"Avaa .. "
Gava turun ke bawah di susul oleh justin. Sudah 4 hari Justin berada di rumah ini, selama itu .. Gava terus bersamanya. Rencananya hari ini mereka akan keluar , pergi ke taman bermain atau ke mall.
Hari hari yang lalu, mereka sering keluar di sekitar kompleks entah untuk olahraga atau sekedar membeli makanan.
"Lets goo "
Lavia tertawa saat tangannya di tarik oleh gava masuk ke dalam mobil. Justin duduk di balik kemudi , di ikuti Lavia dan Gava yang duduk di sampingnya.
"Ava .. , I want to play ball with Justin " ujar Gava sembari menatap Lavia.
"Want to play football?, Haven't you been playing that since yesterday?" Tanya Lavia heran.
"Not at home, I want to be at the beach... like Uncle Dany used to be"
"Then tell Justin " jawab lavia. Justin melirik dua orang itu , dia melihat Gava yang kini sedang menghadap padanya.
"Can we do it?" Tanya Gava
"Of course Boy " jawab justin.
Gava bersorak senang, membuat kedua orang dewasa itu tersenyum.
"We'll do it last okay? We'll go there in the afternoon" ujar Lavia.
"Yes yes yes .. iam very happy "
Senyuman juga terukir di wajah Justin, sangat menyenangkan dengan Gava. Dia teringat , beberapa hari lalu dia pernah bertanya pada gava kenapa tidak memanggil lavia dengan mommy. Tapi jawaban bocah itu membuat Justin bingung.
"Ava is ava , not mommy "
Dia sama sekali tidak menanyakan tentang ayah Gava, sebab semua orang terlihat tidak suka dengan kata itu . Terlebih saat Lavia menangis ,saat itu mengatakan bahwa dia takut Gava akan memilih dia , yg justin tidak ketahui siapa si dia ini .
Sesampainya di mall , mereka langsung pergi ke area bermain. Mencoba setiap permainan itu dengan semangat , terkhusus Gava. Lavia sesekali ikut bermain menemani Gava.Setelah ke tiganya lelah , Lavia membawa mereka ke kedai es krim. Berbelanja 3 cup eskrim besar yang di bawa oleh Lavia , sedangkan justin menggandeng tangan Gava.
Mereka keluar dari Area mall dengan mobil , menuju ke salah satu restoran pinggir pantai.
"You know this place?" Lavia melihat bangunan familiar di depannya, alisnya sedikit mengkerut saat menyadari Justin memarkir mobilnya di sana.
"Yes.., one of my friends recommended it. "
Justin melepas seatbelt nya, melihat respon Lavia dan juga Gava yang hanya terdiam. Mata biru itu menatap Justin dengan polos,
"This is grandpa's resort " ujar bocah itu sembari mengerjap pada justin.
Mata abu abu itu menatap lavia yang kini sedang mengangguk , menyetujui ucapan Gava. Seketika tawa pecah di dalam mobil ,
KAMU SEDANG MEMBACA
E D G E
Random"Bukan suatu yang mustahil untuk jatuh cinta secara tiba tiba " -Justin Quincy Hubner-