Ashraf dan Lyora berjalan meninggalkan lobby dan bersamaan para kerumunan karyawan mulai bubar satu persatu.
"Gimana kabar kamu?"
Langkah Lyora perlahan melambat dan beralih menatap Ashraf terkejut, gaya bicaranya lebih lembut dari pertemuan pertamanya.
"Baik" Singkat Lyora
"Maaf aku baru ngunjungin kamu lagi, aku cuma mau bilang maaf atas kesalahan sebelumnya dan..." Ashraf menjeda ucapannya membuat Lyora penasaran
"Dan apa?" Tanya Lyora masih setia menatap Ashraf
"Ayo mulai semuanya dari awal lagi, termasuk ngulang pernikahan terburuk kita kemarin"
Pandangan Lyora beralih menjadi menatap lurus kedepan dengan perasaan penuh tidak yakin, posisinya saat ini baru berbaikan ditambah banyak penghalang keduanya bukan? Kalau Lyora terima tawaran Ashraf itu sama saja mengundang malapetaka baru dan lebih rumit lagi.
"Bukannya aku mau nolak, tapi penghalang kita itu sumber masalah lain dan kamu tau sendiri kan se kasar apa Arleon? Seobsesi apa Kaizo?"
Perubahan raut wajah Ashraf sangat terlihat jelas bahwa ia sangat membenci kedua pemilik nama yang disebutkan istrinya itu.
Namun dibalik wibawa yang dimiliki Lyora, jauh dilubuk hatinya terdapat perasaan was-was akan kedua pemuda itu dan hubungan rumah tangganya yang sedang labil ini.
"Kita sudah pernah melewati jalan A, jadi kita tidak mungkin lupa se hancur dan se rusak apa jalan itu maka kita akan terbiasa dan paham jika suatu saat akan menghadapi jalan baru yang lebih rusak lagi"
Walaupun balasan Ashraf tidak sesuai dengan topiknya saat ini, Lyora sangatlah paham jika itu adalah jawaban dari pernyataan sebelumnya.
"Hujan badai dan petir sudah kita lewati, masa cuma hujan angin biasa kita runtuh?"
Kedua mata mereka bertemu, Lyora tenggelam dengan tatapan tajam nan dalam milik Ashraf, tatapan teduh yang ia rindukan sejak lama.
"So, you start to trust me again?" Tanya Lyora mulai tersenyum tipis
"Of course, why not? Dari awal aku masih percaya sama kamu dan aku tau dilevel sebelumnya kamu udah setangguh dan se kuat apa hadapin semuanya, jadi hujan angin kali ini kamu gaboleh roboh"
Sosok pemuda yang Lyora benci karena membunuh kedua orangtuanya sendiri sekaligus sosok pemuda yang ia kenal sangat dingin dan tak berperasaan rupanya memiliki hati sehangat ini.
Dimana Lyora saat ini sangat membutuhkan sosok penguat dan pelindung seperti Ashraf.
"You such a good husband, a blessed gift from God for me"
Lyora memeluk Ashraf cukup erat dan mendapat balasan pelukan tak kalah lebih erat dari Ashraf, pemuda itu sangat senang keduanya kembali berbaikan setelah insiden kecil tadi.
Ashraf melepas pelukannya secara perlahan membuat Lyora sedikit kebingungan.
"I'm so sorry, aku lupa kalo sebentar lagi ada meeting jadi aku gabisa lama" Ucap Ashraf dengan wajah sedih
"What a shame, but i hope you have a luck moment on it"
Ashraf tersenyum manis seraya mengusak pucuk kepala Lyora dan tak lupa mengecup dahinya sebagai tanda pamit.
"Take care yourself, my wife"
Ashraf melempar cincin pernikahan milik Lyora dan ditangkap oleh Lyora, pemuda itu melambaikan tangan dan mulai pergi keluar meninggalkan lobby utama.
Diawal ia memang merasa pesimis dan ragu untuk memakainya, namun berkat kalimat dukungan dan penyemangat Ashraf tadi membuat Lyora teguh dan yakin bahwa ia akan mulai memakainya kembali.
Lyora kembali ke meja kerjanya dan mulai mengerjakan semua file dan dokumen milik perusahaannya sendiri yang sudah menumpuk padahal baru ia tinggal beberapa jam.
Belum ada 1 jam, Lyora menghela nafas kasar merasa feelingnya sangat tidak enak kali ini tidak seperti biasanya.
"Kayanya gue banyak pikiran deh?"
Lyora kembali melanjutkan pekerjaannya itu sampai dimana satu ketukan pelan pada pintu ruang kerja pribadinya mengalihkan atensi Lyora pada komputer miliknya.
"Come in!"
Setelahnya knop pintu terlihat bergerak diikuti daun pintu yang perlahan terbuka dan sebuah kaki jenjang nan besar memakai boots melangkah masuk membuat Lyora sedikit kaget sekaligus kebingungan.
Setelah orang tersebut sudah berada didalam ruangannya, nafas Lyora tertahan dengan mata terbelalak saat ia mengenali siapa pemuda dihadapannya saat ini.
"Gua ganggu waktu lo gak?"
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Worst Marriage
Fanfiction[On Going] "Dari awal gua emang salah, jadi gua harus terima kalau lo gabisa bales perasaan gua sampai detik ini"