Bab 11

782 78 13
                                    

--------------------------------------------------------------------------------

Tiga Minggu setelah Love di lamar, persiapan pertunangan mereka sudah sembilan puluh persen. Semakin mendekati hari pertunangan perasaan Love samakin gelisah. Ia berusaha membuang jauh-jauh semua pikiran jeleknya. Hari ini, undangan pertunangan mereka siap disebar. Mereka hanya mengundang teman terdekat dan keluarga inti.

"Aku beneran boleh ngundang Milk?" Tanya Love saat melihat undangan untuk Milk.

"Boleh, lagian kamu udah punya aku." Ucap Win sambil tersenyum bangga.

Sebenarnya itu ide Win, tidak pernah ada dalam pikiran Love untuk mengundang Milk. Ia mulai memisahkan undangan untuk teman-temannya dan juga teman-teman Win. Win terlihat sangat bersemangat, ia sangat bahagia akhirnya bisa memiliki Love seutuhnya. Tidak dengan Love, semakin hari hatinya semakin ragu.

.
.

Apartemen Milk

Milk sedang mempersiapkan dirinya untuk mengikuti ujian. Sky turut membantunya belajar saat tidak ada praktek. Hari itu pun Sky membantu Milk. Entah sudah berapa gelas kopi yang Milk minum agar tetap terjaga.

"Kamu berapa hari gak tidur?" Tanya Sky saat melihat Milk menyeruput kopinya.

"Dari kemarin doang sih, bener kata kamu. Tidurpun masih belum bisa nyenyak, aku kepikiran tiap mau tidur. Ngerasa belum puas belajarnya." Ucap Milk sambil menepuk pelan pipinya.

"Gak baik, jangan berlebihan. Ntar pas ujian malah sakit."

"Gak bisaa, aku gak bisa tidur nyenyak." Milk meletakkan kepalanya di meja. Kepalanya terasa berat, matanya mulai menutup perlahan.

Sky berdiri dan melihat Milk yang sudah tidak bersuara. Ia menahan tawanya karena Milk sudah tertidur. Ia mengeluarkan laptopnya lalu melanjutkan pekerjaannya.

Terdengar bel berbunyi. Sky menghentikan ketikannya, ia melihat Milk yang masih tertidur. Sky beranjak menuju pintu dan membukanya.

"Iya? Cari siapa?" Tanya Sky dengan suara lembutnya.

Love mematung memandangi Sky, ia tau laki-laki itu. Laki-laki yang sama seperti di foto yang ia lihat di postingan Milk. Apakah mereka tinggal serumah, batinnya.

"Mbak?" Sky melambaikan tangannya karena tidak mendapat respon dari Love.

"Oh, sorry. Milk ada?" Tanya Love saat dirinya tersadar dari lamunannya.

"Ada, silahkan masuk." Sky membuka pintunya lebih lebar agar Love bisa masuk. Ia berjalan menghampiri Milk yang tertidur, dan membangunkannya dengan mengelus bahunya perlahan.

Love melihat mereka dengan gelisah, tangannya mulai mengepal menahan rasa sesak di dadanya. Ia meremas tasnya, ia ingin keluar dari ruangan itu secepatnya.

Milk mengangkat kepalanya, ia menggosok kedua matanya lalu melihat ke arah Sky sambil tersenyum. Matanya menemukan sosok lain di belakang Sky, ia menggosok lagi matanya memastikan itu nyata atau hanya khayalannya.

"Itu ada yang nyariin." Ucap Sky sambil merapikan rambut Milk yang menutupi wajahnya.

"Love? Ngapain?" Milk langsung berdiri.

"Ini aku mau--" Love melihat Sky.

"Aku beli cemilan dulu ya." Sky yang tau Love merasa canggung karena ada dirinya langsung berinisiatif keluar agar Love dan Milk bisa mengobrol dengan bebas. Milk mengangguk.

"Duduk Love." Milk membereskan buku-buku yang ada di atas meja.

"Maaf ya ganggu, kamu sibuk?" Tanya Love dengan canggung karena mereka sudah sangat lama tidak mengobrol.

PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang