Bab 4

958 86 7
                                    

Hari Ujian Milk

Milk pagi itu sudah terlihat sibuk dengan beberapa berkas dan juga buku di mejanya. Ia berlatih mempresentasikan skripsinya. Beberapa kali ia mengulangi karena kata yang salah ia sebut, mendadak lupa bahkan lidahnya beberapa kali sempat kaku. Ia mulai terlihat frustasi. Ia meremas beberapa catatan kecil dan mulai membuat catatan lain.

Love menghampiri, ia mengelus bahu Milk. Milk melihat Love dengan mata memerah, Milk langsung memeluk perut Love. Tangisnya pecah, ia merasa sangat lelah. Love mengelus rambut Milk, air matanya juga turun tanpa permisi. Love tau Milk sedang sangat lelah, beberapa hari kemarin ia beberapa kali melihat Milk menangis sendirian namun saat bersama dirinya Milk selalu tersenyum seakan semua baik. Pagi itu Milk tidak bisa lagi bersembunyi.

"Kamu pasti bisa kok, anggep aja kayak ujian biasa. Kamu kan udah biasa ujian. Nanti aku temenin, tapi di luar ya heheh." Love mencoba menghibur.

"Beneran ya? Tungguin aku sampe selesai, aku mau kamu yang pertama aku liat setelah selesai." Milk melepas pelukannya dan melihat Love.

"Iyaa, aku ikut kamuu hari ini."

"Yaudah lanjut lagi, semangattt!!! Bikin pacar kamu ini bangga lagi." Ucap Love lagi, ia mencium kening Milk sebelum keluar kamar.

.

Kampus

Milk berkali-kali menghela nafas, melihat jam tangannya. Ia mondar-mandir di depan kelas dengan gelisah. Love menarik tangan Milk untuk duduk di sebelahnya.

"Tenang. Gak usah mikirin yang lain, kamu udah nyiapin ini lama pasti kamu bisa. Ada aku kok di sini." Love menggenggam tangan Milk. Sebenarnya juga gugup namun ia berusaha biasa saja. Milk tersenyum dan memasuki ruang ujiannya.

Setelah lima belas menit Milk masuk, dosen pengujinya datang. Love menghela nafas, ia menggigit bibir bawahnya, sesekali ia berdiri mengintip dari balik kaca pintu lalu duduk. Hal itu ia lakukan berulang kali. Beberapa orang mulai berdiri menunggu di depan ruangan sambil membawa bucket bunga dan kotak hadiah. Love pikir ada mahasiswa lain yang juga sedang ujian, ia langsung teringat kalau bucket bunganya masih di June. Ia mengambil ponselnya lalu mengirimi June pesan.

"Milk ngambil kasus yang susah makanya lama." Celetuk salah satu dari mereka.

"Dia mah pinter, kayaknya kalo gak susah gak afdol."

"Bisa minta tolong bokap nyokapnya, mereka kerja di rumah sakit gede."

Love yang mendengar tersenyum bangga, pacarnya memang sekeren itu. Ponselnya bergetar, setelah membaca pesan Love langsung beranjak ke luar.

"Juneee, Rachaaa makasihh ya." Love mengambil bucket bunga yang June bawa.

"Masih ujian?" Tanya June.

"Masih." Jawab Love sambil mencium bunga yang dia pegang.

"Loveee!!" Panggil View.

"Viewww!!! Ya ampun, bisa-bisanya ni anak baru muncul." Love langsung memeluk View.

"Mau ke kak Milk?" Tanya View.

"Iya, lo juga?"

"Iyalah, itu temen-temen gue juga." View menunjuk teman-temannya yang sudah berjalan mendahului. Setelah banyak drama memilih jurusan kuliah akhirnya View memilih masuk kedokteran, semua orang yang kenal View tidak percaya ia bisa masuk hanya dengan persiapan dua minggu.

"Oh, eh kenalin ini temen gue. Racha sama June." Love memperkenalkan kedua temannya itu.

"Ini View, dia temen SD SMA gue." Lanjut Love.

PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang