----------------------------------------------------------------------
Setelah makan siang bersama, Papa Milk mengajak Milk untuk pergi ke Rumah Sakit tempatnya bekerja. Saat tiba di rumah sakit Papa Milk langsung memarkirkan mobilnya lalu bergegas turun. Milk yang kebingungan hanya mengikuti di belakangnya.
"Bentar lagi kamu kan koas, Papa mau kasih liat dulu gimana keadaan rumah sakit. Selama ini kan cuma di kampus belum pernah ketemu pasien beneran kan?" Tanya Papa Milk, Milk mengangguk.
Mereka menyusuri koridor setiap lantai, di mulai dari IGD. Hari itu IGD terlihat cukup ramai, Milk sempat kaget karena satu dokter harus menangani lebih dari satu pasien.
"Siang dok, mau kemana dok?" Tanya seorang perawat ke Papa Milk.
"Ini mau ngajak anak saya keliling, baru lulus bentar lagi koas. Milk kenalin ini kepala perawat di sini."
"Halo tante." Sapa Milk.
"Cantik ya, kayaknya lebih mirip mamanya. Semoga lancar ya, koas di mana?" Goda Perawat itu.
"Di Siriraj tante."
"Oh itu banyak temen Papa Mamamu, kalau diisengin sama dokter di sana bilang Papamu aja. Papamu kan galak."
Milk hanya tersenyum, ia sangat ingin pergi dari situ.
"Yaudah, saya lanjut keliling dulu. Mumpung libur sekalian jalan-jalan." Ucap Papa Milk dan berlalu meninggalkan IGD.
Mereka melanjutkan keliling ke beberapa unit di rumah sakit itu. Beberapa kali Milk kaget dengan kondisi pasien yang biasanya hanya dia liat melalui vidio atau buku. Ia sangat membenci bau rumah sakit namun karena tuntutan orang tuanya Milk harus membiasakan diri. Sampai di unit bayi dan anak, Milk merasa gemas saat melihat beberapa bayi yang sepertinya masih berumur kurang dari seminggu.
"Lucu kan?" Tanya Papa Milk. Milk mengangguk sambil tersenyum.
Mereka cukup lama di unit itu karena Milk tidak juga mau beranjak.
"Lanjut lagi yuk." Ajak Papa Milk, sebenarnya Milk masih ingin lebih lama.
Papa Milk merupakan direktur di rumah sakit itu, jadi ketika berkeliling dokter dan perawat berpikir sedang ada sidak dadakan itu membuat Milk merasa tidak nyaman. Milk merasa masih belum sebanding dengan Papanya namun Papanya sudah membanggakan dirinya ke semua orang.
"Paa, udahan deh. Pegel." Keluh Milk.
"Kok udah pegel, kamu nanti kalo koas gak boleh ngomong gitu kalo diajakin visit. Ayo, anggep aja jalan-jalan di Mall kayak biasanya." Papa Milk merangkul Milk.
"Iih malu, gak usah dirangkul." Milk melepas tangan Papanya dari bahunya. Papanya hanya tersenyum karena anaknya memang sudah dewasa.
Setelah berkeliling Milk langsung duduk di sofa ruangan Papanya. Ia membuka ponselnya, Love sudah mengirim banyak pesan. Ia mulai mengetik namun Papanya masuk.
"Gimana? Seru?" Tanya Papanya sambil membawa minum untuk Milk.
"Pegel sih, gede banget ternyata. Banyak juga unitnya." Jawab Milk.
"Ini belum seberapa, jaga kesehatannya selama koas biar gak sakit. Kalo butuh sesuatu bilang Papa atau Mama."
Milk mengangguk.
.
Rumah Milk
"Papa mau ngomong, abis mandi turun lagi ya." Ucap Papa Milk setelah turun dari mobilnya.
Milk mengangguk dan segera ke kamarnya. Ia melihat jam di ponselnya, ia melakukan panggilan vidio dengan Love.
"Sayangg, kangenn. Barusan aku liat mobil Papamu. Baru aja mau aku chat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan
FanfictionIni lanjutan dari cerita Bimbang. Setelah kebimbangan Milk akan perasaannya. Kali ini ia akan dihadapkan dengan masalah yang menjadi ketakutan terbesarnya. Akankah Milk bisa memilih Love hingga akhir? Dan akankah Love akan memilih Milk hingga akhir...