"Whatt ?! lu sama dia jadian ?"
Suara veera menggema dalam kamar lavia. Setelah beberapa hari mereka seperti hilang kontak, seharian ini baik Veera ataupun Lavia menceritakan semua yang telah terjadi.
Mata veera menatap Lavia terbelalak,
"Belum, mana ada kita jadian raa. Dia aja nggak ada bilang apapun sama gua. Kek mana ya .. , semua kelakuan dia tuh mencerminkan perasaannya .. tapi dia sendiri belum jujur bilang sama gua"
"Ck, nggak jelas bgt !"Lavia melotot pada sahabatnya itu,
"Apa lu ?! Bisa bisanya lu segampang itu sama justin padahal dia belum negasin apapun" ujarnya telak membuat Lavia hanya terkekeh.
Emang bodoh , lavia juga tidak tahu kenapa hatinya sangat condong untuk selalu menerima justin. Bahkan perasaan tak nyaman itu selalu hadir, saat dia ingin mengacuhkan pria itu tanpa alasan yang jelas dan benar.
Mendapati Lavia yang hanya tersenyum , veera memutar matanya malas. Dia jadi sadar bahwa sebenarnya lavia dan dirinya itu sama dalam hal kebodohan. Jika sudah menginginkan seseorang , merasa nyaman, dan Hatinya dengan kuat mengatakan iya !. Mereka sama sama tidak bisa mengabaikannya."Oke fiks, gua setuju" jawab Veera sebenarnya dengan berat hati. Gimana ngga berat hati ? lavia mungkin tidak merasa trauma atas cintanya yang gagal . Tapi Veera trauma ! Trauma jika Lavia gagal lagi dan akan pergi dari sisinya lebih lama lagi.
Lavia tersenyum senang, baginya siapapun yang ingin mendekatinya ataupun .. siapapun yang ingin dia dekati, harus mendapatkan Izin dari Veera. Alasannya adalah Agar tidak terjadi permusuhan ataupun kebencian di antara mereka. Karena pasangannya pasti akan bertemu dan bergaul dengan Veera, maka karena itu Veera harus setuju.
"Tapii .. " lanjut veera.
"Setelah gua pikir pikir kasian banget si damian jadi sad boy " ujar veera dengan senyuman.
Lavia menyentuh kepalanya pusing, sepertinya Veera benar benar tertarik dengan Damian.
"Terserah deh .. " sahut lavia membuat veera tersenyum lebar.
"Okeee besukk gua sampai di tempat luu .. , jangan lupa beresin kamar guaaa " ujar gadis itu sebelum menutup panggilan.
Lavia tersenyum senang, rasanya lega setelah mengutarakan semuanya dengan jujur. Lega, saat tahu bahwa Veera baik baik saja setelah apa yang terjadi terakhir kali.
Walaupun akhirnya veera memilih pergi dari sana untuk menghindari Aidan. Yah ... , itu adalah tindakan yang benar. Karena terus ada di sana hanya membuatnya sakit hati karena melihat interaksi damian.
Hatinya mungkin sudah sakit berkali kali , tapi akalnya masih belum berfungsi. Tapi tidak , Veera nya sudah kembali. Bukan seorang bucin tololnya Aidan yang sudah memiliki Istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
E D G E
Random"Bukan suatu yang mustahil untuk jatuh cinta secara tiba tiba " -Justin Quincy Hubner-