16. Better Than Me?

7 1 0
                                    

Setelah momen sedikit panas atas kedatangan Arleon, akhirnya Ashraf berinsiatif berlama-lama di kantor sang istri.

"Baikan nih ceritanya?" Tanya Ashraf sambil melihat-lihat seisi ruangan Lyor

"Iya, soal hari itu maaf aku gak pikir panjang" Cicit Lyora membuat Ashraf menoleh padanya diiringi senyuman manis

"Gapapa, aku selalu maafin kamu kok"

Lyora tersenyum tersipu malu hal itu membuat Ashraf yang tak sengaja melihatnya langsung tertawa geli.

"Apa yang lucu???" Tanya Lyora sewot

"Gaada"

Akhirnya Ashraf dan Lyora saling terdiam menciptakan suasana canggung diantara keduanya.

Namun Ashraf yang masih sedikit kesal dengan interaksi Arleon dengan sang istri membuatnya ingin melabrak Arleon secara langsung, Ashraf yakin saat ini pemuda itu belum jauh dari sini.

"Sayang, bentar aku ke depan dulu gak lama kok ya?" Pamit Ashraf seraya mengelus kepala Lyora

"Iya, hati-hati"

Setelahnya Ashraf melangkah cukup lebar meninggalkan ruangan kerja pribadi milik Lyora dan saat sedikit jauh dari ruang kerja pribadi sang istri barulah Ashraf berlari mencari keberadaan Arleon.

"Tangga aja, kelamaan lewat lift"

Ashraf menuruni setiap anak tangga sangat cepat dan tak butuh waktu lama ia sudah sampai dilobby bertepatan Arleon yang sedang berpamitan kepada beberapa karyawan front office perempuan.

Tepat saat Arleon membalikkan badannya, Ashraf menarik kerah pemuda dihadapannya sangat kasar membuat Arleon nyaris kehilangan keseimbangannya.

"Slow, gausah main tarik-tarik gitu" Tegur Arleon memperingati

"Gausah bacot, gua peringati jauhin Lyora atau lo tau konsekuensinya" Ancam Ashraf dengan nada pelan disertai penekanan setiap kata

"Gue aja nih yang diancem?" Tantang Arleon tersenyum miring

"Maksud lo??"

Arleon terkekeh sinis lalu melepaskan genggaman tangan Ashraf pada kerahnya secara perlahan membuat Ashraf semakin kebingungan.

"Lo punya satu lagi saingan buat istri lo itu" Jelas Arleon seraya membisikkannya pada telinga kiri Ashraf

Sret!

Ashraf mendorong bahu Arleon pelan dengan tatapan tak menyangka dan kilatan emosi mulai terlihat sedangkan Arleon hanya mengangkat halis satu disertai senyuman miring.

"Jangan lupa join ya, makin seru saingannya"

Arleon menepuk pundak Ashraf beberapa kali dengan nada ramah, tanpa disadari Ashraf mengepalkan tangannya sampai urat-uratnya terlihat.

"Keparat" Umpat Ashraf pelan

Sorenya Lyora sudah berada di mes miliknya tengah menyemil sambil menonton siaran berita terkini, sesekali Lyora mengubah salurannya namun jarinya terhenti disaat ia tak sengaja menemukan salah satu berita terkait penangkapan pelaku pembunuhan wanita paruh baya disebuah pabrik terbengkalai.

Kasus yang ia selidiki tempo hari dan Lyora sangat hafal siapa pelaku tersebut.

"Kai???"

Melihat lokasi diberita tersebut merupakan tempatnya dahulu dimana mes lama berada, tak butuh waktu lama Lyora langsung berangkat kesana menggunakan motor polisi.

Sesampainya disana setelah menunggu 2 jam lamanya agar situasi sepi barulah Lyora menyusul ke ruangan dimana Kaizo ditahan.

"Kai"

Seorang pemuda dengan baju oranye dengan nomor tahanan dipunggungnya itu memutar pandangannya ke belakang saat suara yang tengah ia rindukan kini ada disini memanggil nama singkat miliknya.

"Hai, we meet again" Sapa Kai halus

"Siapa yang laporin lo?? Siapa orangnya??" Tanya Lyora dengan nada panik

Bukannya menjawab, Kaizo hanya menunjuk kearah belakang Lyora menggunakan dagu membuat Lyora mengikuti arah tunjuk Kaizo padanya.

Matanya membulat saat mengetahui siapa yang melaporkan Kaizo pada pihak kepolisian.

"Arleon?!"

"See? Gue udah gaada saingan, jadi gue bisa mudah buat dapetin lo" Imbuh Arleon terkekeh puas

"Lo emang ngeringanin kasus gue tapi lo juga yang bikin makin runyem" Balas Lyora disertai hembusan nafas kasar

"Why? Lo gak seneng?? Lo gak berterima kasih sama gue udah bantuin nuntasin kasus lo? Hah??" Tanya Arleon meninggikan nada nya

"Turunin nada bicara lo ke cewe, sialan!" Semprot Kaizo didalam jeruji besi

"Bacot, napi diem!" Potomg Arleon cepat

"Justru anda yang seharusnya menutup mulut!!" Bentak Lyora emosi

Lyora sejenak memandang kedua pemuda tersebut dengan tatapan penuh emosi dan sedikit sulit untuk ditebak.

"Sama-sama sinting" Gumam Lyora melenggang pergi

Setelah kepergian Lyora, Arleon berjalan mendekat pada jeruji besi dimana Kaizo ditahan sedangkan pemuda itu tengah bersusah payah menahan emosinya yang menggebu-gebu.

"Lo bisa aja menang sekarang buat dapetin dia, tapi jangan lupain mantan 2 tahunnya yang masih setia mencintainya" Geram Kaizo menatap tajam Arleon

"Siapa lagi itu?!" Balas Arleon tak percaya

"Ada gerangan apa kalian membicarakan saya?"

Kaizo hanya tersenyum puas sedangkan Arleon spontan memutar badannya dan mendapati seorang pemuda berseragam polisi bintang 3 tengah menyilangkan tangannya dengan wajah datarnya.

"Jadi lo mantannya Lyora?" Sinis Arleon berani

"Kurang ajar" Gumam Arsen kesal

"Mantan aja kan? Gak lebih? Alah ini mah gak seberapa buat gue" Tantang Arleon menatap Arsen dari atas kebawah

"Gua sebarin data lo baru tau rasa" Balas Arsen masih berusaha tenang

"Emangnya lo punya data gue?" Tanya Arleon berlagak sombong

"Lyora yang cari dan sekarang ada ditangan gua" Sanggah Arsen menunjukan flashdisk yang sama persis yang ia lihat tempo hari diruangan kerja pribadi Lyora.

"Haha lo salah flashdisk, itu flashdisk rekap perkembangan perusahaan Lyora" Balas Arleon tertawa puas

"Kasian dijebak mantan gua, ini data lo sendiri kocak" Potong Arsen cepat

Kini giliran Kaizo yang tertawa puas didalam jeruji besi membuat senyuman sinis Arleon memudar seketika.

"Harusnya yang nantangin tuh menang, masa kalah 1 poin" Ejek Kaizo didalam sel tahanan

"Oh tantangan apa nih?" Tanya Arsen penasaran

"Tuh manusia ngajakin gue dapetin hati Lyora dan ngerebut mantan lo dari suaminya" Pungkas Kaizo ember

"Wah salah orang nih kayanya dan gua jelas pasti menang dong karena gua bisa kapan aja buat pasutri itu cerai, jangan lupa gua mantan 2 tahunnya yang pasti gua tau semua tentang Lyora dan lo yang modal tau muka dia hitungan detik gausah sombong"

Keduanya spontan bungkam mendengar ucapan spontan yang keluar dari mulut Arsen, bisa dilihat bahwa tatapan Arsen benar-benar serius dan tidak bercanda.

"Sukurin lo Arleon, lo salah orang! Gue gak ikut campur!!" Potong Kaizo didalam sel tahanan.





TBC.

Worst MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang