aku publish ulang ya, ada typo dikit tadi🫠
.....
"Seriously, Janitra?!"
"Wah.. ada gila-gilanya juga lo."
Janitra memejamkan kedua matanya. Sudah bisa menduga akan respon Gayatri dan Krissa ketika ia selesai menceritakan apa saja yang terjadi antara dirinya dan Shapta. Terutama tentang pertemuannya dengan pria itu kemarin. Janitra tidak akan mendadak amnesia kalau kemarin ia mengiyakan ajakan pdkt dari Shapta. Bahkan sekarang ia merasa sedikit geli menyebut hubungannya dengan bungsu Adyadhana itu dengan sebutan pdkt.
memangnya mereka bocah kasmaran?
Lagi pula Janitra sudah memikirkannya dengan baik walaupun itu semua tidak sejalan dengan keputusannya di awal. Tidak ada salahnya untuk bersantai sebentar dari ketegangan hidupnya selama lima tahun terakhir yang isinya hanya kerja, kerja dan kerja. Bersantai yang dimaksud Janitra disini bukan pergi liburan dan memanjakan dirinya di sebuah villa mewah di Bali, tapi bersantai—dengan tanda kutip— seorang Shapta Chalid Adyadhana dan melibatkan perasaan.
Perasaan, ya?
Kapan Janitra tidak asing dengan hal satu itu? Dua bulan yang lalu ketika ia dan Damar sibuk saling menumpahkan kasih sayang satu sama lain sambil menata masa depan— yang dengan teganya sang Mama hancurkan— itu?
Tidak ada salahnya membuka hati lagi 'kan? Mantan kekasihnya saja sudah bersama orang lain jauh sebelum Janitra mengenal Shapta sendiri.
"Bisa nggak usah seheboh itu? Gue cuma ngeiyain niat Shapta yang mau deket sama gue, girls! Bukan mau ijab qobul sama doi besok." ucap Janitra santai sambil memeperhatikan kuku-kukunya yang dilapisi nail art yang baru saja ia pasang beberapa jam yang lalu.
Janitra mengajak kedua sahabatnya untuk lunch di salah satu restoran seafood terkenal yang letaknya tidak jauh dari Flairverve, butiknya yang di Jakarta. Untung saja baik Krissa ataupun Gayatri juga tidak memiliki kesibukan yang berarti sehingga mereka bisa berkumpul sekarang. Janitra memutuskan untuk menceritakan semuanya tentang kedekatannya dengan Shapta serta progres hubungannya ke depan.
Itu pun jika berhasil, kalau tidak? Ya sudah, masih banyak ikan di laut.
"Sedikit suprised, Beb, Janitra dan Shapta loh ini, dua orang anti public attention lagi mengusahakan sebuah hubungan!"
"Adyadhana and Suroto collaboration sounds good, Jan. Nggak kebayang gonjang ganjing publik kalau sampai ke-spill. Jangan lupa juga seseneng apa Tante Widya kalau bungsu Adyadhana bakal jadi her son in law soon to be."
Janitra meringis ngeri mendengar ucapan Gayatri dan Krissa yang mendadak membuat perasaannya tak nyaman.
"Pikiran lo kejauhan, Krissa." Janitra tidak bisa mengelak kalau ucapan Krissa barusan adalah kebenaran.
Shapta Chalid Adyadhana adalah representatif calon menantu yang sang Mama idam-idamkan. Janitra sudah bisa membayangkan bakal seheboh apa Mamanya jika mengetahui hal ini.
Jangan sampai wanita yang melahirkannya itu tahu. Cukup kedua sahabatnya saja. Belum tentu hubungannya berhasil juga 'kan? Siapa yang tahu jika Shapta adalah seorang womanizer kelas hiu yang Janitra hindari selama ini? Kalau memang benar berarti Janitra harus bersiap-siap untuk dilepeh setelah pria itu sudah membuat rasa ego dan penasarannya kenyang.
Janitra akan menanggung apapun resikonya nanti. Tunggal keluarga Suroto itu sendiri yang dengan sadar mencemplungkan diri, dia harus siap menerjang arus kalau perlu mati tenggelam sekalian.