EDGE -22-

126 14 8
                                    

Surat pengadilan telah datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Surat pengadilan telah datang ..

Lavia menatap secarik kertas itu dengan bolak balik. Tangan kanannya tidak ada memberi aba aba apapun tentang kedatangan surat ini.

Semuanya sudah terpenuhi, tinggal meminta persetujuan Gava sendiri.

Lavia memegang kepalanya yang terasa berdenyut, kenapa rasa inferior ku selalu datang mengenai Gava ..

  Mamua berjalan menuju Havana yang duduk sembari memegangi kepalanya. Dia menarik secarik kertas yang sejak tadi di bawa oleh Havana.

"Surat pengadilan ?" Ujarnya heran.

  Dia membuka surat itu dan membacanya dengan seksama.

"Apa salahnya sayang ?" Ujar mamua saat melihat havana masih dengan posisi tadi.

"I'm scared, Maa .., what if Gava doesn't want to?"  Jawab lavia, dia menegakkan kelapanya.

"Rasa takutmu tidak beralasan, Gava tahu mana orang yang benar benar menyayanginya. Dan dia sangat tahu itu .. . Jangan pikirkan bahwa gava akan begitu saja dengan mudahnya pergi darimu"

"Gava itu anak yang pintar , dia jenius sayang !" Ujar mamua.

  Lavia masih enggan, rasa inferior dalam dirinya semakin kuat.

"Jika tidak ada yang bisa kau percaya, setidaknya percaya pada Gava. Dia tidak akan memilih orang yang telah membuangnya " ujar mamua.

Lavia meraup wajahnya kasar, mendaratkan tubuhnya pada pelukan sang mamua.

"This is very hard for me "

__________________________________________________________

  Dari dinding kaca kamar ini , Justin bisa melihat bahwa Hujan tengah turun dengan deras. Udara dingin masuk ke dalam kamarnya , bahkan ubin marmer terasa sangat dingin ketika di pijak.

  Justin duduk sembari mengangkat satu kakinya ke atas sofa. Bersandar nyaman sembari melihat beberapa pesan masuk dalam ponselnya.

  Jadwalnya berubah ..

Klik ...

  Mata tajam itu melihat pintu kamarnya yang terbuka.  Menampilkan Lavia dengan kaos putih dan juga rambutnya yang di jepit sedikit berantakan.

"Can I join?" Suara lembut itu terdengar, dalam waktu singkat .. dia benar benar terbiasa dan akan merindukan suara ini.

  Justin mengangguk dan menepuk sofa di sebelahnya. Lavia datang padanya, dan duduk di sebelahnya sembari menyandarkan kepalanya di pundak Justin.

Satu kata , Nyaman.
 
Itulah yang sebenarnya lavia rasa. Sangat berbeda, di mana kamu merasa sangat berat dengan semua beban di otak dan pundakmu .. lalu kamu melepaskannya hanya dengan bersandar pada seseorang.

E D G E  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang