Apartemen Love
Sesaat setelah masuk Love berlari menuju kamarnya menghindari Milk yang terus menerus menciumnya. Milk yang melihat tingkah Love hanya bisa tertawa. Semakin terlihat menggemaskan bagi Milk.
"Udaaah sayang." Love menahan wajah Milk yang lagi-lagi ingin mencium dirinya. Milk semakin semangat menggoda.
"Kamu biasanya minta nambah terus kenapa sekarang gak mau sih? Mentang-mentang udah dapetin restu jadi gak mau lagi?" Milk langsung membaringkan badannya di ranjang.
"Gakk gituu, jangan ngambek dong. Capek tau gak, kamu sosor mulu." Love menghampiri Milk dan duduk di sebelahnya.
"Kan aku yang nyosor kok kamu sih yang capek?" Milk memegang tangan Love dan memainkan jari-jarinya, ia mendekatkan badannya ke badan Love.
"Kamu liat aja ni muka aku gimana? merah-merah bekas lipstik kamu." Love mendekatkan wajahnya agar Milk bisa melihat lebih jelas hasil perbuatannya. Milk langsung mengecup bibir Love lagi, Love langsung mencubit lengan Milk.
"Mandi sana, bentar lagi mama sama ayah ke sini." Ucap Love sambil mengelus pipi Milk.
"Ngapain? mandi bareng gak?" Lagi-lagi Milk menggoda Love.
"Ihh kamu nih, buruan sana gantian. Aku mau ngurusin kerjaan dulu." Love langsung beranjak meninggalkan Milk.
Dua puluh menit berlalu, Love yang menyadari Milk belum juga keluar kamar langsung menghampiri. Ia mendapati Milk sedang memandangi jari tangannya sambil tersenyum, Love yang melihat menahan tawanya. Sebegitu bahagianya Milk dengan apa yang sudah Love lakukan.
"Bentar lagi mama sampek lo, kamu mau ketemu mama kucel kayak gitu?" Tanya Love, Milk langsung menoleh ke arah Love lalu tersenyum. Ia langsung beranjak dari ranjang dan menghampiri Love. Love menahan wajah Milk yang mencoba untuk mencium dirinya lagi.
"Abis mandi aja. Sana buruan, pakek bajuku mau kan? Aku kemarin cuma nitip satu baju doang ke mama, aku pikir kamu bakal ikut mama sama papamu pulang." Love membuka lemari, matanya mencoba melihat seisi lemari. Ia menarik Milk untuk mendekat, ia mengambil beberapa kaos lalu mencocokkannya dengan ukuran badan Milk. Milk masih berusaha mencium Love namun Love langsung menutup wajah Milk dengan kaos.
"Pakek itu deh." Love tersenyum dan kembali keluar kamar untuk melanjutkan pekerjaannya.
"Buruannn, kalau gak mandi aku gak mau ya kamu cium-cium lagi." Teriak Love karena Milk belum juga keluar dari kamarnya.
Milk yang mendengar langsung keluar kamar dan menuju kamar mandi dengan wajah kesal. Love yang melihat tingkahnya hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil tertawa pelan.
"Kamu kok tumben sih jadi males gitu? Padahal dulu aku suka kamu marain kalo abis dari luar gak langsung ganti baju." Tanya Love saat Milk keluar kamar mandi.
Milk menghampiri Love yang sibuk dengan laptopnya, ia memeluk leher Love yang sedang duduk di kursi dari belakang. Love mengelus lengan Milk dengan salah satu tangannya dan tangan lainnya sibuk mengetik.
"Gak tau, aku pengen sama kamu terus. Kita nganggur aja berdua biar 24 jam bareng terus." Ucap Milk sambil memendam wajahnya di leher Love.
"Ya gak apa-apa sih, ntar kita mati kelaperan berdua. Biar sehidup semati."
"Kamu sibuk banget ya? aku kan kangen." Milk melepas pelukannya dan duduk di sebelah Love.
"Itu yang aku rasain dulu, pas lagi kangen kamunya sibuk. Mau manja-manja gak bisa, gak enak kan?" Tanya Love sambil menggoda Milk yang sudah meletakkan kepalanya di atas meja menghadap dirinya. Love yang gemas langsung mencubit pipi Milk. Ia memindah laptopnya dan ikut meletakkan kepalanya di atas meja menghadap Milk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan
FanfictionIni lanjutan dari cerita Bimbang. Setelah kebimbangan Milk akan perasaannya. Kali ini ia akan dihadapkan dengan masalah yang menjadi ketakutan terbesarnya. Akankah Milk bisa memilih Love hingga akhir? Dan akankah Love akan memilih Milk hingga akhir...