Pict. DAMIAN HUBERT
"Tuan "
Iris berwarna biru terang itu menatap pada sang bawahan , tiada riak dalam tatapan itu. Ekspresinya terlihat sedikit muram.
"Dami .. , Damian !
Jangan terlalu jauh .. aku takut jatuh ""Apa aku terlihat gendut ?"
"Sepertinya .. Gaunku akan sangat indah "
"Aku ingin pergi ke el malecon"
Ingatan masalalunya bersama Lavia kembali terputar, bahkan suara gadis itu masih terdengar berdengung di telinganya.
Vincent , atau lebih tepatnya vincent chastin. Mengalihkan pandangannya dari Damian yang menatapnya. Dia berjalan dengan tenang menuju sofa seberang meja kerja Damian.
Pemandangan di luar kaca besar yang tembus pandang di ruangan itu, lebih menarik dari pada menatap Atasannya yang tengah berduka dan terluka. Dan sedikit gila ,
Damian kembali menelungkupkan kepalanya di atas meja. Pria berwatak dingin dan tertutup itu kembali tenggelam dalam pikirannya sendiri. Cegukan tiba tiba datang, mendominasi suara dalam ruangan yang sangat senyap.
Andai saja waktu itu tak terjadi ..
Sejak Awal, akar permasalahannya adalah kebencian Mommy dan juga Hazel yang terus saja berusaha mendekatinya. Ya, mommy membenci keluarga Lavia.
Semua yang terjadi di masa lalu hanya salah faham antara keluarga hubert dan juga Grandpa Lavia. Tapi semua itu sudah selesai, Namun sifat mommy yang Sombong dan Arogan itu tidak mau mengakui kesalahannya.Kebencian terus tumbuh di Hatinya, membuat buta bahwa Lavia adalah Gadis yang baik.
"Sepertinya aku memang tidak seberharga itu di matanya, hingga wanita jahat itu berani menghancurkan hidup putranya sendiri " bibirnya tertarik membentuk senyuman pahit.
KAMU SEDANG MEMBACA
E D G E
Random"Bukan suatu yang mustahil untuk jatuh cinta secara tiba tiba " -Justin Quincy Hubner-