EDGE -18-

133 10 4
                                    

   Satu rumah di buat bingung dengan sikap Gava yang tiba tiba berubah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


   Satu rumah di buat bingung dengan sikap Gava yang tiba tiba berubah. Anak kecil itu enggan di ajak bicara selain dengan Hava. Sedangkan Havana sedang keluar rumah sejak tadi.

  Siang hari yang biasanya ramai dengan suara Gava sedang bermain. Kali ini sangat sunyi, suara tv yang menayangkan kartun spoon berwarna kuning itu memenuhi ruang tengah.

  Marisa duduk menemani Gava, dia sedikit khawatir. Gava seperti sedang dalam mood buruk. Grandma sudah mengajaknya untuk pergi ke kebun, biasanya Gava akan sangat gembira pergi ke kebun. Tapi kali ini, dia hanya menggeleng.

"Avaa pulang .. "

  Seruan itu membuat marisa menoleh menatap Hava yang baru saja masuk. Tapi kali ini , melirik pun tidak .. Gava fokus menonton. Havana mendekati gava dan mengecup keningnya singkat.

  Tubuhnya terasa sangat lelah, dia duduk di samping sang mamua. Mendapati lirikan tajam, dia menatap dengan heran.

"Kenapa ma ?"

"Gava kenapa ? Sejak tadi diam saja .. " ujar Mamua.

  Havana menggeleng , mungkin saja itu karena semalam Gava bertemu dengan Damian. Havana penasaran dengan perasaan Gava, Penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi antara pangeran kecil itu dengan Daddy nya.

  Mendapat jawaban tak memuaskan, marisa kembali menghela nafas.

"Gava , udh makan ?" Hava bertanya sembari menaikkannya ke pangkuan.

"Yes " jawabnya.

"Ingin membeli snack ? "

"No "

"Ingin melihat hewan ? Ava melihat peternakan di ujung jalan baru saja buka " ujar Hava tak habis cara untuk mengajak anak itu agar kembali aktif.

"No "

   Mata coklat dengan pandangan polos itu menatap Ava nya dengan cemberut.

"I don't want anything ava  "ujarnya dengan bibir sedikit melengkung.

"why ? What happened gava ?" Ujar mamua.

  Mata coklat itu melirik sekilas pada mamua, lalu kembali fokus pada Havana. Havana menatap mata coklat itu, perasaan tak nyaman tiba tiba muncul membuatnya segera mendekap anak itu.

  Havana menggeleng pada sang mamua. Saat ini , Gava tidak bisa di tanya tentang perasaannya.

"No problem , kita bisa melakukan semuanya lain kali. Sekarang Gava bisa duduk di sini bersama Ava , Ava akan memeluk gava dengan erat " ujar Havana.

  Marisa mengusap kepala Gava yang bersandar di dada havana. Dia yakin putrinya bisa menenangkan anak itu , tapi tetap saja dia khawatir.

"Ingin makan ? Mamua akan mengambilkannya ", Marisa ingat Havana pergi pagi pagi sekali tadi , sampai saat ini pasti belum makan.

E D G E  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang