bersalah

"Gapapa, aku paham kalo kamu masih belum nerima semuanya dan inget kata aku sebelumnya kan? aku bakal nungguin kamu buat nerima aku even tho lebih lama dari yang kamu kira and i still waiting for you darling"

Lyora menatap Ashraf suaminya yang memiliki postur tubuh lebih tinggi darinya dengan tatapan berbinar, hal itu membuat Lyora sedikit menengadahkan kepalanya.

"Are you feel better now?" Tanya Ashraf mensejajarkan wajahnya dengan Lyora

"I always feel more than better when i'm on beside you, so before you ask that i'm always feel better"

Lyora langsung memeluk Ashraf menenggelamkan wajahnya pada dada bidang milik Ashraf dan dibalas pelukan hangat disertai elusan lembut pada surainya.

Seperti biasa Ashraf selalu merasa salah tingkah disaat Lyora memberikannya pujian atau hanya sekedar kata-kata manis.

Walaupun wajah istrinya selalu terlihat judes namun ia tetap mencintai Lyora sampai kapanpun dan tidak ada kata berhenti sejenak untuk mencintai Lyora.

Pelukan keduanya belum lepas namun sorot Ashraf tak sengaja menangkap sosok Arleon yang berdiri tak jauh dibelakang Lyora menatapnya penuh tantangan dan kesombongan membuat emosi Ashraf menggebu-gebu seketika.

Ashraf melepas pelukannya begitu saja membuat Lyora kaget melihat tingkah laku Ashraf yang mendadak berubah.

"Ayo pulang"

Ashraf langsung menggenggam tangan Lyora dan menariknya begitu saja tanpa menunggu jawaban Lyora terlebih dahulu.

Sedangkan Arleon yang melihat Lyora dibawa pergi oleh Ashraf membuatnya menggeram emosi dan langsung mengejar Lyora tanpa berpikir panjang.

"Buru-buru amat?"

Arleon langsung menghadang jalan keduanya, Lyora menunjukan reaksi kaget sedangkan Ashraf sendiri tengah mati-matian menahan emosinya saat ini.

"Minggir" Ketus Ashraf mempererat genggaman tangannya pada Lyora

"Woh nyantai dulu dong bro, kita nongki dulu gimana? Sekalian ajakin juga dong istri lo itu" Goda Arleon seraya mencolek dagu Lyora

Tanpa basa basi Ashraf menarik Lyora kebelakangnya lalu menangkis tangan Arleon cukup keras membuat pemuda itu meringis kesakitan.

"Jangan kasar, kita ada diarea publik" Bisik Lyora memperingati namun dihiraukan Ashraf

"Gua bisa aja remukin tangan lo kalo lo masih berani nyentuh Lyora se lancang barusan" Geram Ashraf penuh tekanan setiap kata

"Wiss takutnya" Sanggah Arleon tidak ada takutnya

Sorot Arleon menangkap raut wajah Lyora yang terlihat sangat emosi namun sorot matanya sangat ketakutan dan entah mengapa hal itu membuatnya semakin bergejolak untuk mendapati Lyora.

"Emosi tapi takut gimana sih itu konsepnya, cantik?" Goda Arleon mendekati Lyora

Ashraf tak tanggung-tanggung menyingkirkan kepala Arleon agar menjauh dari Lyora yang sangat terlihat tidak nyaman.

"Dih pak CEO gak sopan banget" Keluh Arleon dengan nada dibuat-buat

"Bacot, berani deketin istri gua berarti harus berani lewatin gua dulu" Peringat Ashraf mengeratkan genggaman tangannya pada Lyora

Semua orang yang sudah memperhatikan ketiganya kian menganga tak percaya melihat semua respon Ashraf yang sangat terlihat jelas bahwa Ashraf dengan wajah dingin dan datar rupanya terlihat sangat posesif pada Lyora.

"Rumor yang lagi anget ternyata engga bohong" Sanggah Arleon dengan nada mengejek

"Sejak kapan gua ngebohong sama hubungan sah gua?" Tanya Ashraf dengan intonasi rendahnya

"Sayang, udah" Bisik Lyora menenangkan Ashraf

"Jangan kira Lyora selalu jauh dari gua tanpa pengawasan jadi lo bebas deketin dia" Balas Ashraf menatap Arleon tajam

"Gausah sombong karena bisa nuntasin level satu karena level satu cuma level awal dan itu masih ada level lain yang lo gak tau berapa banyak level diatasnya"

Sarkas Ashraf tegas seraya membawa Lyora pergi dari sana dan Arleon melebarkan matanya tak percaya bahwa Ashraf yang ia pikir bodoamat dengan pernikahan terpaksa ini rupanya sangat posesif pada Lyora.

Dan semua ini diluar ekspetasinya.

"Ashraf sialan" Gumam Arleon mengeraskan rahangnya







TBC.

Worst MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang