Rupanya semenjak pertemuan Lyora dengan kakak beradik Sagara itu, Lyora tetap tinggal di asrama barunya tanpa memberitahu lokasinya pads mereka berdua.
Kini, Lyora tengah memeriksa pabrik terbengkalai tempat bekas pembunuhan seorang wanita paruh baya oleh psikopat gila yang kebetulan menjadi buronan kantornya.
"Cari buronannya ya mba?"
Seorang pemuda dengan topi dan masker hitamnya entah datang darimana langsung berbisik ditelinga kanan Lyora membuat Lyora terkejut dan langsung menjaga jaraknya.
"Iya, saya lagi ngeburu pelakunya"
Lyora sedikit mengerutkan kedua halisnya dengan pistol yang siap ditembakkan berada ditangan kanannya.
"Kayanya mba kurang gesit deh" Ejek pemuda tersebut
"Maksud anda?" Bingung Lyora
Pemuda tersebut membuka sedikit maskernya dan menampilkan smirk ditambah sorot tajamnya menambah kesan mengerikan pada pemuda tersebut.
Tentu saja Lyora yang memiliki daya ingat yang tajam langsung menyadari siapa pemuda dihadapannya saat ini.
"Apa? Mau tangkep gue? Coba aja kalo bisa"
Lyora langsung menarik pelatuk pistol yang ia genggam dan diarahkan langsung tepat pada kepala pemuda dengan pemilik nama lengkap Kaizo William Erlangga
Lebih gesit darinya, entah bagaimana caranya pemuda kelahiran 98 itu kini sudah ada dihadapannya, menangkis pistolnya sangat cepat dan diganti oleh satu telunjuknya yang mengangkat dagu Lyora.
"Jangan terlalu galak dong, cantik" Tutur Kaizo disertai smirk tipisnya
"Loh??" Kaget Lyora terkena ilusi milik Kaizo
"Lo jadi cewe gue nanti gue bantu beresin kasus ini sebagai imbalan, gimana?" Tawar Kaizo disertai kekehan sinis
"Gila, saya sudah bersuami" Tolak Lyora keras
Kaizo langsung menangkat tangan kanan Lyora dan tidak menemukan apapun dijari manisnya, lalu ia tertawa renyah menbuat Lyora sedikit panik.
"Jangan bohong cantik, ini mana cincinnya?" Tanya Kaizo tersenyum miring
"Pria gila! Serahkan diri anda atau saya tembak mati disini?!" Ancam Lyora menodongkan pistolnya lagi seraya menjaga jarak
"Wow, takut" Ejek Kaizo memasang mimik ketakutan lalu disusul tawa renyahnya
"Bu Lyora! Are you ok?!!"
Salah satu teriakan rekan kerjanya dari sudut lain membuat Kaizo sedikit panik, lalu ia kembali menghampiri Lyora dan membisikkan sesuatu pada gadis itu diikuti tangannya memasukkan secarik kertas kecil pada saku celana seragam Lyora.
"See you next time love, takecare youself from fuckin rat"
Kaizo langsung menghilang entah bagaimana caranya setelah ia berjalan kearah belakangnya, namun saat dilihat tidak ada siapapun dibelakangnya membuat Lyora sendiri merinding ketakutan.
Rekan kerja sebelumnya yang berteriak rupanya menghampiri Lyora karena dirasa tidak ada sahutan, namun yang ia temukan hanyalah Lyora yang nampak melihat kesana kemari dengan wajah ketakutan.
"Bu Lyora! Sersan!!" Ujarnya seraya menghampiri Lyora
"A-ada K-kaizo tadi" Tutur Lyora gemetar hebat
"Kai? Kaizo William Erlangga yang jadi pelaku pembunuhan disini????" Kagetnya dan dibalas anggukan cepat oleh Lyora
"Gaada siapapun disini sersan, cuma ada kita berdua sama 3 rekan kita dari divisi lain" Tambahnya lagi
Akhirnya penyelidikan sore ini ditutup begitu saja karena kondisi Lyora yang mendadak tidak memungkinkan untuk kembali melanjutkan tugas.
Diposisi yang tak jauh, Kaizo hanya tersenyum puas melihat target barunya tumbang secara perlahan karena perbuatannya sendiri.
Lalu ia mengeluarkan ponsel dan memerintahkan bawahannya untuk memberikan semua jawaban kasusnya sendiri tanpa membeberkan pelaku utama.
"Anything for you, Lyora Magdalena Abigail"
Kaizo melangkah pergi dari sana menuju taman kota, namun dipertengahan jalan ia bertemu dengan pemuda dengan style formalnya tengah menatapnya sinis.
"Singkirkan tatapan anda tuan, saya bisa mencongkel mata anda kapan saja" Imbuh Kaizo memperingati
"Woah kalem bro, gimana? Enak modusnya sama Lyora?" Tanya pemuda itu disertai senyuman miring
"Maksud anda??"
"Kira-kira diantara kita siapa yang mencintai wanita itu secara obsessed atau karena nafsu saja?" Tanya pemuda itu menantang
"Maaf, saya tidak keduanya justru anda lah yang seperti itu"
Tepat saat Kaizo melewati pemuda itu, bahunya langsung ditahan membuat langkahnya terhenti sejajar dengan pemuda itu.
"Let's see, who's the real villain here"
Mata sleepy eye nan tajam milik Kaizo membalas tatapan nyalang mata sipit dan tajam milik pemuda tersebut.
"Ok i accept that, and let's see in the ending who will go to fckin jail" Balas Kaizo seraya smirk
KAMU SEDANG MEMBACA
Worst Marriage
Fanfiction[On Going] "Dari awal gua emang salah, jadi gua harus terima kalau lo gabisa bales perasaan gua sampai detik ini"