"Oke kita siaran langsung aja .. , sekalian promosi tempat liburan paling keren menurut gua " ujar Veera sembari mengotak atik ponselnya.
Lavia menatap Bara yang masih terdiam menatap ponselnya , lalu tiba tiba terseyum. Nampak mengkhawatirkan .. ,
"Kenapa sih bar ?" Bara menoleh mendapati lavia di sisinya.
"Kak .. semalem videonya viral bgt ! Di repost banyak Akun besar ! " ujarnya semangat.
Lavia menganggukan kepalanya , pantas saja pagi tadi ponsel Bara sangat berisik. Ternyata ini penyebabnya,
"Kak , punyamu nggak di teror ? Harusnya banyak notif masuk deh " ujar Bara
"Kenapa ?"
"Kakak juga nyebarin fotonya ? Apalagi semalem ngetaq aku " ujar Bara.
Lavia mengeluarkan ponselnya, dia menatap ribuan notifikasi dengan mata melotot.
"Bar .. " panggilnya dengan wajah terkejut.
Bara mendekat , dia kemudian tertawa melihat Lavia juga ikut di teror netizen.
"Woyy busettt Lav ! Napa ini jadi banyak banget yang nonton gua ? " Veera berseru.
Lavia menatap horor pada veera , gadis itu sepertinya juga merasa horor. Veera mendekat pada mereka , membisikkan sesuatu pada telinga Lavia ...
"Si bule itu lagi nonton .. " bisiknya.
Lavia menatap Veera semakin horor , kedua orang itu mendekat melihat siapa saja yang melihat live mereka. Membaca komentar satu persatu ,
"Oke ... , kita biasa aja . Anggap aja mereka angin , nggak usah baca komen mereka " ujar Lavia yang di angguki oleh Bara dan Veera.
Jujur saja , ke 3 orang ini memang tidak pernah suka menjadi pusat perhatian. Dalam bentuk apapun itu , kamera di ubah menjadi kamera belakang. Menampakkan hamparan awan di sekeliling mereka , Bara yang mulai menerbangkan Drone untuk merekam dari atas.
●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●
Lavia memang niat banget buat naik ke bukit ini. Satu satunya healing terbaik setelah kejadian itu, adalah menikmati alam.
"Gua tau ngga ada yang baik baik aja setelah kejadian itu lav ". Veera merangkul Lavia yang duduk di sampingnya. Bara memotret dari belakang 2 sahabat yang sedang saling rangkul itu.
"Emang ngga ada yang baik ra, tapi memperlihatkan semua itu juga ngga bakal memperbaiki apapun" ujar Lavia.
Veera terbungkam, rasanya aneh. Soalnya emang biasanya dia yang cerita segala macam hal dengan Lavia. Dan bukan bakatnya merayu seseorang untuk menceritakan rasa sakitnya.
"Setidaknya, lu bisa cerita apapun ke gua ". Dan pada akhirnya hanya kata kata itu yang dapat dirinya katakan pada Lavia.
Lavia tersenyum,
"Cukup kaya gini, semua udh buat gua semakin ringan"ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
E D G E
Random"Bukan suatu yang mustahil untuk jatuh cinta secara tiba tiba " -Justin Quincy Hubner-