BTB 5

566 117 18
                                    

Alunan nada indah dari lagu Let It Go salah satu soundtrack film Frozen itu menggema di sebuah ruang kelas yang berisi delapan orang anak. Janitra yang menjadi pusat perhatian anak-anak tersebut  terlihat sangat lihai memainkan jari lentiknya pada tuts piano di hadapannya.

"..let the storm rage on.. the cold never bothered me anyway.."

Janitra mengakhiri nyanyiannya dengan tepuk tangan kecil. Hari ini ia sengaja menghabiskan seharian waktunya untuk berada di Serenity, sekalian saja ia turun langsung untuk berinteraksi dengan anak-anak didiknya. Kali ini wanita dengan balutan dress putih dengan motif bunga yang dilapisi cardigan rajut berwarna senada tersebut sengaja mengambil kelas piano, mengingat kemampuannya yang lumayan bagus untuk alat musik satu itu.

 Kali ini wanita dengan balutan dress putih dengan motif bunga yang dilapisi cardigan rajut berwarna senada tersebut sengaja mengambil kelas piano, mengingat kemampuannya yang lumayan bagus untuk alat musik satu itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Miss! Minggu depan mau lagi dong diajarin sama Miss."

"Iya, Miss! aku juga mau!"

"Nyanyikan lagu lain, Miss! aku mau lagu Twinkle Twinkle!"

Berinteraksi dengan anak-anak sekecil mereka seperti sebuah healing bagi Janitra, sedari ia memasuki kelas ini hingga sesi kelas yang harusnya sudah berakhir ia tidak bisa menghentikan senyumnya. Ada rasa bahagia yang luar biasa dirasakannya ketika melihat bagaimana anak-anak itu senang akan kehadirannya. Padahal dalam satu minggu ia hanya datang dua kali, itupun jika sempat.

"Iya, nanti ketemu lagi, ya.. Sekarang kelas pianonya sudah selesai." janitra menatap satu persatu wajah-wajah polos di hadapannya, "See you next week, okay?" tambahnya dengan suara riang sambil mengacungkan kedua jempolnya.

"Okay, Miss!"

Mereka kemudian satu persatu memeluk Janitra yang berjongkok di depan kelas sebelum meninggalkan ruangan menuju ke orang tua masing-masing yang sudah menunggu di luar.

Janitra sedikit terkejut ketika anak terakhir di kelasnya tiba-tiba saja mencium pipinya sesaat setelah memeluk lehernya erat.

Anak perempuan berusia lima tahun dengan rambut ikal yang terkuncir itu tersenyum, membuat kedua matanya menyipit seperti garis melengkung. "Aku cium Miss nggak apa-apa?"

"Nggak apa-apa kok. Emang kenapa kamu cium Miss tiba-tiba?" Janitra yang masih berjongkok menyentuh gemas pipi gembul anak perempuan itu dengan jari telunjuknya.

"Miss Jani cantik sekali mirip princess yang sering aku tonton pakai ipad Om Ta."

Janitra tertawa mendengar jawaban yang begitu terdengar lugu dari mulut gadis kecil tersebut, seperti Janitra akan mengenali siapa 'Om Ta' yang gadis kecil itu sebut barusan.

"Nama kamu siapa?"

Serenity memiliki banyak anak didik yang tiap bulan jumlahnya bisa saja bertambah atau berkurang, jadi jangan heran jika Janitra tidak bisa menghafal satu persatu nama mereka.

Bite the BulletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang