Ashraf menurunkan Lyora secara perlahan diatas kursi kerjanya lalu ia berjalan menghampiri kotak p3k yang tak jauh dari keduanya lalh Ashraf berjongkok tepat didepan kaki Lyora yang diperban.
"Gausah ngerepotin padahal, gue bisa sendiri" Ucap Lyora pelan
"Direpotin sama istri sendiri gapapa"
Lyora hanya bisa menatap Ashraf yang jongkok didepannya tengah mengoleskan minyak urut dan ia pijat secara perlahan setelah ia membuka perban dikaki Lyora secara perlahan.
"Kalo gaada perkembangan, ntar kontrol lagi ke RS" Ujar Ashraf menatap Lyora yang masih setia menatapnya
"Kekilir biasa, gausah lebay deh ah" Tolak Lyora memalingkan muka
"Tapi engkel lo kena dan kalo keseleo lagi sekali meskipun pelan itu bakal lebih sakit dari yang pertama" Jelas Ashraf secara perlahan
"Terserah"
Lyora kembali memalingkan muka dan tanpa sadar, kakinya sudah memakai perban baru dan Ashraf bangkit mensejajarkan wajahnya dengan Lyora lalu menyelipkan anak rambut ke belakang telinga.
"Gausah jutek gitu nanti makin banyak yang suka sama lo"
Lyora spontan menatap Ashraf dengan tatapan kaget dengan apa yang diucapkannya barusan.
"Kebalik? Harusnya gue judes biar gaada yang suka sama gue, gitu gak sih?" Tanya Lyora memperjelas
"Nope, bener yang gua bilang justru semakin lo judes dan jutek bakal makin banyak yang jatuh cinta sama lo dan itu bikin gua cemburu"
Lyora berdecih seraya terkekeh remeh mendengar apa yang diucapkan Ashraf, namun tak bisa dipungkiri bahwa jantungnya saat ini tengah berdisko.
Bruak!
Bugh!
Keduanya spontan menoleh kearah luar ruangan dimana terdengar samar suara keributan dari arah luar membuat Ashraf langsung siaga, berbeda dengan Lyora yang kebingungan apa yang terjadi.
Lyora hendak pergi mendahului Ashraf untuk menghampiri sumber suara, dengan cepat anak bungsu Sagara itu menahan salah satu tangan Lyora disertai gelengan pelan.
"Belakang gua"
Setelahnya Ashraf lah yang mendahului turun menuju lobby bawah untuk melihat apa yang terjadi sedangkan Lyora yang menurut itu senantiasa mengekor dibelakang Ashraf.
Sesampainya dilobby keduanya terbelalak kaget terutama Lyora yang sangat shock melihat pemuda yang baru saja dihajar habis-habisan oleh suruhan Ashraf kini kembali babak belur oleh Angkasa.
"Loh? Kai?? Dia kok udah bebas??" Kaget Lyora melihat keberadaan Angkasa didepan sana
"Lo kenal dia?" Selidik Ashraf
"Iya, dia pernah jadi pelaku disalah satu misi gue dan dia dijerat hukuman 20 tahun penjara" Jelas Lyora dan dibalas oh ria oleh Ashraf
"Cemburu?" Ledek Lyora
"Kaga, ngapain gua cemburu sama modelan sikopat kek Kaizo" Balas Ashraf seadanya
Kaizo mulai menyadari keberadaan Lyora yang berada dibelakang Ashraf tengah berbincang tanpa sadar keduanya tengah diperhatikan olehnya.
"Udah kapok apa belum?"
Tanya Kaizo lantang pada pemuda tersebut yang sudah terkapar dilantai membuat Lyora dan Ashraf menoleh padanya.
"A-ampun pak" Balas pemuda itu terbata
"Stop!"
Kaizo menyunggingkan senyuman tipis dengan pandangan yang belum lepas dari pemuda dilantai, akhirnya aksinya barusan menarik salah satu target selama ini yang ia cari.
"Oh? Bu Lyo maaf saya buat kerusuhan dikantor ibu, tapi sekarang udah gaada yang ganggu ibu lagi" Sanggah Kaizo dengan nada formal
"Tutup mulut lo, gue udah pensi dari kerjaan itu! Soalnya kerjaan itu yang bikin rumah tangga gue nyaris retak, termasuk lo sendiri!" Balas Lyora lantang jauh diatas tangga sana
"Bu Lyo gak mikirin resikonya anda pensi dari polisi intel?" Tanya Kaizo santai membuat Lyora kebingungan.
"Resiko apaan? Gue ambil semua resikonya" Balas Lyora berani
"Oh? Walaupun anda memutuskan pensiun dan resign dari polisi intel, para musuh sebelumnya yang anda hadapi bisa saja datang kembali dengan berbalas dendam pada anda, bukan?" Tanya Kaizo seraya tersenyum miring.
"Tutup mulut lo bedebah! Lo gak liat ada suaminya didepan dia? Enteng banget lo ngomong gitu ke istri gua!" Bentak Ashraf tak terima
Bukannya berhenti, Kaizo malah tertawa bak seorang pemeran antagonis utama dalam sebuah film, ia hanya tertawa geli melihat balasan dari lawan bicaranya.
"Sialan! Lo bilang gitu karena lo adalah resiko yang lo sendiri maksud kan?" Sergah Ashraf membuat Kaizo terdiam.
"Lyora istri gua dan sampai kapanpun gaada suami kedua ataupun seterusnya buat dia! Gua suami pertama dan terakhir dia!!" Ucap Ashraf lagi dan lebih lantang
"Huhu takutnya, lo sadar gak 2 saingan lo yang baru bukan sembarang orang biasa?" Tanya Kaizo seraya smirk dan mengangkat halis satu
"Bacot! Gak takut gua, maju satu-satu sini yang ganggu istri gua!" Tantang Ashraf semakin berani
Lyora bukannya ketakutan tapi malah memasang ekspresi menantangnya dengan senyuman miring khas miliknya membuat Angkasa menggeram karena merasa diremehkan.
"Suami gue dilawan"
Lyora menyamakan berdirinya disamping Ashraf seraya merangkul mesra lengan kirinya dan tak lupa senyum kemenangan disunggingkan membuat emosi Kaizo kian tersulut.
"You such a rude man i've ever seen! Bodoh"
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Worst Marriage
Fanfiction[On Going] "Dari awal gua emang salah, jadi gua harus terima kalau lo gabisa bales perasaan gua sampai detik ini"