----------------------------------------------------
Setahun berlalu dengan cepat, Love sekarang sudah memasuki semester akhir. Ia sangat sibuk namun beruntung Win selalu membantunya. Love mulai menerima perpisahannya dengan Milk, namun perasaannya sama sekali belum berubah. Ia masih rajin mengecek akun sosmed Milk. Sudah setahun namun Milk belum memposting apapun. Foto dirinya masih ada dan menjadi postingan terakhir Milk. Love ingin menanyakan kabar Milk ke Ciize karena dirinya diblok Milk, namun ia takut akan merasa sedih lagi.
Win melambaikan tangannya saat melihat Love tidak menanggapi obrolannya.
"Mikirin apa sih?" Tanya Win sambil menyelipkan rambut Love ke telinganya.
"Bisa gak ya gue nyelesain skripsi. Udah stres duluan."
"Bisa lah, ada gue. Tenang aja." Win tersenyum sambil mengelus kepala Love pelan. Mereka semakin dekat, selama ini Win selalu menghibur saat Love tiba-tiba teringat Milk. Ia selalu berada di samping Love.
"Mau makan gak?" Tanya Love.
"Mau, gue juga ngerasa laper sih. Makan di luar aja ya, gue males makanan kantin." Win menggandeng Love. Ini bukan pertama kalinya Win menggandeng Love, Love tidak pernah protes yang membuat Win berani untuk selalu menggandeng dirinya.
"Iya."
Win membukakan pintu mobil untuk Love, ia juga memasangkan Love seatbelt. Win melajukan mobilnya keluar dari parkiran. Sesekali ia melirik Love.
"Love.."
"Em?"
"Lo mau gak jadi pacar gue?"
Love terdiam, ia melihat Win.
"Kalo ntar gak bisa jadi pacar? Lo gak temenan sama gue lagi?" Tanya Love.
"Gak, gue terima apapun jawaban lo."
"Lo tau gue pernah patah hati kan? Gak takut cuma gue jadiin pelampiasan doang."
"Gak lah. Gue yakin bisa bahagiain lo."
.
.Rumah Sakit
Milk berjalan ke parkiran setelah berjaga 24 jam non stop karena beberapa temannya sakit.
"Mau makan apa tidur dulu?"
"Mau tidur dulu, bangunin sejam lagi ya." Ucap Milk sambil memejamkan matanya.
Sky yang di sampingnya menyelimuti Milk dengan jaketnya, ia tersenyum memandangi Milk yang sudah tertidur. Ia mengesampingkan rambut yang menghalangi wajah Milk.
Sky dan Milk menjadi dekat sejak keduanya sering bertemu di tangga darurat, tempat istirahat favorit Milk. Sebenarnya saat awal berkenalan, Sky sangat dibenci Milk karena membahas tentang papanya. Namun setelah sering mengobrol Milk merasa nyaman untuk berbagi keluh kesahnya. Jika jaga malam tak jarang Sky mengirimi Milk makanan. Ia juga selalu menemani Milk tidur di mobilnya, karena tempat istirahat untuk anak koas sering penuh.
Setelah sejam, Sky membangunkan Milk dengan mengelus lengan Milk pelan. Milk membuka matanya perlahan lalu melihat Sky yang sudah tersenyum lebar.
"Makan dulu nih. Udah gak panas, apa mau aku pesenin yang lain?"
"Gak usah, gak apa-apa. Makasih ya." Milk mengambil dan mulai memakannya. Sky menyelipkan rambut yang mengganggu Milk makan ke belakang telinganya.
"Ngapain aja hari ini?"
"Ngejait 6 orang kecelakaan, ngeinfus orang kurang waras dikit pakek ngamuk. Sampek kena nih." Milk menunjukkan lukanya yang sudah tertutup plester.
"Kamu jaga sendirian?
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan
FanfictionIni lanjutan dari cerita Bimbang. Setelah kebimbangan Milk akan perasaannya. Kali ini ia akan dihadapkan dengan masalah yang menjadi ketakutan terbesarnya. Akankah Milk bisa memilih Love hingga akhir? Dan akankah Love akan memilih Milk hingga akhir...