Bab 13

980 107 33
                                    

Dua bulan kemudian

Sejak malam itu, Love sudah mulai menerima semuanya. Saat bermesraan dengan Win ia tidak lagi membayangkan Milk. Ia yang sangat jarang bermanja dengan Win menjadi sering bermanja saat bersama Win. Ia juga mulai bersemangat saat menghabiskan waktu berdua dengan Win.

Love sudah tak lagi mengecek akun sosmed Milk. Ia juga sudah tidak lagi memakai kalung pemberian Milk. Ia mulai menghapus foto-fotonya saat bersama Milk, walaupun saat menghapus ia menangis semalaman. Milk sudah menemukan bahagianya, ia juga harus bisa bahagia.

Pagi itu ia bangun sudah ada Win di sampingnya, ia memeluk Win dari samping. Ia tak lagi menutup matanya, ia ingin berusaha mencintai Win sepenuhnya. Love mencium bibir Win, ini pertama kalinya ia mencium Win atas keinginannya sendiri. Love kembali memejamkan matanya.

.
.

Hari ini Milk akan menjalani Sumpah Dokter setelah sebulan lalu dinyatakan lulus ujian. Milk sempat ragu akan lulus karena pada saat ujian hati dan pikirannya kalut. Ia saat itu tidak bisa fokus belajar bahkan saat ujian pikirannya masih tertinggal di momen Love yang masih berharap dirinya kembali. Beberapa kali ia merasa menyesal karena menolak Love namun juga bersyukur karena bisa menolak. Ia beberapa kali mengecek akun sosmed Love yang sering memposting kebersamaannya dengan Win. Walaupun masih merasakan sakit namun Milk senang akhirnya Love bisa benar-benar melanjutkan hidupnya.

Kali ini ia meminta bantuan Ciize untuk merias wajahnya. Ia ingin terlihat sesederhana mungkin. Milk tau pasti Mamanya akan protes karena tidak memakai jasa MUA seperti Mamanya. Yang wisuda Milk tapi yang heboh malah Mamanya, batinnya.

"Lo gak makeup aja cantik apalagi makeup, gerogi gak lo?" Tanya Ciize yang sedang merapikan alis Milk.

"Biasa aja sih. Gue tau bakal lulus." Ucap Milk dengan bangga.

"Sombongg, mentang mentang bentar lagi udah resmi jadi dokter. Bakal langsung nikah gak nih sama dokter Sky?" Ledek Ciize.

"Apaan, gak lah. Kasian sih sebenernya tapi kalo gue terima tapi guenya gak sayang lebih kasian lagi."

.
.

Apartemen Love

Setelah mengantar Win keluar Love membaringkan badannya lagi di ranjang, ia memainkan ponselnya. Love teringat ucapan pacar Milk, bahwa ia akan menikah dalam waktu dua bulan. Sebenarnya ia sudah tidak ingin tau namun rasa penasarannya semakin besar karena Milk tidak mengundangnya. Love mengetik username Milk dalam kolom pencarian, ia melihat jumlah postingan Milk bertambah cukup banyak dalam 2 bulan. Love mengambil nafas panjang lalu menscroll akun Milk. Ia menyipitkan matanya karena takut postingan yang ia lihat sesuatu yang akan membuatnya merasakan sakit lagi. Namun ternyata semua fotonya hanya mempromosikan barang.

Love lega, namun ia kembali ragu. Bisa saja Milk tidak langsung mempostingnya. Ia kembali mengetikkan username akun Ciize, orang terdekat Milk yang ia kenal. Ciize tidak akan pernah melewatkan momen berharga untuk bahan sosmednya. Saat membuka akun sosmednya ia melihat foto Milk yang sudah resmi menjadi dokter, kali ini Love tersenyum lebar. Ia turut berbahagia karena ia tau perjuangan Milk tidak mudah.

Love meletakkan kembali ponselnya, ia melirik ke arah meja di kamarnya. Laptop Win tertinggal, tadi memang Win buru-buru karena kesiangan setelah semalaman begadang mengerjakan pekerjaannya. Ia mencoba menelfon Win karena ia takut laptopnya dibutuhkan Win, namun nomernya tidak aktif. Ia melihat jam di ponselnya. Ia beranjak mengambil laptop Win lalu mengambil kunci mobilnya. Karena mood Love hari ini baik setelah melihat Milk ia berinisiatif mengantar laptop Win, ia juga sudah lama tidak mengunjugi apartemen Win.

.

Love memencet kode akses pintu apartemen Win, Love tersenyum karena masih sama. Win masih memakai tanggal lahir Love. Ia membuka pintu lalu masuk. Love sempat menghentikan langkahnya karena melihat sepatu yang asing, ia sempat ingin keluar lagi karena takut Win sedang kedatangan tamu. Namun ia melihat sekitar tidak ada siapapun. Love membuka sepatunya, ia menyusuri setiap ruangan namun tidak menemukan Win. Apa mungkin Win masih di kantor, batinnya.

PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang